Berapa kali
orangtua harus mendengar kata-kata negatif atau tidak baik diucapkan oleh anak-anaknya?
Sebagai orangtua, kita tentu saja akan sangat mudah bereaksi dengan menghukum anak-anak
kita ketika mereka mengucapkan kata-kata jelek. Salah satu hal yang mungkin sering
dilakukan orangtua adalah meminta anaknya untuk ‘bersumpah’ atau ‘berjanji’
tidak mengucapkannya lagi. Apakah cara ini efektif dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak mengucapkan kata-kata kotor, jelek atau negatif?
Alih-alih menyelesaika
masalah, memaksa anak untuk bersumpah justru hanya akan menyebabkan dua efek yang cukup serius. Pertama, mengucapkan kata ‘bersumpah’ terus menerus hanya akan membuat anak kebal dan akan selalu mengulangi kesalahannya. Kedua, orang yang sering
bersumpah hanya akan memberi kesan kalau tindakannya benar-benar sangat buruk. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya sensasi kebahagiaan dan kesenangan.
Aku sering mendengar
orangtua melarang anak-anaknya ‘bersumpah’ atau ‘mencaci’ orang lain bukan karena
alasan yang benar. Karena itulah kita perlu memahami apa yang sebenarnya Tuhan katakan
soal perkataan kita, kita nggak yakin kenapa Dia mengatakannya. Apa itu karena mengucapkan
kata-kata negatif itu mengasyikkan? Inilah kebenaran yang disampaikan Alkitab soal kuasa perkataan dan cara orangtua mendidik anak dalam kebiasaan berkomunikasi mereka.
1. Tuhan ingin kita menggunakan atau mengucapkan kata-kata yang membangun, bukan untuk menghancurkan seseorang. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4: 29)
Inilah alasan
paling logis yang bisa kamu sampaikan kepada anak supaya mereka berhati-hati dengan perkataannya.
2. Bicarakan secara jelas dengan anak soal apa kata-kata yang tidak pantas dan kenapa mereka harus mematuhinya. Daripada melarang
atau memaksa anak untuk mengucapkan sumpah supaya menjaga perkataannya, kenapa nggak
mengajak mereka berbicara dan menjelaskan apa risiko dari perkataan yang mereka ucapkan kepada orang lain.
“Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan
sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” (Keluaran20: 7) Inilah salah satu ucapan yang
dilarang diucapkan dengan sembarangan. Larangan lainnya adalah mengucapkan kata-kata
tidak pantas yang mengambarkan tentang organ-organ tubuh yang vital atau kata-kata
kebun binatang yang sangat menyakitkan. Kenapa? Karena kata-kata kotor ini hanya
akan merendahkan ciptaan Tuhan dan juga menunjukkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
Dengan membahas
kuasa perkataan ini bersama anak-anak, mereka akan lebih paham kalau Tuhan memberikan
setiap orang satu lidah dan mulut untuk digunakan memperkatakan hal-hal yang benar, manis dan sedap didengar.
3. Jangan memakai lelucon yang bertujuan untuk menghina atau mengejek. Penting sekali bagi anak-anak untuk memahami kalau kata-kata
syang dikombinasikan dalam sebuah lelucon yang bertujuan untuk menghina atau mengejek seseorang juga tetap salah.
Ada satu
lelucon yang cukup familiar soal seorang penerjemah Alkitab yang pergi ke pedalaman
tempat satu suku terpencil tinggal. Setelah beberapa tahun, seorang terpelajar bertemu
dengannya dan memperhatikan kalau dia mengucapkan kata-kata yang aneh.
Lalu dia bertanya, “Apakah kamu tahu kalau kata-kata itu tidak sopan?” “Sungguh?” tanya missionaris itu. “Aku pikir itu artinya ‘sangat’!”
Pesan dari
cerita ini adalah. Pertama, kita harus memperhatikan ucapan anak-anak kita dan menanyakan
apa maksud dari ucapan itu atau apakah mereka benar-benar mengerti maksud perkataan itu? Karena bagaimanapun memberikan pemahaman itu penting!
4. Biasakan untuk berkomunikasi dan menggunakan kata-kata yang benar di rumah. Hal ini mencegah anak untuk terbiasa latah dengan mengucapkan
kata-kata kotor atau negatif. Karena itulah penting bagi keluarga untuk saling berkomunikasi
dengan menggunakan kata-kata yang benar dan mengandung rasa hormat satu sama
lain.
Jadi, sebelum
anak-anakmu semakin terbiasa dengan mengucapkan kata-kata negatif atau buruk, berikan
mereka pemahaman kalau perkataan yang mereka ucapkan berdampak besar bagi pendengarnya,
bagi Tuhan dan juga kemuliaan-Nya sendiri. Jangan pernah merendahkan Tuhan sebagai
pencipta kita dan merendahkan diri kita sendiri sebagai masterpiecenya Tuhan melalui
perkataan kita.