Seorang
pria muda berusia 22 tahun menerobos pintu masuk Gereja Katolik di Valladolid, Spanyol
yang tengah menggelar prosesi pemberkatan nikah sembari meneriakkan kalimat ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar, red). Setiba di dalam gereja, pria itu lalu melempar
ratusan jemaat dengan benda-benda yang ada di sekitar dan menyerang pendeta yang tengah berada di depan altar.
Akibat serangan
membabi buta itu, prosesi pemberkatan nikah harus ditunda selama 20 menit. Sejumlah jemaat lalu bertindak dan mencoba menahan pria itu sebelum polisi tiba.
Tak lama kemudian, polisi pun tiba di lokasi dan menahannya. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 3 Juni 2017 lalu. Pria muda itu diidentifikasi berasal dari Maroko dan merupakan seorang mahasiswa yang tinggal di Valladolid. Polisi menyampaikan tidak menemukan bahwa pria tersebut membawa benda-benda tajam atau senjata dalam aksinya. Tapi pria itu diyakini punya riwayat perilaku yang tidak baik.
Terkait tindakannya itu, pria ini dijerat hukuman dalam bentuk denda karena melanggar undang-undang yang berkaitan dengan 'menganggu ketertiban umum dan melakukan kejahatan yang mengganggu kehidupan beragama’.
Sementara pendeta
gereja itu menyampaikan bahwa kejadian itu berawal dari sebuah percekcokan sekelompok
orang di belakang gereja. “Tiba-tiba seseorang mulai berteriak dan menyerang di
altar. Banyak orang saat itu, termasuk mempelai wanita menangis dan mereka mulai
berhamburan keluar gereja karena kami tidak tahu apakah orang ini datang sendiri atau tidak, atau mungkin saja dia membawa senjata,” terangnya.
Sementara kedua
mempelai yang saat itu tengah berada di altar tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan
semua hal yang terjadi dengan penuh ketakutan. Sesaat sebelum acara pemberkatan
itu dilanjutkan, pihak kepolisian terlebih dahulu melakukan penyisiran dan memastikan
gereja tersebut sudah aman.
Peristiwa ini
tentu saja menggegerkan semua jemaat yang ada di sana. Motif penyerangan serupa
memang sudah lazim digunakan para kelompok teroris dalam serangannya. Karena itu,
wajar jika semua negara, termasuk gereja merasa was-was dengan aksi-kasi teroris
yang merajalela. Karena itu, yuk mari bersatu hati dan terus berdoa tanpa lelah
supaya semua negara aman dari segala bentuk serangan apapun.