“Aku dan
pacarku baru saja bertunangan. Jujur saja, aku benar-benar jatuh cinta padanya
dan aku yakin dia adalah orang yang tepat dari Tuhan,” tulis seorang temanku
dalam status Facebooknya. Aku pun tergerak untuk mengucapkan selamat untuknya. Bukan
malah membalas dengan ucapan bahagia, dia malah menulis sesuatu yang sangat menyedihkan.
“Tapi, keluarga dan teman-temanku menganggapku membuat kesalahan besar. Haruskah aku mendengarkan mereka atau mengikuti kata hatiku sendiri?”
Ahh. Ini memang rumit. Tapi realitanya banyak dari kita yang memang mengalami dilema ini.
Aku juga punya
pengalaman asmara yang menyedihkan. Aku pernah dicampakkan oleh tunanganku setelah
kami menjalani hubungan delapan tahun lamanya. Dia memutuskanku waktu aku sedang
berduka karena kematian ibuku. Hidupku benar-benar hancur. Tapi aku malah dibuat
kaget dengan reaksi dari orang-orang di sekitarku. Teman-temanku menyembunyikan
perasaan mereka setelah mengetahui kami sudah berpisah. Keluargaku pun bahkan sengaja membuat pesta untuk merayakan hubungan kami yang sudah putus.
Dan setelah
kondisiku mulai membaik dan bisa berpikir jernih kembali, aku benar-benar menyadari
kalau mantan tunanganku itu tidak cukup baik bagiku. Rupanya, semua orang bisa
melihatnya selama kami berpacaran. Karena selama itu, mataku mungkin benar-benar
ditutup oleh perasaan cintaku untuk dia. Tapi sekarang, aku justru merasa lega tidak jadi menikahi dia.
Waktu kita menjalin hubungan, kita mungkin memposisikan diri terlalu dekat dengan dia, terutama waktu kita masih dalam gejolak cinta yang membara. Kitapun menjadi abai dengan tanda-tanda peringatan dari sekitar dan kita tak ambil pusing dengan apa yang akan terjadi ke depan. Karena itulah, terkadang kita perlu seseorang yang bisa melihat situasi yang kita alami dari luar lingkaran. Sejak pengalaman itulah, aku mulai membuka diri dengan semua perhatian orang-orang kepadaku.
Ya, memang sih
akan ada orang-orang yang tidak punya kepentingan yang ikut campur. Terkadang, diantara
teman dan keluarga kita akan ada yang mulai menantang pasangan kita atau
menunjukkan ktidaksukaan mereka secara terang-terangan sembari berkata, “Hubunganmu
tidak akan pernah bertahan” atau “Dia tidak cukup baik untukmu”. Tapi buktinya,
ada saja pasangan yang sukses menikah dan bahkan tetap langgeng-langgeng saja. Atau
kita juga pasti akan berhadapan dengan orang-orang yang merasa iri dengan hubungan kita dan berniat untuk menghancurkannya dengan menyabotase hubungan kita.
Tapi, mereka
yang benar-benar menyayangi kita pasti akan melakukan hal terbaik bagi kita. Aku
yakin kita akan bijak untuk mendengarkan kekhawatiran mereka. Kita memang harus
mempertimbangkan pendapat mereka dengan saksama dan bahkan bisa meminta doa dari
mereka. Minta supaya Tuhan memberikan kita jawaban atas kekhawatiran orang lain terhadap kita.
Jangan sampai
karena dimabuk cinta , kita malah terjerumus dalam
hubungan yang salah. Yakinlah bahwa Tuhan juga menempatkan orang-orang baik dan peduli di sekitar kita.
Ingatlah bahwa
keluarga dan teman-teman yang dewasa dan sudah berpengalaman akan selalu
mendukung kita dalam setiap keputusan dan pilihan yang kita ambil jika itu
memang adalah sesuatu yang baik. Tapi mereka juga tidak akan tinggal diam membiarkan
kita terjerumus dalam pilihan yang salah yang akan membawa kesengsaraan berkepanjangan
bagi kita.
Jadi, cobalah
untuk lebih terbuka dengan pendapat atau komentar orang lain. Setelah itu mulai
pikirkan dan pertimbangkan dan bila perlu bawa kehadapan Tuhan. Karena di dalam
Dial ah kita mendapatkan jawaban yang terbaik.