John Piper berkata,
“Saya sudah menghabiskan hampir seluruh masa hidup saya untuk mendorong orang
lain mengejar kepuasan tertinggi mereka dalam Tuhan. Saya berpendapat bahwa menyelamatkan
iman kepada Yesus Kristus tidak hanya menghasilkan buah sukacita saja, tapi lebih
dalam lagi, itulah jenis sukacita kita. Teguh berakar pada iman berarti merasa puas dengan segala sesuatu di dalam Tuhan Yesus.”
Sebagaimana
teladan hidup yang dilakukan seorang pejuang doa dan sosok yang penuh belas
kasihan seperti George Muller, John Piper juga berusaha melakukan hal yang
sama. Salah satu ucapan George Muller yang paling berkesan baginya adalah saat dia
menyampaikan bahwa, “Saya melihat lebih jelas dari sebelumnya, bahwa bisnis pertama
dan paling utama yang harus saya hadiri setiap hari adalah supaya memiliki jiwa yang bahagia di dalam Tuhan.”
Inilah yang
membuat seorang John Piper berpikir soal cara bersukacita dan menikmati hadirat
Tuhan. Salah satunya adalah membaca Alkitab bukan sekadar mencari informasi atau ingin tahu saja tapi lebih daripada itu. Berikut beberapa hal yang dia anjurkan.
1. Paham betul maksud firman Tuhan
Membaca Alkitab
harus menghasilkan manfaat yang baik kepada jiwa dan pikiran. Karena itu
bacalah Alkitab dengan tekun supaya bisa menemukan pemahaman yang tepat sebelum
kita menafsirkan sendiri soal arti ayat yang kita baca. Ibaratnya, kita harus kenal
dulu siapa Tuhan itu sebelum kita bisa mengasihi Dia. Jadi, perlu ditekankan
sekali lagi bahwa membaca Alkitab bukan hanya sekadar untuk melihat tapi kita juga harus bisa menikmatinya.
2. Jangan menafsirkan firman Tuhan dengan intelektulisme atau emosional semata
Intelektualisme
dan emosionalisme seperti pedang bermata dua. Bisa bermanfaat dan bisa juga menyesatkan.
John Owen pernah berkata bahwa emosi hati harus berakar dan dibentuk oleh kebenaran yang berasal dari firman Tuhan.
Ketika hati
kita dicengkeram oleh doktrin yang dibentuk di dalam pikiran, maka kita membutuhkan
pengertian yang benar baik melalui pikiran dan perasaan melalui pemahaman soal firman
Tuhan. Kita mungkin bisa berdiskusi di dalam pikiran kita sendiri, melontarkan opini-opini
dan ide yang cemerlang, tapi jika hal itu tidak bersumber dari cara pandang Tuhan sendiri maka itu hanya akan menjadi sekadar cara pandang manusia saja.
3. Membaca sembari menikmatinya
Kita mencari
kebenaran melalui Alkitab supaya kita bisa menikmati kemuliaan Tuhan. Kita membaca
Alkitab karena kita ingin menjadi sosok yang penuh kasih. Tapi tujuan utama dari
membaca Alkitab bukan hanya itu saja, kita membaca Alkitab supaya kita tumbuh dalam sifat kebenaran firman Tuhan. kita membaca Alkitab supaya kita bisa menikmatinya.
4. Menikmati semua isi Alkitab baik yang tidak menyenangkan maupun yang menyenangkan
Tuhan tidak
hanya menggunakan emosi yang menyenangkan sebagai tanggapan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya.
Tapi Tuhan juga memakai emosi yang menyakitkan, seperti ketika sejumlah ayat di
dalam Alkitab menyebutkan Allah itu murka, marah dan sebagainya. Tuhan memakai baik
hal yang menyakitkan dan juga menyenangkan untuk mendisiplinkan kita bahkan ketika
kita berdoa, Dia tak segan-segan untuk menghukum kita hanya supaya kita tidak lagi jatuh dalam dosa.
Mungkin
selama ini kamu masih punya kebiasaan memilih-milih pasal atau ayat Alkitab yang
harus kamu baca, itu bukanlah pilihan yang tepat untuk belajar tentang kebenaran
firman Tuhan. Tapi bagaimana kita konsisten membaca semua isi Alkitab, itulah yang paling penting.
5. Bacalah dengan penuh gairah
Membaca Alkitab
bukan hanya untuk melihat kemuliaan Tuhan saja. Tidak juga hanya sekadar belajar
dan mengetahui atau mengumpulkan informasi. Tapi bacalah dengan satu gairah yang
besar bahwa firman Tuhan akan memberikanmu sesuatu yang lebih besar dari itu.
Misalnya, bahwa kebenaran itu pada dasarnya menyakitkan sebagaimana Tuhan menyebutkan
bagaimana bayi-bayi di sembelih di Betlehem (Matius 2: 16). Tentu saja kita akan
merasa marah dan sedih dengan hal itu. Tapi demikianlah semua kebenaran itu jelas-jelas
terungkap di dalam Alkitab.