Kehadiran teknologi
saat ini memang sudah banyak mempengaruhi budaya gereja, mulai dari hadirnya alkitab
di ponsel, berkhotbah bisa secara live
dan sebagainya. Dan tahukah kamu kalau ke depan mungkin saja posisi pendeta digantikan
dengan robot. Siapa tahu? Nah, belakangan ini sebuah gereja protestan di Jerman memperkenalkan sebuah robot yang bernama BlessU-2.
Kabarnya,
robot ini dibuat oleh Stephan Krebs yang merupakan seorang pendeta sekaligus teknisi.
Robot ini pertama kali diperkenalkan saat peringatan 500 tahun Reformasi Luther
di Wittenberg, sebuah kota kecil dimana Luther memulai gerakan reformasinya pada
tahun 1517. Secara fisik, robot ini dikonsep menyerupai Teletubbies. Selayaknya
robot, dibagian dadanya terdapat layar sentuh. Lengan dan kakinya juga bisa
digerakkan sendiri. BlessU-2 juga bisa menyampaikan berkat dalam lima bahasa yaitu Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol dan Polandia.
Pendeta
robot ini juga diakui bisa menyampaikan kata-kata berkat kepada orang-orang
dengan mengucapkan kutipan-kutipan Alkitab dan mengatakan “Tuhan memberkati dan
melindungimu”. Tak hanya mengucapkannya, sang robot juga bisa mencatat kata-kata berkat itu di atas sebuah kertas.
Bisa dipikirkan
apakah robot ini memang dibuat untuk menggantikan posisi seorang pendeta? Stephan
Krebs menjelaskan bahwa ide pembuatan robot ini adalah untuk memicu pertanyaan dan
membangun diskusi di kalangan gereja. Bukan untuk mengganti posisi pendeta,
tetapi robot ini dihadirkan sebagai alat uji apakah perspektif teologis bisa ditawarkan kepada sebuah mesin.
Stephan mengaku
bahwa akan banyak orang yang merasa terkesima dan tertarik dengan robot ini. Tetapi
di sisi lain, pihak gereja pasti akan mulai berdebat soal bagaimana mungkin sebuah
robot bisa ambil bagian di dalam pelayanan. “Di dalam gereja sendiri, beberapa pihak
menduga kami ingin mengganti pendeta manusia dengan robot. Kami tidak berencana
untuk merobotisasi pelayanan gereja, tetapi kami sebenarnya ingin melihat apakah
perspektif teologis bisa ditawarkan kepada sebuah mesin,” terangnya.
Karena itu,
Stephan menegaskan bahwa robot ini tetap hanyalah mesin yang terbatas. Sebab dia
hanya bisa menyampaikan isi Alkitab yang sudah direkam ke dalam sistemnya. Dia tidak
bisa memberikan pendampingan atau konseling rohani, apalagi melakukan pemberkatan
pernikahan. Robot tidak mungkin bisa menggantikan posisi pendeta di gereja,
tapi kemungkinan bisa digunakan sebagai alat untuk menarik banyak orang datang ke
gereja.