Republik
Vanuatu yang merupakan sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan
ini akhirnya resmi dipimpin oleh Pendeta Tallis Obed Moses. Dia diangkat menjadi
presiden saat ini menggantikan Presiden Baldwin Lonsdale yang meninggal mendadak dipertengahan bulan Juni lalu.
Jabatan inipun
resmi diserahkan kepada Pendeta Moses setelah dirinya mendapat perolehan suara terbanyak
mengalahkan Mantan Perdana Menteri Maxim Carlos Korman, yang merupakan salah
satu lawan kuatnya. Hasil akhir ini diperoleh setelah dirinya mengalahkan 15
kandidat lain yang maju melewati tiga putaran dalam pemungutan suara yang dilakukan oleh 52 anggota parlemen dan 6 presiden provinsi.
Presiden Moses
akhirnya melanjutkan kepemimpin presiden sebelumnya yang juga berprofesi
sebagai seorang pendeta Gereja Anglikan. Dirinya terpilih pada tahun 2014 silam
dan baru menjabat selama dua tahun sebelum dirinya meninggal akibat serangan jantung bulan lalu di Ibu Kota Port Vila.
Meskipun hanya
menjabat dalam waktu singkat, Pendeta Lonsdale meninggalkan kenangan kepemimpinan
yang sukses. Lonsdale menjadi simbol harapan bagi Vanuatu baik saat topan yang
menyebabkan kerusakan parah yang melanda negara itu di awal 2015 silam maupun kondisi
krisis politik akibat kasus korupsi yang dilakukan separuh dari anggota kabinet pemerintah Perdana Menteri Sato Kilman.
Jejak inilah
yang mungkin saja meyakinkan rakyat Vanuatu untuk kembali memilih seorang
pendeta sebagai pemimpin negara. Di tangannya, negara ini diharapkan bisa
dijalankan di bawah kepemimpinan yang bermoral, mengingat rekam jejak pendeta Moses
sebagai seorang pendeta yang cukup dikenal luas.
Sebagai negara
kepulauan, Vanuatu adalah negara yang penduduknya beragama Kristen, mayoritas
Protestan dan sekitar 12% Katolik.