Orang bijak
bilang kalau ‘masa lalu sama sekali nggak menentukan siapa kita saat ini”. Kesalahan
masa lalu justru bisa membuat seseorang jadi jauh lebih baik di masa depannya. Jadi
pribadi yang lebih baik dan maksimal dalam hidupnya. Kita semua punya masa lalu, termasuk cowok atau cewek yang lagi kita taksir.
Kamu mungkin
pernah mengalami pengalaman berkenalan sama seseorang. Awalnya, kamu masih nyaman-nyaman
aja berteman dengannya karena bagian luarnya tampak baik-baik aja. Sampai di
satu titik, dia mengakui satu fakta yang cukup menyakitkan, tentang masa
lalunya yang cukup miris, apalagi kalau hal itu berhubungan tentang kehidupan seksual atau hubungan yang salah di masa lalu.
Saat kamu
diperhadapkan dengan seseorang, bilang saja cowok atau cewek yang lagi dekat sama kamu, apa yang harus kamu lakuin? Menolaknya atau menerima dia yang saat ini?
Inilah tindakan penting yang perlu kamu lakukan:
Ketahui lebih dalam soal perubahannya di masa lalu dengan saat ini
Entah itu kesalahan
atau ketidaksengajaan di masa lalu, seseorang yang mengakui masa lalunya dan memilih berubah adalah hal yang paling penting.
Ada banyak orang
yang keliru dalam menghadapi seseorang dengan latar belakang masa lalu yang salah.
Ada banyak diantaranya yang lebih menghakimi daripada menerima. Ada juga yang memilih untuk tak peduli lagi dengan orang semacam ini.
Perlu diingat
bahwa, nggak semua orang yang masa lalunya buruk hidup dengan masa depan yang buruk
pula. Ada sebagian diantaranya memilih untuk bertobat dan berubah sepenuhnya. Masa lalu sama sekali nggak lagi mampu mendikte siapa dia saat ini.
Jangan terus menghakimi masa lalunya tapi pandanglah dia sebagai pribadi yang sudah berbeda
Menghakimi masa
lalu seseorang hanya akan membuatnya tak lagi menjadi dirinya sendiri. Karena kamu
kembali membongkar masa lalunya dan menempatkan dia diposisi di masa lalunya. Padahal dia sendiri bukanlah pribadi yang sama seperti di masa lalunya.
Sekalipun dia menanggung risiko atas masa lalunya saat ini, bukan berarti kamu berhak mengasarinya
Mereka yang
jatuh dalam dosa seksual di masa lalu mungkin akan menerima risikonya, seperti
terjangkit penyakit HIV atau penyakit herpes. Saat mereka dengan jujur mengatakan
hal itu, bukan berarti kamu harus menolaknya mentah-mentah. Jika kondisinya memang
membuatmu tak mau mengambil risiko setidaknya sampaikanlah penolakan yang cukup
halus. Bila perlu jadilah teman dan pendukung baginya, menemaninya menjalani perawatan medis dan membantunya memenuhi kebutuhan lain yang dia perlukan, termasuk doa.
Terimalah dia sebagaimana dia adanya saat ini
Kalau ternyata
kamu sudah berhubungan serius dengan seseorang yang masa lalunya semacam ini dan
dia baru memberitahumu saat semuanya sudah terlalu jauh, apakah kamu akan memutuskannya?
Ada dua pilihan yaitu antara mengakhiri hubungan atau menerima masa lalunya. Tapi
apakah rasional kalau kamu memutuskannya hanya karena masa lalu yang nggak lagi
berkaitan dengan hidupnya saat ini? Kamu sama sekali nggak bisa mengubah masa lalunya,
jadi terimalah itu dan bersyukurlah karena bisa mengenal dia yang sudah tak lagi sama dengan masa lalunya.
Orang-orang
yang punya masa lalu semacam ini tentunya akan selalu dihantui dengan perasaan bersalah
atau kecewa sama diri sendiri. Mereka juga akan selalu dihantui perasaan insecure setiap kali akan mulai membangun
hubungan yang baru karena mereka takut ditolak dan takut dihakimi. Untuk itulah
penting bagi kita untuk menerima orang-orang dengan masa lalu semacam ini. Sebagai
orang yang sama-sama nggak sempurna, harusnya kita bisa saling menerima dan belajar
bertumbuh dalam kebenaran sesuai dengan yang difirmankan Tuhan.