Cinta Itu Bicara Soal Menerima Kekurangan, Bukan Cuma Menikmati Kelebihan
Sumber: Relevantmagazine.com

Single / 5 September 2017

Kalangan Sendiri

Cinta Itu Bicara Soal Menerima Kekurangan, Bukan Cuma Menikmati Kelebihan

Lori Official Writer
6908

Membangun hubungan dengan orang lain penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Hal inilah yang dialami oleh setiap orang yang sedang menjalin hubungan berpacaran. Mustahil sebuah hubungan akan survive kalau hanya dijalani dengan modal cinta semata, karena kenyataannya akan ada banyak perbedaan yang harus saling dimaklumi bersama.

Salah satu perbedaan yang paling banyak menimbulkan konflik dalam hubungan adalah saat mendapati si dia punya karakter, pemikiran, masa lalu atau tindakan yang nggak habis dipikir. Saat kamu mengaku mencintai si dia sepenuhnya, berarti kamu pun rela untuk menerima semua kekurangan yang dia punya.

Apakah kamu masih suka menghakimi atau menyalahkan si dia karena beberapa tindakannya yang nggak sesuai sama keinginanmu? Mulailah untuk pelan-pelan menerima segala yang ada di dia.

1. Latihlah diri untuk lebih berbelas kasih

Cinta harusnya menghasilkan belas kasihan yang besar. Saat kamu benar-benar mencintai seseorang, itu artinya kamu harus menunjukkan rasa belas kasih yang besar atas dia, tak peduli betapa mengesalkannya tingkah atau perkataannya.

Entah itu pacar, entah itu keluarga atau teman dekat, kamu perlu menunjukkan belas kasihan itu ke semua orang. Belajarlah teladan Yesus yang penuh belas kasih dan yang mau mengasihi kita (manusia yang suka mengesalkan, suka komplain dan marah-marah sama Tuhan). Bayangkanlah bahwa hubunganmu dengan si dia ibarat, hubungan Yesus dengan kita. Menerima adalah intinya.

2. Kontrol amarah dan emosimu

Kita sebagai manusia mudah sekali tersulut emosi. Apalagi kalau menyangkut tingkah laku seseorang di sekitar kita. Ingatlah bahwa emosi nggak akan bisa mengubahnya, justru malah membuat situasi semakin menjadi-jadi. Dengan kata lain, reaksi negatif akan menghasilkan hal negatif. Sebaliknya, saat kamu menunjukkan reaksi yang positif maka hasilnya akan positif. Misalnya, saat dia mulai marah-marah atau ngomel ini itu, balaslah dengan jawaban yang positif dan tenang. Atau ambil waktu untuk saling mengoreksi diri.

3. Jangan ngotot dan merasa lebih benar

Pada dasarnya, manusia itu egois karena kita lebih fokus dengan diri kita, pendapat dan pandangan kita sendiri. Sementara orang lain kita anggap salah. Sikap ini sama sekali jadi ancaman dalam sebuah hubungan. Sebaliknya yang dibutuhkan adalah sikap untuk lebih rendah hati terhadap orang yang kita kasihi dan membiarkan dia menyampaikan pendapatnya sampai selesai baru kemudian kita menanggapinya dengan penuh hormat.

Saat kamu menunjukkan sikap rendah hati dan hormat, bukan mustahil kalau si dia akan perlahan-lahan menyadari kalau kamu benar-benar mencintainya. Bukanlah sikap semacam ini pula yang Yesus tunjukkan kepada orang-orang Farisi di depan para pengikutNya? Sekalipun Dia dicela dan dicaci-maki, Dia tetap menerimanya dan menunjukkan kerendahatiannya kepada semua orang.

Bicara hubungan, berarti kita pun bicara soal karakter. Kita sebagai orang percaya tentunya, patokan utama atau teladan karakter yang patut kita contoh adalah Yesus sendiri. Mari bertumbuh secara karakter lewat hubungan yang sedang kamu jalani saat ini dengan seseorang. Saat kalian bisa saling menerima, percayalah karakter kalian pun akan bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Sumber : Lifehack.org/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami