10 Kesalahan Umum Mengelola Keuangan yang Akhirnya Membuat Banyak Orang Kristen Menyesal
Sumber: www.merdeka.com

Finance / 26 July 2017

Kalangan Sendiri

10 Kesalahan Umum Mengelola Keuangan yang Akhirnya Membuat Banyak Orang Kristen Menyesal

Budhi Marpaung Official Writer
7285
Penyesalan selalu datangnya terakhir. Hal ini jika terus menerus dilakukan maka akan menyengsarakan kehidupan kita sampai waktu yang sangat lama. Biasanya penyesalan itu terkait dengan kesalahan.

Kekeliruan yang kita buat akan berdampak setelahnya. Mungkin efeknya bisa langsung terasa di satu hari, tetapi bisa juga setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Lupa mengatur alarm yang mengakibatkan kita terlambat bekerja, menunda pekerjaan yang berbuntut jadinya ada menumpuk pekerjaan yang seolah tidak habis, adalah beberapa contoh kecil kesalahan beserta akibatnya yang banyak dari kita pernah merasakannya.

Parahnya konsep ini juga seringkali berlaku juga saat mengelola keuangan. Dampaknya, ada yang terjerat dengan hutang, ada yang selalu berkekurangan, dan masih banyak lain. Berikut ini adalah 10 kesalahan keuangan yang terlalu umum dilakukan orang-orang dan akhirnya mempengaruhi kehidupan mereka.

1. Tidak persepuluhan

Berapapun pendapatan perbulanmu, berikanlah persepuluhan. Lakukan itu dengan sikap hati yang tulus dan sukacita. Sesungguhnya Tuhan melihat dan Ia pasti memperhitungkan sebagai sebuah ketaatanmu kepada-Nya. Tidak perlu takut juga karena Ia pasti memberkati lumbung-lumbungmu.      

2. Hanya melakukan pembayaran minimum

Poin kedua ini berkaitan dengan kartu kredit. Jika kamu adalah pemegang kartu kredit dan aktif menggunakannya dalam jumlah berapapun maka usahakanlah untuk membayar di atas minimum tagihan. Lebih baik lagi jika mampu melunasinya.

Jangan terbuai dengan kemudahan pada saat membayar tagihan karena tanpa disadari hal tersebut akan mendorongmu untuk terus menggunakannya. Sementara yang dibayarkan adalah cukup atau bahkan kurang untuk membayar bunganya.

3. Telat melakukan pembayaran

Kamu biasanya sudah tahu beban yang harus dibayarkan perbulannya. Mulai dari membayar tagihan air hingga kartu kredit. Bila kamu terlambat membayar tagihan-tagihan rutin ini, lama-kelamaan beban-beban tersebut akan mencekik sampai kamu tidak bisa bernafas.

4. Hidup di atas kemampuan

Prinsip keuangan pribadi yang paling mendasar adalah jangan belanja lebih banyak daripada pendapatan atau pemasukan. Mereka yang memaksa untuk hidup di atas kemampuan pendapatan sebenarnya sedang menyimpan “bom waktu”, yang mana suatu waktu dapat melukai atau membuat kita menderita.  

5. Mengandalkan jaminan sosial

Menabung di asuransi untuk hari tua bukanlah hal yang salah. Akan tetapi, itu bisa membuatmu berada di kondisi aman. Saat di dalam zona ini, kamu tidak akan lagi sensitif dan hanya berfokus untuk meng-cover-beban asuransi.

Mengandalkan hanya pada jaminan sosial untuk mendanai pensiunmu adalah kesalahan finansial yang pasti kamu sesali.

6. Selalu menyewa, tidak pernah memiliki

Menyewa untuk tahun-tahun awal pernikahan bukanlah pilihan yang keliru untuk diambil. Namun, jika hal tersebut tidak memiliki akhir dalam artian pada jangka waktu tertentu kita harus memiliki rumah, kendaraan, atau perabotan sendiri maka sesungguhnya di saat tua nanti, kondisi tidak memiliki apa-apa itu akan menyulitkan kehidupan kita sendiri.  

7. Membeli gawai (gadget) terbaru

Dunia memang saat ini mendorong kita untuk terus hidup di dalam konsumerisme. Namun, bukan berarti kita harus mengikutinya. Gawai (gadget) terbaru bukanlah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.

Perilaku kesegeraan untuk memiliki barang terkini dalam waktu dekat adalah perilaku yang buruk. Menunggu beberapa saat atas produk yang kita sukai adalah lebih baik karena pastinya harga produk yang kita incar sudah turun.  

8. Membeli lebih dari yang dibutuhkan

Gara-gara terbuai dengan potongan harga seringkali kita jadi lupa diri saat berbelanja. Dengan kata-kata “kesempatan langka”, “kesempatan emas”, kita mencoba menalar dan menganggap hal itu masuk logika. Tanpa disadari, pemikiran tersebut justru sedang menjebak dan membuat kita lebih banyak mengeluarkan uang daripada yang sudah direncanakan.

9. Memiliki asuransi yang tidak memadai

Asuransi sesungguhnya ada banyak ragamnya. Kita bisa memilih sesuai keinginan. Namun, hanya karena mau tidak mau mengeluarkan uang lebih sedikit, kita mengesampingkan asuransi-asuransi yang sebenarnya penting juga bagi kita.

Ketiadaan asuransi-asuransi penting seperti jaminan hari tua ataupun kendaraan – dengan asumsi bahwa setiap kita asuransi kesehatan – pasti membawa masalah di kemudian hari. 

10. Tidak mengajarkan tanggung jawab keuangan kepada anak

Ajaran terbaik untuk mendidik anak sesungguhnya adalah mengajar sambil menunjukkannya kepada mereka atau dengan kata lain memberikan keteladanan. Bila kita ingin anak bertanggungjawab terhadap setiap rupiah yang diterima maka kita perlu memberikan teladan dalam hal bertanggungjawab terhadap setiap rupiah yang kita miliki.

Tidak mau mengajarkan tanggungjawab keuangan kepada anak sesungguhnya sedang membawanya dan juga kita sebagai orangtua kepada kehancuran.

Semoga setelah membaca artikel ini, kita makin bijak dalam hal keuangan. Kita tidak menjadi cuek dan terus mengembangkan sikap yang benar. Bila kebiasaan ini terus dijaga maka bukan hanya kita bisa keluar dari persoalan, tetapi juga dapat mengalami terobosan ekonomi.  

Sumber : echristianfinance.com
Halaman :
1

Ikuti Kami