Gereja HKBP
secara terang-terangan menyampaikan dukungannya kepada Bupati Simalungun J.R
Saragih untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) Sumatera Utara (Sumut) di pilkada 2018 yang bakal digelar pada 27 Juni 2018 mendatang.
Namun
dukungan yang diberikan Gereja HKBP disampaikan bukan karena tanpa alasan apa-apa.
Sebaliknya, mereka menilai kalau sosok J.R Saragih adalah sosok pemimpin yang memiliki
beban pelayanan kepada masyarakat. Tak hanya itu, pria yang juga menjabat
sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sumut itu dinilai sebagai sosok yang mampu merangkul semua umat beragama.
“Kita bisa lihat
anak Tuhan, dalam hal ini J.R Saragih bekerja bukanlah untuk dirinya melainkan untuk
masyarakat. Cara dia bekerja adalah takut akan Tuhan. Sehingga patut kita dukung
keinginan beliau untuk maju menjadi Gubernur Sumatera Utara di 2018,” ucap Sekretaris Jenderal HKBP Pdt. David Sibuea, seperti dilansir Tribunnews.com, Minggu (2/7).
Pendeta David
Sibuea menambahkan, pihak gereja akan terus memberikan dukungan kepada setiap anak
Tuhan yang ambil bagian dalam pemerintahan. “Ini bukan bicara lembaga, tapi bicara anak-anak Tuhan. Jadi wajib kita dukung termasuk J.R Saragih,” tambahnya.
Terkait visi
misi yang ditawarkan J.R Saragih, Gereja HKBP optimis jika hal itu akan membawa
perubahan dan perbedaan bagi Sumut. Termasuk menciptakan kerukunan antarumat beragama yang ada di sana.
Menyikapi dukungan
salah satu gereja terbesar di Sumut itu, Bupati Simalungun itu pun menyampaikan
bahwa dirinya adalah figur yang tidak asing di lingkungan Gereja HKBP. Dia menyampaikan
bahwa pelayanan kepada masyarakat bisa dilakukan melalui gereja. Karena itulah dirinya
mengaku tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap hal yang dilakukannya supaya menjadi garam dan terang bagi semua orang.
“Saya tidak
asing di HKBP, bahkan bisa menjadi Bupati bukan karena kehebatan saya melainkan
kehebatan Tuhan. Inilah J.R Saragih hadir di tengah jemaat HKBP. Saya meminta restu
untuk memberikan pelayanan garam dan terang di 2018,” ucapnya saat menghadiri acara
pembangunan gedung II Gereja HKBP Delitua Resort Delitua, Sumut.
Pilkada serentak
2018 mendatang memang masih terbilang lama. Tapi bagaimana pun banyak pihak yang
tentu saja mulai mempersiapkan calonnya. Proses persiapan ini tentunya tak akan
berbeda jauh dengan proses pilkada DKI Jakarta yang baru saja kita lakukan beberapa
bulan yang lalu. Tentunya akan banyak pro dan kontra bahkan jika hal itu sudah berkenaan
dengan dukungan dari lembaga keagamaan tertentu. Karena itu, adalah lebih bijak kalau
lembaga keagamaan bisa menjalankan perannya sebagai penengah dan tidak mencampuradukkan
persoalan politik dan agama tertentu atau menjadikan rumah ibadah menjadi
tempat kampanye calon tertentu.