Aideen Strandsson, seorang artis asal Iran yang memutuskan pindah keyakinan jadi seorang Kristen setelah mimpi soal Yesus, pada awalnya memilih untuk menetap di Swedia pada tahun 2014 silam. Selama di sana, Strandsson memakai visa kerja.
(Baca Juga : Mengikut Kristus Itu Beresiko, Artis Asal Iran Ini Akan Dideportasi Swedia & Terancam Dipenjara)
Tapi tanpa disangka-sangka dia malah dapat ancaman dari komunitas Muslim karna latar belakangnya yang pindah agama. Tantangan yang dihadapi Strandsson pun makin besar sejak dirinya mengajukan suaka ke pemerintah Swedia. Sayangnya, negara Eropa menolak permintaan itu dan menyerahkan kasusnya ke kepolisian perbatasan Swedia.
Kasus Aideen
Strandsson ini pertama kali diterbitkan oleh Christian Broadcast Network (CBN)
News. Sejak itu pula banyak orang yang kemudian mempertanyakan status Strandsson
kepada pihak imigrasi Swedia. Meskipun banyak yang memprotes perlakuan pemerintah
Swedia, pihak imigrasi menegaskan tetap nggak mengubah keputusan untuk
mendeportasi artis ini dan menjatuhinya hukuman penjara karena berpindah dari keyakinannya yang semula.
Untungnya, pemerintah
Hungaria mengaku prihatin dengan kondisi Strandsson dan memutuskan untuk memberinya
suaka di Hungaria. Pemberian status pengungsi ini bahkan dilakukan negara tersebut
dengan pengawalan keamanan nasional. Hungaria juga berjanji nggak bakal mengirim pencari suaka ke negara yang membahayakan mereka.
“Kami menyediakan
bantuan untuk pengungsi sejati, mereka yang hidupnya berada dalam bahaya karna agama,
kebangsaan atau afiliasi politik mereka. Mengikuti orang-orang Kristen yang teraniaya
adalah tugas moral dan konstitusional kita sekaligus,” demikian pernyataan resmi pemerintah Hungaria.
Penganiayaan
atas dasar agama memang nggak cuma dialami Strandsson, tapi ada banyak wanita Iran
yang sudah percaya Yesus juga mengalaminya. Sebut saja, Maryam Zargaran yang dijatuhi
hukuman empat tahun pada tahun 2013. Dia didakwa dengan tuduhan ‘menebarkan perlawanan
terhadap rezim Islam dan mengancam keamanan nasional’. Untungnya, Komisi Kebebasan
Beragama Internasional Amerika Serikat (AS) menjamin kebebasannya pada 10 Agustus silam.
Zargaran dibebaskan
karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Karena itulah dia diusahakan bisa menjalani
perawatan medis yang layak.
Kasus-kasus
diskriminasi semacam ini menjadi hal yang lazim dialami warga negara Iran yang memutuskan
berpindah agama. Itu sebabnya diperlukan dukungan besar dari negara internasional
untuk menjamin kebebasan beragama bagi setiap orang.