Kamu yang Suka Emosian, Perlu Baca Penelitian Ini Dulu…
Sumber: Shutterstock.com

Health / 15 August 2017

Kalangan Sendiri

Kamu yang Suka Emosian, Perlu Baca Penelitian Ini Dulu…

Lori Official Writer
5714

Nggak ada yang suka disakiti atau ngerasa terlukai secara emosi. Tapi penelitian baru-baru ini justru ngebuktiin kalau ngeluapin emosi bisa jadi cara merasa bahagia. Kog bisa? Menurut penelitian yang diterbitin di Journal of Experimental Psychology: General, menulis kalau kebahagiaan dianggap nggak cuma bisa didapat dari senang aja, tapi juga dari emosi yang benar dan tepat.

Emosi yang dimaksud bisa berupa marah, kessel atau benci. Tapi peneliti menekankan kalau emosi-emosi negatif ini bisa jadi berguna kalau mereka diluapkan dengan cara yang tepat. “Semua emosi bisa jadi positif dalam beberapa konteks dan bisa jadi negatif di lain konteks, terlepas dari apakah mereka menyenangkan atau nggak menyenangkan,” kata Maya Tamir, pemimpin penelitian yang merupakan seorang profesor psikologi di Universitas Ibrani Yerusalem.

Hasil penelitian ini didapatkan lewat sebuah survei yang dilakukan oleh Tamir dan rekan-rekannya kepada 2324 mahasiswa di delapan negara, termasuk Amerika Serikat. Peserta ini disurvei soal perasaan yang mereka alami sehari-hari dan juga perasaan yang mereka mau rasakan secara personal.

Hasilnya emang nggak mengherankan, sebagian dari peserta mau mengalami emosi positif yang menyenangkan (seperti rasa cinta dan empati) dan sedikit yang mau merasakan emosi negatif (rasa benci dan amarah). Terlepas dari jenis emosi yang mereka inginkan, didapati kalau hampir semua dari mereka mengalami kepuasan dan kebahagiaan hidup serta terhindar dari gejala depresi atau stress.

Ada perasaan nggak setuju tentunya dari teori yang meyakini kalau emosi positiflah yang menghasilkan perasaan bahagia seseorang. Tapi dengan survei ini, Tamir meyakinkan kalau semosi negatif juga bisa berguna bagi kebahagiaan. Misalnya, seseorang yang udah mati rasa sam berita kekerasan dan perang mungkin bisa merasa lebih marah. Atau wanita yang mau diperlakukan kasar sama pacarnya berharap bisa mengurangi rasa cintanya untuk menghentikan tindakan yang dialaminya.

Mendukung hasil penelitian ini, seorang profesor dari Universitas California, Barkeley, Iris Mauss menyampaikan kalau emosi negatif itu sendiri punya kemampuan untuk menolong seseorang. “Kami menemukan kalau orang-orang yang biasa menerima emosi negatif akan mengalami lebih sedikit emosi negatif. Hasilnya cukup mengagumkan, emosi ini justru bisa meningkatkan kesehatan psikologis seseorang.

“Kami menemukan kalau orang-orang yang biasa mengalami emosi negatif akan mengalami lebih sedikit emosi negatif, yang berguna untuk meningkatkan kesehatan psikologis,” kata Iris Mauss.

Professor Mauss juga menerangkan kalau emosi negatif yang nggak tersalurkan justru hanya jadi penyebab seseorang nggak bahagia dan tertekan secara psikologis.

Sebaliknya, mereka yang meluapkan perasaan negatif, semacam sedih, kecewa dan benci, biasanya akan lebih sedikit mengalami gejala gangguan suasana hati daripada mereka yang menahan sendiri emosi-emosi itu.

"Ternyata cara kita melakukan pendekatan emosi negatif penting bagi kesejahteraan kita secara keseluruhan. Orang yang menerima emosi ini tanpa menilai atau mencoba mengubahnya mampu mengatasi stress,” ucap Brett Ford, asisten profesor di Universitas Toronto, Kanada.

Dari penelitian ini, Tamir berharap studi yang mereka lakukan bisa membantu banyak orang mengevaluasi kembali soal perasaaan mereka sendiri.

“Apa yang ditunjukkan penelitian yang aku buat adalah bahwa orang yang lebih bahagia adalah mereka yang mengalami emosi yang ingin mereka alami. Ini berarti bahwa kalau aku adalah orang yang mengalami rasa marah, misalnya marah karena ingin melawan ketidakadilan, aku mungkin akan lebih bahagia kalau aku merasa marah daripada kalau aku nggak melakukannya,” terang Tamir.

Kuncinya adalah supaya kita bisa merasakan emosi yang mau kita rasakan, baik itu negatif atau positif. Orang-orang punya emosi yang berbeda, tergantung pada latar belakang budaya, kepribadian dan situasi yang mereka alami.

Dia berharap penelitian ini bisa jadi pengingat supaya kita bisa benar-benar memahami betul emosi yang kita alami. “Jika kamu menyambut perasaanmu dan menemukan makna di dalamnya, kamu mungkin akan lebih bahagia,” tandasnya.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami