Salah satu
sejarah Alkitab yang mengajarkan kita soal iman dan keberanian adalah ketika
DAud kecil mengalahkan seorang raksasa Goliat di lembah Tarbantin. Hanya dengan
bersenjatakan ketapel, Daud akhirnya berhasil merobohkan sang raksasa itu. Sementara
sang raksasa kala itu bahkan mengenakan perisai lengkap yang mahal dan senjata
lembing yang terbuat dari tembaga. Jika keduanya dibandingkan, maka pertarungan
saat itu sangatlah tidak seimbang. Seorang anak kecil yang hanya setinggi 3 meter si raksasa harus bertarung mengorbankan nyawa.
Jika kita memposisikan
diri sebagai Daud, tentulah kita juga akan merasa terintimidasi dan dipenuhi
dengan ketakutan yang sangat. Tapi saat itu, Daud malahmampu menumbangkan
lawannya itu. Kemenangan Daud itulah akhirnya tercatat sebagai kemenangan fenomenal, yang hingga hari ini masih terus diingat.
Sebagian dari
kita mungkin tahu atau selalu bertanya-tanya soal rahasia dari keberhasilan Daud
mampu mengalahkan raksasa. Berdasarka cerita lengkapnya yang tercatat dalam 1
Samuel 17: 1-31, setidaknya ada empat cara yang digunakan Daud untuk
mengalahkan masalah besar, seperti raksasa Goliat dan hal ini patut kita teladani.
1. Jangan fokus pada masalah, tapi fokus pada Tuhan
Saat tubuh dan
perlengkapan dan persenjataan Goliat sama sekali sangat jauh daripada yang dia punya,
Daud tidak memandang hal itu sebagai kekalahan atau menimbulkan ketakutan. Tapi
dia tetap memandang Tuhan dan kebesaran-Nya. Lihat bagaimana reaksi Daud ketika
mendengar intimidasi Daud yang menakutkan seluruh prajurit Israel. “Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang
yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang
mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel?
Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” ( 1 Samuel 17: 26).
Ayat ini
menggambarkan bahwa Daud sama sekali tidak memandang masalah melainkan fokus pada
Tuhan yang dia sembah dan yang selalu bersamanya. Karena itu, selama kita tetap
hidup sesuai ketetapanNya, kita hanya perlu memenangkan diri, karena Firman
Tuhan berkata “Dengan bertobat dan
tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” (Yesaya 30:15).
2. Jangan pernah tawar hati
Di ayat 32 dituliskan,
“Berkatalah Daud kepada Saul:
"Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi
melawan orang Filistin itu.” Perhatikan bagaimana Daud bisa percaya diri
menghadapi raksasa Filistin itu. Dia hanyalah seorang anak kecil yang wajahnya masih
kemerah-merahan dan bahkan keluarganya saja tidak menganggapnya sebagai anak yang berharga dan istimewa.
Tapi kepercayaannya
kepada Tuhan, membuat dia berani. Daud tahu bahwa jika Tuhan ada bersamanya ia
tidak perlu tawar hati terhadap apapun. Merujuk pada kitab Amsal, disana
kitapun diingatkan bahwa dengan tawar hati ketika menghadapi situasi sulit,
kekuatan kita akan segera menyusut sehingga kita tidak punya daya lagi untuk menghadapinya.
“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10).
3. Mengingat pertolongan Tuhan di masa lalu
Selain fokus
pada Tuhan saja, keberanian dan rasa percaya diri Daud saat diperhadapkan pada
masalah besar timbul dari pengalaman-pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Dia menyadari
bahwa Tuhan selalu menjaga dan melindunginya dalam setiap pekerjaannya sebagai gembala.
Dalam salah satu percakapannya dengan Raja Saul, Daud menyampaikan pengalamannya
sebagai gembala yang pernah mengalahkan singa dan beruang yang berusaha menyerang domba-dombanya (baca 1 Samuel 17: 34-37).
4. Memakai persenjataan yang ada padanya
Berbeda dengan
Goliat yang dilengkapi dengan persenjataan tembaga dan perisai. Saat itu, Daud malah
hanya punya sebuah ketapel di tangannya, yang biasa dia pakai saat menggembalakan
domba. Lalu dia memilih lima batu licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang
dibawanya. Setelah itu, dia datang mendekati lawannya dan menghajarnya hanya
dengan batu kecil yang ditembakkan melalui ketapelnya itu. Daud memakai apa yang
ada padanya dan berkat penyertaan Tuhan benda sederhana itu bisa berkekuatan luar biasa.
Bandingkan
dengan reaksi kita pada umumnya ketika menghadapi masalah besar. Bukankah
pikiran kita sering tertutupi oleh rasa takut dan kepanikan sehingga kita lebih
cenderung fokus kepada apa yang tidak kita miliki ketimbang memeriksa terlebih
dahulu apa yang ada pada kita? Akan sangat baik apabila kita bisa tetap tenang
dan melihat dahulu apa yang kita punya sebelum kita buru-buru panic. Kita
sering berpikir terlalu jauh lalu mengabaikan bahwa solusinya mungkin saja bisa
timbul lewat penyelesaian sederhana. Mungkin hanya sesuatu yang sederhana,
tetapi seperti Daud, kita harus percaya bahwa ditangan Tuhan itu bisa menjadi senjata luar biasa untuk mengatasi persoalan.
Di atas dari
semua cara yang dilakukan Daud, kemenangannya melawan Goliat juga tidak terlepas
dari imannya kepada Tuhan. Dia tahu diapa Tuhan yang dia percayai dan menerima janji
kemenangan yang dinyatakan Tuhan atas dia (baca 1 Samuel 17: 46-47).
Musuh yang kita
hadapi di masa ini mungkin bukanlah manusia secara fisik seperti raksasa Goliat.
Tapi musuh atau lawan kita bisa berasal dari beragam hal, mulai dari masalah keluarga,
hubungan, keuangan dan sebagainya. Tapi apapun masalahnya, Wahyu mengingatkan
kita bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan musuh adalah dengan menggunakan senjata
iman kita yaitu oleh kuasa darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian (Wahyu
12: 11). Itulah senjata yang kita punya, sama seperti Daud menggunakan senjata yang
dia punya.