Larang Transgender Jadi Tentara, Presiden Donald Trump Dikecam Pendukung LGBTQ
Budhi Marpaung Official Writer
Presiden Donald Trump
telah membuat seruan penting yakni kaum transgender Amerika Serikat tidak diizinkan untuk bertugas di militer.
Dalam postingan Twitter
Rabu pagi (26/7), Trump berkata, "Setelah berkonsultasi dengan para
jenderal dan ahli militer saya, mohon diperhatikan bahwa pemerintah Amerika
Serikat tidak akan menerima atau mengizinkan individu transgender untuk melayani dalam kapasitas militer A.S."
Lebih lanjut suksesor dari
Barack Obama itu menyatakan bahwa militer negara harus berfokus pada kemenangan yang menentukan dan luar biasa.
"serta tidak dapat
dibebani dengan biaya pengobatan dan gangguan begitu besar yang diperlukan oleh transgender di militer. Terima kasih," pungkas Trump.
Seperti yang telah diduga,
pengumuman yang disampaikan Trump di media sosial langsung mendapat reaksi dari
anggota komunitas maupun pendukung LGBTQ (lesbian, gay, bisexual, transgender, and queer).
"Walaupun dampak dari
ciutan Trump belum jelas, pelarangan para anggota jasa yang transgender akan
mengikis kesiapan militer dan bertentangan dengan nilai dan cita-cita negara kita," ujar Direktur Jenderal Hak-hak Hukum Nasional Kaum Lesbian (National Center for Lesbian Right Legal), Shannon Price Minter dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut Minter
mengungkapkan bahwa siapapun yang melayani negara Amerika Serikat pantas mendapatkan penghargaan dan rasa hormat.
“Kami meminta presiden
untuk mencabut pernyataan yang merugikan ini dan menghargai penilaian Pentagon bahwa orang transgender pantas untuk melayani," kata Minter.
Sementara itu, orang-orang dalam militer dan para anggota Kongres mengaku mendukung gagasan Trump untuk menghentikan kebijakan yang dikeluarkan saat era Presiden Obama tersebut.
"Saya memuji Presiden Trump karena menepati janjinya untuk kembali ke
prioritas militer - dan tidak melanjutkan eksperimen sosial era Obama yang telah melumpuhkan militer negara kita," ujar Presiden dari Family Research Council Tony Perkins, yang juga seorang veteran Marinir, dalam sebuah pernyataan Rabu.
Keputusan Donald Trump terkait
pelarangan LGBTQ disinyalir tidak terlepas dari iman yang dianutnya. Sempat banyak
mempertanyakan, di saat masa kampanye pemilihan presiden, Trump menegaskan
bahwa dirinya adalah seorang Kristen Presbiterian. Ia bahkan mengatakan bahwa Alkitab adalah buku favorit yang sering dibacanya.
Sumber : cbn.com
Halaman :
1