Belakangan ini,
dunia maya kembali dihebohkan dengan kasus persekusi yang dialami seorang remaja
15 tahun berinisial PMA atau disebut Mario, warga Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Seperti ceritanya, remaja ini diintimidasi dan diserang secara verbal oleh sekelompok
orang yang diketahui anggota dari salah satu lembaga sosial masyarakat yang marah
karena Mario dinilai melakukan penghinaan terhadap tokoh agama yang mereka hormati melalui status Facebooknya.
Selain itu,
Mario juga dipaksa untuk membuat surat pernyataan berisi pengakuan telah melakukan
kesalahan. Setelah itu dia diancam untuk tidak mengulangi hal serupa jika tidak ingin mengalami perlakuan yang lebih buruk lagi.
Pasca penyerangan
tersebut, seseorang kemudian mengunduh peristiwa itu di media sosial hingga akhirnya
menjadi viral. Pihak kepolisian pun mendapat laporan mengenai kasus itu lewat
video tersebut. Dua hari setelah kejadian, polisi akhirnya menangkap dua pelaku yang wajahnya tampak dalam video.
Sementara aksi
ini dikecam keras oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi
Perlindungan Anak Nasional (KPAI). Kedua lembaga ini bahkan membantu proses pendampingan terhadap Mario dalam proses pemulihan pasca trauma.
Sebagaimana
kita tahu, kasus Mario ini meluap karena tindakannya yang dinilai kurang tepat dalam
menggunakan media sosial. Mario disebut stelah menyebarkan status penghinaan terhadap
salah satu organisasi dan tokoh organisasi tersebut. Karena itulah anggota organisasi
yang membacanya terpancing dan mulai bertindak secara langsung mengadili korban.
Terlepas dari
kekeliruan Mario, sebagai korban yang masih di bawah umur, para pelaku tetap tidak
lepas dari jerat pelanggaran hukum terkait Perlindungan Anak soal pengeroyokan dengan
ancaman hukuman di atas lima tahun penjara. Sementara terhadap Mario sendiri, belum
dipastikan akan dinyatakan bersalah juga sebagaimana faktanya terkait status yang ditulisnya.
Selain kasus
Mario, tentu saja masih banyak tindakan persekusi yang terjadi diluar sana yang
menjerat kalangan remaja, baik di lingkungan sekolah dan masyarakat. Banyak
remaja di luar sana yang mungkin menerima perlakuan yang tidak baik, diejek dan
diperlakukan secara kasar bahkan jika hal itu terkait pandangan dan cara hidupnya
yang benar, sebagaimana kasus yang menjerat remaja 18 tahun Afi Nihaya Faradisa karena tulisan-tulisannya.
Bayangkan kalau
tindakan persekusi ini terjadi kepada anak-anak remaja Kristen, tindakan apa yang
harus kita ambil? Apa sih yang Tuhan mau kita lakukan untuk menghadapi hal ini? Buat kamu para remaja, beberapa hal ini mungkin bisa jadi pertimbangan cara menghadapi tindakan persekusi.
1. Terus mengasihi orang-orang yang berbuat kasar kepadamu
Yesus mengajarkan
kita untuk mengasihi orang yang membenci kita (Matius 5: 44). Melalui kasih yang
kita miliki, hati nurani mereka bisa tersentuh. Tindakan kasih dan kebaikanmu pun pasti akan terus menular bahkan akan membawa mereka semakin dekat kepada Tuhan.
2. Jangan membela diri, biarkan Tuhan yang jadi hakim atas mereka
Jangan membalas
kejahatan dengan kejahatan pula atau ngotot membela diri dengan mengadili orang
lain dengan caramu sendiri. Saat orang-orang mengejek dan melakukan kekerasan kepadamu,
pergilah untuk mengadukan hal tersebut kepada pihak yang berwajib, bisa polisi atau
Komisi Perlindungan Anak atau HAM. Jangan biarkan mereka terus menerus melakukan
tindakan semena-mena tanpa adanya niat untuk menghentikan mereka dengan cara yang tepat.
3. Bagikan kasih Kristus dengan cara yang rendah hati
Jangan ngotot
menilai diri lebih suci atau lebih benar dari orang lain. Jadilah rendah hati,
terbuka dan ringan tangan untuk menolong orang lain. Meskipun mungkin mereka suka
mengejek dan memusuhimu, jangan pula memusuhi mereka. Biarkan mereka melihat bahwa Kristus ada dalam hidupmu.
4. Berdoa bagi mereka
Setiap
orang butuh doa, begitu juga dengan mereka yang menganiaya kamu. Yesuslah yang
mengajarkan kita supaya mau berdoa bagi mereka yang memusuhi kita (Matius 5:
44). Karena itu, tetap minta bimbingan Roh Kudus supaya kamu mampu melakukannya.
Dan sebagai
penutup, biarlah Matius 5: 16 bisa jadi ayat yang akan selalu mengingatkan kita
untuk bertindak dengan tepat, sebagaimana dituliskan: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."”