Kenapa Menghadiri Pemakaman Itu Penting Bagi Orang Kristen?

Kata Alkitab / 8 September 2017

Kalangan Sendiri

Kenapa Menghadiri Pemakaman Itu Penting Bagi Orang Kristen?

Lori Official Writer
12570

Menghadiri pesta pernikahan bisa mengingatkan kita bahwa ikatan pernikahan itu suci. Sama halnya dengan berziarah ke pemakaman dimana hal ini mengingatkan kita bahwa hidup itu seperti uap yang suatu hari akan menghilang.

Saat kita mendengar pengumuman kematian seseorang di gereja, aku pun terpikir kalau suatu saat nanti kematianku pun akan diumumkan seperti itu.

Saat seseorang meninggal, kita juga suka berkata ‘si anu sudah meninggal loh” atau “turut berduka cita atas kematian si anu..”

Kematian adalah realitas yang nggak bisa kita hindari. Semua orang akan mati! Itu adalah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Tapi tentu saja bagi orang Kristen, kematian itu sendiri justru adalah awal babak kehidupan yang baru bersama Tuhan.

Realitas tentang kematian

Ada banyak penyebab seseorang meninggal. Ada yang meninggal karena perang, kekerasan, sakit penyakit, dan bahkan karena usia. Beberapa meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Beberapa lainnya di usia muda dan juga lanjut usia. Tapi kebenarannya, usia bukan hal paling utama dari sebuah kematian.

Bagaimanapun caraku meninggal, dan kapanpun hal itu terjadi, kapanpun aku menutup mata, aku akan dibangkitkan oleh terang, kasih dan sukacita dihadapan Yesus. Inilah yang terpenting dari akhir kematian.

Nggak peduli bagaimana kita mati dan kapan waktunya, kita hanya perlu memilih salah satu dari dua pilihan yang disediakan Tuhan yaitu mati dalam keberdosaannya atau mati di dalam Tuhan.

Yesus berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8: 12)

Bayangkanlah ayat di atas dengan visualisasi, dimana kita semua sedang berada di suatu terowongan gelap. Kemudian kita melihat ada sesosok pria yang membawa cahaya, dan dia menuju ke arah kita, berjalan melalui terowongan itu. Jika kita memilih mengikutinya, maka kita akan berjalan di cahaya itu. Tapi jika kita menolak mengikutinya, maka kita akan tertinggal jauh dan kita akan selamanya berada dalam kegelapan.

Inilah kebenaran yang disampaikan Yesus tentang diri-Nya sendiri. Kehidupan ini akan berakhir. Setelah kita mati, kita akan kembali memulai kehidupan yang baru. Di luar dunia ini, ada suatu tempat dimana cahaya itu ada. Karena Kristus ada di sana, di sana nggak ada sama sekali gelap. Tempat itu penuh cahaya, cinta, damai dan sukacita. Tapia da juga dunia lain selain itu, di sana yang ada hanya kegelapan, kebencian, kekacauan dan kesengsaraan karena Kristus, si pembawa cahaya, nggak tinggal di sana.

Mati dalam dosa vs Mati dalam Yesus

Nggak ada yang lebih tragis dari memilih mati dalam dosa-dosa kita. Apakah kamu mau tinggal di tempat gelap nan mengerikan semacam ini? Apakah saat kematianmu, kamu lebih memilih mati dalam keberdosaanmu?

Konsekuensi ini bisa terjadi pada kita kalau kita memilih untuk tidak percaya Yesus Kristus. Dosa membuat kita terjebak dalam kematian yang sia-sia. Sebaliknya, kita akan memperoleh pengharapan akan hidup kekal kalau kita benar-benar percaya dan mengikut Yesus.

Kepercayaan inilah yang disebut dengan iman. Iman adalah suatu ikatan antara kita dan Yesus sendiri. Kita memberikan diri untuk Dia dan Dia pun akan menyerahkan diri-Nya untuk kita. Yesus adalah juruslamat maupun sahabat. Dia juga adalah tuan dan juga Allah. Dan saat kita mau jadi milik-Nya, rumah-Nya adalah milik kita.

Yesus sendiri adalah pribadi yang hidup tanpa dosa. Bisa dibilang kalau Dia itu suci. Bahkan sampai kematian-Nya, Yesus sama sekali tanpa dosa. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2: 24)

Yesus sendirilah yang telah menanggung pelanggaran kita (Yesaya 53: 6). Faktanya inilah yang berlaku bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kematian-Nya adalah cara yang dipilih Allah untuk menanggung dosa kita dan kita akan bebas selamanya dari hukuman dosa itu.

Karena itu, percayalah kepada Yesus, peluk Dia, terima Dia, ikuti Dia dan kamu tak lagi mati dalam kemelut dosamu. ““Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” (Wahyu 14: 13).

Sumber : Crosswalk.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami