Seorang Homoseksual Bisa Jadi Normal, Kisah Pendeta Mantan Gay ini adalah Buktinya!
Sumber: cbn.com

Internasional / 25 June 2017

Kalangan Sendiri

Seorang Homoseksual Bisa Jadi Normal, Kisah Pendeta Mantan Gay ini adalah Buktinya!

Budhi Marpaung Official Writer
9007
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Darryl Foster adalah pendiri dan direktur eksekutif dari Witness Freedom Ministry, sebuah lembaga pelayanan Kristen yang melayani pria dan wanita yang berjuang dengan ketertarikan sesama jenis.

Foster, yang pernah menjalani gaya hidup gay secara terbuka, memulai pelayanannya pada 1992, karena ia mengetahui rasa sakit orang yang terjebak di dalam homoseksualitas.

Foster dibesarkan di sebuah keluarga Kristen Pentakosta di sebuah kota kecil di Texas, namun dia mengatakan bahwa dia tahu sejak dini bahwa ada sesuatu yang salah di dalam hidupnya.

"Saya memiliki ketertarikan aneh ini, mungkin terhadap anak laki-laki lain," akunya di dalam sebuah video yang diunggah ke Youtube.

"Secara intrinsik, saya tahu itu salah tapi saya tidak tahu harus berbuat apa," ujar Foster.

Pada usia tiga belas tahun, Foster mengatakan bahwa dia dilecehkan selama beberapa tahun oleh seorang anak laki-laki yang lebih tua di gereja.

Dia mengatakan bahwa pelecehan tersebut menyebabkan dia menjadi lebih berkonflik dengan identitas seksualnya. Tapi dia sering berpaling kepada Tuhan untuk mendapatkan jawaban.

"Saya sering pergi ke gereja," jelasnya.

"Saya akan berpuasa. Saya akan berdoa. Saya akan pergi ke altar. Saya melakukan hampir semua hal yang saya tahu bahwa orang-orang di gereja mengatakan akan membuatmu benar pada Tuhan."

"Tapi di sinilah saya berada di tengah semua Pentakosta, kekudusan, segala hal yang berkaitan dengan roh, semua ini, tetapi sepertinya saya sendirian," ujar Foster.

Foster mengatakan bahwa dia akhirnya memberi tahu pimpinan gereja tentang pelecehan tersebut. Akan tetapi bukannya membantu, mereka justru menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpanya tersebut.

"Hal itu merobek saya berkeping-keping," tutur Foster.

Rasa sakit karena kecewa oleh gerejanya menyebabkan Foster merangkul gaya hidup gay dengan sepenuh hati.

Foster berkata, "Saya memutuskan bahwa saya tidak akan lagi mencoba untuk menjadi apa yang saya pikir Tuhan inginkan. Saya memutuskan bahwa saya akan menjadi seorang homoseksual."

Setelah lulus SMA, dia mengatakan bahwa dia meninggalkan gereja dan menjalani kehidupannya.

Selama sebelas tahun, dia berasimilasi ke dalam budaya gay.

"Ini tentang bersenang-senang, membuang segala jenis pembatasan konvensional yang mencegahmu bersenang-senang," imbuh Foster.

Namun Foster mengatakan setelah semua pesta dan pertemuan seksual berakhir, dia sering ditinggalkan dengan perasaan kosong dan kesepian di dalam hatinya. Dan diapun terus-menerus berjuang melawan depresi dan pikiran untuk bunuh diri.

Suatu hari, setelah menonton film Kristen tentang penderitaan yang dialami Yesus sebelum penyalibannya, Foster mengatakan bahwa dia mendengar Tuhan berbicara kepadanya.

"Saya melakukan semua ini hanya untukmu," kenang Foster.

Foster menyatakan bahwa air mata memenuhi matanya saat dia mendengar kata-kata itu.

"Saya tidak berpikir ada yang mendengar saya atau melihat saya dan saya tidak dapat percaya bahwa Ia akan mengatakan kepada saya bahwa Ia menanggung ini untuk saya," ucap Foster. "Ia mengambil rasa sakit ini, apa yang orang-orang ini lakukan terhadap-Nya, Ia melakukannya untuk saya. Dan pada saat itu saya menyadari bahwa itu adalah Yesus."

"Saya memutuskan bahwa saya akan meminta Tuhan untuk mengampuni saya," ujar Foster. "Saya tersungkur di hadapan Tuhan dan saya mulai bertanya kepada-Nya bagaimana Ia bisa mengasihi saya setelah mengetahui semua yang saya lakukan?"

Foster melanjutkan dengan mengatakan, "saya tidak tahu berapa lama saya meletakkan di wajah saya, tetapi ketika bangun saya adalah seorang pria baru. Saya adalah ciptaan baru. Semua hal lama telah berlalu dan hidup saya menjadi baru pada hari itu."

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami