Pertama Kalinya, Vatikan Mulai Jalin Hubungan dengan Negara Komunis Ini

Internasional / 8 August 2017

Kalangan Sendiri

Pertama Kalinya, Vatikan Mulai Jalin Hubungan dengan Negara Komunis Ini

Lori Official Writer
4201

Untuk pertama kalinya, pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menyampaikan harapannya kalau Vatikan ingin sekali membangun hubungan baik dengan negara komunis China. Hal ini diharapkan bisa terjadi melalui kehadiran Gereja Katolik Hong Kong sebagai jembatan penghubung antara China dan Vatikan.

Keinginan paus ini memang tidak disampaikannya secara pribadi melainkan melalui Kepala Akademi Kepausan Vatikan, Monsignor Marcelo Sanchez yang hadir di sebuah konferensi transplantasi organ belum lama ini.

“Paus Fransiskus mengasihi China dan mengasihi rakyatnya, sejarah dan orang-orangnya. Kami berharap China akan memiliki masa depan yang hebat,” ucap Sanchez kepada Global Times.

Sebagaimana kita tahu, harapan Vatikan untuk terkoneksi kembali dengan negara komunis itu bukan tanpa alasan. Kita tahu kalau China adalah rumah bagi sekitar 12 juta umat Katolik. Sementara hubungan diplomatik kedua negara ini sudah terputus sejak tahun 1951 pasca kekuasaan partai komunis. Saat itu partai komunis menolak wewenang paus. Akibatnya gereja Katolik China harus berdiri lepas dari otoritas paus sendiri. Itu sebabnya mereka harus harus menunjuk uskup mereka sendiri.

Sehingga Vatikan berharap melalui uskup Katolik Hong Kong, mereka bisa mengupayakan terjalinnya kembali hubungan yang sudah terputus lama itu. “Kami bersedia menjadi jembatan, dan saya selalu berpikir kalau membangun jembatan jauh lebih penting daripada membangun pagar. Kalau ada cara untuk membantu dialog, kami akan bersedia melakukannya,” ucap Yeung, kepala uskup Hong Kong.

Salah satu tujuan penting yang hendak dilakukan Vatikan bagigereja Katolik China adalah memberikan perlindungan dan dukungan bagi gereja-gereja di sana yang dibelenggu oleh kekuasaan partai komunis. Vatikan mengaku prihatin dengan kejadian penahanan seorang uskup China bernama Peter Shao Zhumin beberapa minggu lalu. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 26 Juni lalu, Vatikan menyampaikan, “Vatikan sedang memperhatikan dengan serius situasi pribadi Uskup Peter Shao Zhumin yang berasal dari Wenzhou, yang secara paksa dicopot dari jabatan uskupnya. Komunitas Katolik dan keluarganya tidak tahu berita atau alasan pemecatannya, juga tidak tahu di mana dia ditahan.”

Karena itulah penting sekali bagi Vatikan untuk ambil bagian membantu pemimpin gereja di China.

Tentu saja keinginan ini tidaklah mudah ditempuh Vatikan sendiri. Pasalnya, China dengan tegas menyampaikan penolakan mereka atas campur tangan pihak luar terhadap negaranya. Sementara yangmasih bisa mereka lakukan adalah dengan meminta bantuan dari keuskupan Hong Kong untuk membangun jembatan hubungan dengan negara komunis itu.Untuk hasilnya sendiri, kita sama sekali belum tahu. 

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami