Pendeta
First Baptist Church Texas sekaligus penasihat rohani Presiden Donald Trump,
Robert Jeffress meyakini kalau Tuhan memberi wewenang kepada Trump untuk menghentikan kekuasaan otoriter pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
“Ketika sampai
pada bagaimana kita harus berurusan dengan orang-orang jahat, Alkitab di kitab Roma
sangat jelas mengatakan: Tuhan telah memberkati penguasa sepenuhnya untuk
menggunakan cara apapun yang diperlukan termasuk perang, untuk menghentikan kejahatan,” ucap Jeffress.
Tindakan itu,
menurut Jepress sah-sah saja dilakukan karena Tuhan telah memberikan otoritas kepada
pemerintah untuk menaklukkan pelaku kejahatan, sebagaimana dikutipnya dari Roma
13. Karena itu dia berpendapat bahwa pemerintah bisa melakukan cara apapun untuk memerangi kejahatan termasuk menghukuman mati pelaku kejahatan.
Hal inilah
yang menurutnya sah-sah saja dilakukan oleh Trump kepada Kim Jong Un. Apalagi dia
mengaku kalau Trump menyampaikan rencananya untuk memerangi Korea Utara jika negara
tersebut menunjukkan ancaman terhadap Amerika. Tak tanggung, Trump bahkan akan menyerang kota Pyongyang.
Untuk
diketahui, pendeta yang satu ini memang dikenal cukup kontroversial. Dia pernah
menuding mantan Presiden Barrack Obama telah membuka pintu bagi anti-kristus dan
membiarkan pertumbuhan gereja Mormon selama kepemimpinannya. Jeffress kemudian mendukung
Trump maju sebagai persiden Amerika Serikat. Karena menurutnya Trump adalah
sosok pemimpin yang memberikan respon yang bijaksana. “Orang secara naluriah tahu
kalau presiden (Trump) ini tidak akan menggambar garis merah imajiner dan berjalan
mengelilinginya seperti yang dilakukan Presiden Obama,” ungkapnya.
Sebagaimana
kita tahu bahwa Alkitab memang menuliskan kalau Tuhan memang memberikan otoritas
kepada pemerintah untuk memimpin. Tapi bukan berarti pemerintah juga bisa melakukan
tindakan sewenang-wenang juga bukan? Terlepas dari pendapat Pendeta Jeffress, pemerintah
suatu negara tidak seharusnya mengobarkan api kembali untuk memerangi pelaku kejahatan.
Sebaliknya, dia haruslah menjadi pemimpin yang bijak dan mengambil
langkah-langkah terbaik untuk meredakan perpecahan dan ketegangan.