Janson N Huwae, Hampir Kehilangan Masa Depan Karena Kecanduan Narkoba
Sumber: Jawaban.Com

Family / 4 September 2017

Kalangan Sendiri

Janson N Huwae, Hampir Kehilangan Masa Depan Karena Kecanduan Narkoba

Budhi Marpaung Official Writer
4196

Pria ini bernama Janson N. Huwae. Ia adalah seorang penyanyi kafe. Setiap malam, ia mabuk dan hura-hura. Bersenang-senang adalah kesukaannya. Selama tempat itu menjanjikan hal tersebut kepadanya, ia akan nyaman berada di sana. Namun, di tempat yang ia anggap nyaman tersebut ternyata ia semakin dalam mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang khususnya shabu-shabu.

“Karena kebutuhan yang semakin meningkat, itu akhirnya membuat saya melakukan berbagai cara. Saya mulai dekati tamu-tamu saya itu. beberapa tante-tante juga dan tante-tante itu yang memberi saya uang lebih, ketika saya bisa menyenangi mereka, uang itu saya pakai untuk beli shabu-shabu,” ujar Janson.

Bagi Janson, shabu-shabu adalah seperti layaknya nasi yang harus dikonsumsi tiga kali bahkan empat kali dalam sehari. Menurutnya dengan menggunakan itu, otomatis staminanya akan fit selalu.

“Jadi sebegitu luar biasanya terikat dengan barang-barang seperti itu ya sehingga saya rasa saya sulit untuk lepas. Kita tahu bahwa shabu itu kan pengeluarannya besar sekali, pengeluarannya besar, kalau kita mau beli itu bisa satu jutaan sehingga kalau konsumsi saya dua…maka berarti dua jutaan,” ungkap Janson.

Kebutuhan yang begitu besar membuatnya harus memeras otak untuk mencari bisnis sampingan. Janson pun mendapatkannya yakni sebagai seorang penagih hutang.

Awalnya apa yang ia lakukan tidak masalah. Namun, karena dalam setiap menjalankan tugas, ia menjalani dengan kekerasan maka akhirnya ia pun ditangkap oleh pihak berwajib. Berada di penjara selama tiga bulan tidak mengubah tabiat atau bahkan perilakunya. Justru di situ, ia bisa bertemu dengan teman-teman sedaerahnya.

Seusai menjalani hukuman, Janson kembali menghirup udara bebas. Ia pun melakoni pekerjaannya yang terdahulunya yakni sebagai penyanyi. Namun, kali ini ia tidak hanya bernyanyi di kafe saja, tetapi juga menerima panggilan menyanyi untuk acara-acara pernikahan maupun kantor.

Suatu kali, Janson menerima tawaran untuk rekaman lagu. Tidak perlu berpanjang lebar, mengingat ini adalah impiannya sejak dulu, tawaran tersebut pun diambilnya.

Seiring pendapatan keuangan yang bertambah, ia pun semakin terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.

“Dari situ kan saya dibayar, saya dibayar dan uang itu pun saya pakai untuk beli shabu-shabu,” kata Janson.

Semua berjalan sempurna bagi Janson. Uang didapat, narkoba pun bisa dinikmati sepuasnya. Sampai pada suatu waktu ada seorang teman yang biasa mengonsumsi shabu-shabu meminta pertolongan kepadanya untuk dibawakan narkoba.

Di tempat yang sudah dijanjikan, Janson pun datang. Ia pun diperkenalkan oleh temannya dengan saudara-saudaranya tersebut. Tanpa curiga ia meletakkan alat hisap shabu-shabu di atas meja.

“Saya liat kawan saya itu mau jalan keluar. Saya bilang mau kemana, dia ngga jawab. Dia jalan aja, dia tutup pintu. Ini shabu-shabu, saya taruh di atas meja. Saya lagi bikin alat, tiba-tiba yang di dalam ruang itu, ngeluarin pistol,” imbuh Janson.

Tanpa perlawanan, Janson berhasil dibekuk. Ia pun digelandang ke kantor polisi. Dalam persidangan, majelis hakim memutuskan dirinya bersalah dan dijatuhkan vonis lima tahun empat bulan lamanya.

“Di situ saya lihat bahwa tidak ada harapan bagi masa depan saya. Saya jalani, mulai Polda, dari Polda ke Rutan Pondok Bambu, dan terakhir di LP Narkotika. Ketika saya di dalam itu, saya masih konsumsinya masih kuat. Nah, jalan satu-satunya saya supaya bisa konsumsi, saya menjadi centeng-centengnya boss. Jadi, apa yang boss suruh, ya kita laksanakan. Kasarnya, kita jadi pesuruh-pesuruh boss lah. Dengan kata lain, ya itu tadi hanya untuk mendapat shabu dan hidup layak di dalam penjara,” sambung Janson.

“Ada harga diri yang dikorbankan. Boss suruh ini, kita harus lakukan itu, boss suruh ini kita harus itu. Hanya untuk mendapatkan shabu dan uang dari dia.”

Lama kelamaan Janson ternyata jenuh dengan apa yang ia kerjakan setiap harinya - pakai shabu-shabu dan menikmati kesenangan sesaat. Ia bertanya-tanya di dalam hatinya, ‘inikah tujuan hidupnya?’

“sampai di satu titik, saya teriak kepada Tuhan, saya bilang saya capek. Ketika hasrat saya untuk make lagi dan saya memang mempunyai barang itu, saya punya stok dan dapat dari bos-bos, saya pengin pakai. Kalaupun memang sebenarnya sudah jenuh, cuma karena kondisi badan sudah nagih, ya saya duduk pakai. Itu tiga jam saya duduk pakai, ketika itulah saya merasa rupanya saya begini-begini aja. Di situ saya nangis karena mungkin saya sudah dengar Firman Tuhan, mungkin Firman Tuhan itu yang menegor saya dan kayaknya gak ada artinya saya begini,” ungkap Janson.

Adapun ayat Alkitab yang mengusik hati dan pikiran Janson adalah Wahyu 3:15-16.

“Saya gak mau dimuntahkan Tuhan, akhirnya saya mengambil keputusan. Oh iya kalau saya mau hitam, hitam sekalian, kalau saya mau putih, putih sekalian. Saya harus lepas keterikatan dari narkoba itu. Saya minta kekuatan dari Tuhan, Tuhan kasih saya kekuatan. Ketika di situ, Tuhan semakin lagi menumbuhkan iman percaya saya bahwa saya ini berharga sehingga saya tidak mau sia-siakan hidup saya untuk hal-hal yang sia-sia. Dan ketika saya menangis, saya sudah capek, saya tidak mau begini lagi, di situ saya merasakan ketenangan. saya merasa seperti dipeluk sama Tuhan Yesus, saya merasa damai. Di situ saya bilang Tuhan mulai hari ini dan seterusnya saya tidak akan sentuh lagi dan itu dengan kekuatan yang Tuhan berikan saya boleh Tuhan mampukan sampai detik ini,” kenang Janson.

Sekarang, Janson telah bebas dari penjara. Namun, ia tidak lupa dengan tempat dimana ia pernah tinggal beberapa tahun lamanya. Bersama dengan rekan-rekan yang lain, ia ambil bagian melayani Tuhan di berbagai Lapas di Indonesia.

“Ini yang mau saya lakukan hanya menyenangkan dan mau melayani Tuhan dan hidup di dalam kebenaran dan seturut trek Tuhan karena yang saya tahu hanya di dalam Yesus lah ada damai sejahtera dan sukacita,” pungkas Janson.

Sumber : Janson N Huwae
Halaman :
1

Ikuti Kami