Sebagai anak, hidup dengan tekanan
membuat aku terpuruk dan suka menyendiri. Aku juga sering dibiarkan belajar dan
sesekali dititipkan ke guru privat untuk menemani hari-hariku. Tapi mereka
nggak pernah lupa untuk selalu bertanya mengenai nilai sekolah dan selalu menekan untuk nilai yang baik.
Nggak sampai di situ, perlakuan itu terus berlanjut sampai aku beranjak remaja. Orangtuaku tetap menitipkanku ke
guru bimbel supaya pendidikanku menjadi jauh lebih baik. Bukannya lebih baik,
tetapi hal ini justru membuat aku merasa terpuruk dan aku mulai kehilangan semangat belajar karena kehadiran teman-teman yang selalu ada bagiku.
Inikah yang disebut tanggung jawab
orangtua dalam pendidikan dan mendidik anak? Apa sebenarnya tujuan pendidikan tersebut?
Pendidikan salah satu kebutuhan dasar
manusia dalam kehidupannya. Pendidikan dalam prosesnya akan membantu kita untuk
menolong dalam pengembangan diri terhadap zaman dan membantu kita untuk bertahan hidup.
Di UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 tercantum tujuan dan fungsi
pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan
tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jelas sekali bahwa pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, mulai dari usia balita hingga dewasa.
Lalu siapakah yang bertanggung jawab atas proses pendidikan tersebut?
Sering sekali sebagai orangtua, kita menganggap bahwa pendidikan
sepenuhnya tanggung jawab guru. Orang tua mencari sekolah terbaik dan
menyibukkan anak ke berbagai kegiatan belajar dengan tujuan supaya pendidikan sang anak terpenuhi dengan baik dan menjadi orang sukses.
Keputusan tersebut tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak
sepenuhnya benar. Pendidikan di sekolah memang sangat perlu, tetapi perlu kita
ketahui bahwa pendidikan pertama sang anak ada di rumah. Rumah adalah sekolah pertama, dan orangtua adalah guru pertama yang dimiliki anak.
Jadi sangat jelas sekali bahwa pendidikan sang anak tidak sepenuhnya tanggung jawab guru, orangtua sangat berperan penting dalam hal ini.
Peranan orang tua dalam pendidikan sang anak merupakan salah
satu tanggung jawab mutlak dari sang pencipta. Tuhan memberikan anak bukan untuk diserahkan kepada orang lain, Tuhan berfirman di Efesus 6:4 “Dan kamu,
bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”. Jadi jelas sekali
kalau anak adalah tanggung jawab sang orangtua dalam hal mendidik, baik itu
mendidik dalam konteks ‘pelajaran sekolah’ atau bahkan dalam membentuk karakter anak.
Jadi buat kamu para orangtua, berperan penuhlah dalam mendidik
anak. Mari kita mulai membangun tanggung jawab tersebut, supaya anak bisa bertumbuh dengan baik dan sempurna.
Menghilangkan tanggung jawab tersebut akan membuat sang anak
bertumbuh dengan sangat buruk, karena pada dasarnya sikap anak akan bergantung pada bagaimana dia dibentuk dalam kehidupan sehari-harinya.
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam
hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4).