Kisah Pendeta Maximme Qavtaradze yang Hidup Sebatang Kara di Atas Tebing Setinggi 43 Meter
Sumber: Jawaban.com

Internasional / 23 June 2017

Kalangan Sendiri

Kisah Pendeta Maximme Qavtaradze yang Hidup Sebatang Kara di Atas Tebing Setinggi 43 Meter

Lori Official Writer
3058

Hidup terasing jauh dari hiruk-pikuk kehidupan manusia merupakan cara yang dijalani oleh beberapa pemuka agama untuk memperoleh ruang merefleksikan diri dan kehidupannya. Tak terkecuali pendeta asal Republik Georgia, Maximme Qavtaradze.

Di usianya yang sudah renta, pendeta Maximme ini harus menalani hidup sebatang kara di atas sebuah pilar batu alam yang disebut Pilar Katshki yang memiliki ketinggian 130 kaki atau 43 meter. Bukan tanpa asalan loh! Dia rela terasing dari kehidupan luar untuk menunaikan tugas pelayanannya mengurus sebuah gereja kecil di atas pilar batu

Dilansir dari laman lifebuzz.com, kini Maximme bertugas memelihara sebuah gereja kecil di atas Pilar Katshki di wilayah Imereti, Republik Georgia. Pilar ini bahkan dikenal sebagai sebuah tempat suci Kristen.

Pada tahun 1400-an, pilar itu sama sekali tidak berpenghuni. Ketika pendaki menaiki pilar untuk pertama kalinya pada tahun 1944, mereka menemukan reruntuhan sebuah gereja dan tulang-tulang stylites berusia 600 tahun. Tradisi stylites dimulai pada tahun 423 ketika St. Simeon mendaki sebuah pilar batu di Suriah untuk menghindari berbagai godaan yang dinilai berdosa. Tradisi ini memang sudah lama hilang, namun Maximme ingin membangkitkannya kembali.

Selain bertugas untuk mengurus gereja di sana, Maximme juga sengaja hidup menyendiri untuk mengeksplorasi diri. Dia mengaku menemukan pemandangan dan keheningan yang ia cari-cari di tempat itu.

Meskipun ia jarang turun, tapi sejumlah penduduk yang tinggal di bawah pilar tersebut tetap mengiriminya makanan. Makanan itupun dikirimkan kepada Maximme dengan menggunakan sebuah kerekan.

Meski begitu Maximme tetap kadang mau turun dua kali seminggu untuk menasihati pemuda-pemuda yang terjerat masalah. Biasanya pemuda-pemuda bermasalah yang datang ke gereja di bagian bawah untuk meminta pertolongannya. Dia juga bertugas untuk memimpin doa bersama dengan beberapa penduduk sekitar.

Karena usianya yang sudah terlalu tua, Maximme juga menyadari bahwa dirinya tak lagi punya kekuatan untuk naik turun tangga. Itu sebabnya dia memutuskan untuk tetap di atas selama dia masih bisa menjalani hidupnya.

Wah, luar biasa juga ya pendeta yang satu ini benar-benar mempersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Mari berdoa supaya Pendeta Maximme dan juga pendeta-pendeta lain yang melakukan pelayanan serupa diberikan kemampuan oleh Tuhan dan tetap setia melayani-Nya seumur hidupnya.

Sumber : Tribunnews.com
Halaman :
1

Ikuti Kami