Fakta Alkitab: Mengungkap Sejarah Penerjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Dari Jaman Belanda
Sumber: JC Channel

Kata Alkitab / 5 July 2017

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Mengungkap Sejarah Penerjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Dari Jaman Belanda

Puji Astuti Official Writer
10472

Apakah kamu sudah membaca Alkitab hari ini? Membaca Alkitab atau Firman Tuhan akan menguatkan rohani kita, selain itu kita juga perlu menyadari bahwa jika kita bisa menikmati Alkitab dalam bahasa Indonesia itu adalah sebuah anugerah. Karena proses hingga adanya Alkitab dalam bahasa Indonesia ternyata sangat panjang dan hasil kerja keras dan pengorbanan banyak orang. Mau tahu seperti apa kisahnya? Yuk simak penelusuran JC Channel kali ini.

Ditemui oleh JC Channel di Gedung Pusat Alkitab di Jl. Salemba Raya No. 12 Jakarta , Bambang  Kristanto Sitompul,S.Si, Kabid Museum Lembaga Alkitab Indonesia menuturkan bahwa untuk wilayah Nusantara pertama kali Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Melayu Tinggi di sekitar tahun 1600an.

"Penerjemahan selesai pada tahun 1612," demikian ungkap Bambang. "Tapi pencetakan perdananya pada tahun 1629, dan tahun 1629 itu menjadi tonggak bersejarah penerjemahan Alkitab di Nusantara, karena baru pertama kalinya setelah di Eropa."

Alkitab yang dicetak pada tahun 1629 tersebut dalam bentuk dwi-bahasa, yaitu Melayu-Belanda. Penerjemahan tersebut dilakukan oleh seorang saudagar muda atau pedagang Belanda bernama Albert Cornelisz Ruyl. Bagian kitab yang pertama kali diterjemahkan olehnya adalah kitab Matius. 

Kapan Alkitab terjemahan Melayu yang sudah lengkap di cetak?


Alkitab yang lengkap diterjemahkan dalam bahasa Melayu diterbitkan pertama kali pada tahun 1733, alkitab tersebut merupakan terjemahan Pdt.Dr. Melchior Leijdecker yang meneruskan pekerjaan Ruyl yang sudah menyelesaikan beberapa bagian. Penerjemahan dan penerbitan Alkitab ini disponsori oleh VOC atas permintaan gereja-gereja yang adi Batavia, dibawah lembaga Nederlands Bijbelgenootschap (NBG) yang berkedudukan di Asterdam.

Pada masa pendudukan Inggris, pada tanggal 4 Juni 1814, Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles menginisiasi penterjemahan Alkitab dengan mendirikan Lembaga Alkitab di Batavia. Lembaga ini merupakan cabang pembantu dari Lembaga Alkitab Inggris dan dinamakan Lembaga Alkitab Jawa (Java Auxiliary Bible Society). Yang kemudian saat Belanda kembali berkuasa pada tahun 1816 lembaga tersebut berganti nama menjadi Lembaga Alkitab Hindia Belanda (Nederlands Oost-Indisch Bijbelgenootschap) atau Lembaga Alkitab Batavia (Bataviaas Bijbelgenootschap).

Lembaga Alkitab Indonesia berdiri setelah masa kemerdekaan pada tahun 1954, dan mulai mencetak sendiri setelah percetakan berdiri pada tahun 1966 di Ciluar, Bogor. Sebelum ada percetakan itu, Alkitab dicetak bekerja sama dengan Lembaga Alkitab Belanda (NBG). 

Hingga saat ini sudah berapa terjemahan Alkitab dalam bahasa suku-suku bangsa di Indonesia?

"Dari LAI berdiri hingga 2017, selama 63 tahun sudah menterjemahkan ke dalam 33 bahasa suku di Indonesia, termasuk bahasa Indonesia," demikian jelas Bambang.

"Tetapi jika dibanding dengan bahasa daerah yang ada di Indonesia masih sangat jauh, di Indonesia ini ada tercatat 742 bahasa daerah," tambahnya. 

Berapa lama proses penerjemahan ke satu bahasa?

"Prosesnya itu memakan waktu yang cukup lama, karena penterjemah itu menerjemahkan kata perkata, kalimat per kalimat, ayat per ayat dan mengacu kepada bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani, Yunani dan bahasa Aram."

Untuk satu Alkitab bisa diterjemahkan ke satu bahasa, Bambang mengungkapkan membutuhkan waktu antara 15 hingga 20 tahun dan biaya sekitar 1,7 milyar rupiah.


Untuk Alkitab Bahasa Indonesia saat ini, Perjanjian Lama mengacu pada naskah terjemahan dari Hillebrandus Cornelius Klinkert (1879). Sedangkan untuk Perjanjian Baru mengacu pada naskah tulisan tangan dari Pdt.Werner August Bode, terjemahan tersebut selesai pada tahun 1935 dan diterbitkan pada 1938. 

Nah, setelah kamu membaca sejarah panjangnya penterjemahan Alkitab, biaya dan orang-orang yang memberikan hidupnya agar Firman Tuhan dapat dimengerti dengan bahasa yang sehari-hari kita gunakan, maka kita harus lebih menghargai dan menghayatinya. Jangan pernah melupakan untuk membaca Alkitab setiap hari ya..

Sumber : JC Channel
Halaman :
1

Ikuti Kami