Parents, Sudah Waktunya Mendidik Anak dengan 3 Hal Ini Supaya Siap Hadapi Tantangan Dunia
Sumber: Ministry-To-Children

Parenting / 1 June 2017

Kalangan Sendiri

Parents, Sudah Waktunya Mendidik Anak dengan 3 Hal Ini Supaya Siap Hadapi Tantangan Dunia

Lori Official Writer
3723

Banyak orang tua yang mungkin belum sadar dengan tanda-tanda akhir zaman yang sudah semakin dekat, diantaranya adalah munculnya gejolak peperangan di mana-mana, munculnya ISIS dan bagaimana banyak anak menjadi korban kekerasan. Sebagian lainnya dipersiapkan oleh kelompok-kelompok teroris sejak dini; mengajarkan mereka untuk mengangkat senjat dan membunuh. Parents, masih belum percaya jika hal ini benar-benar realita? Cari tahu apa yang sedang terjadi saat ini di berbagai negara.

Jadi sebelum terlambat. Sebelum anak-anak kita jadi korban, ada baiknya mempersiapkan anak-anak kita sejak dini supaya siap menghadapi tantangan akhir zaman ini dengan baik.

1. Ajarkan soal pengenalan akan Tuhan dengan cara yang benar

Negara-negara Eropa yang kita kenal dulu sebagai negara Kristen terbesar di dunia kini hanya tinggal sejarah. Sekarang, hampir seluruh negara di sana justru sudah dikuasi oleh agama Muslim. Apa sebab? Ya, hal utama yang jadi penyebabnya adalah karena banyaknya orang tua yang abai mengajarkan soal isi Alkitab, doa dan pengenalan akan Tuhan kepada anak-anak mereka. Akibatnya, anak-anak yang lahir di keluarga Kristen mudah terpengaruh oleh pemikiran atau pandangan sekuler yang menyangkali bahwa Tuhan itu benar-benar ada. Anak-anak dipengaruh pikirannya sdengan meyakinkan bahwa Tuhan hanyalah dongeng dan imajinasi bodoh semata.

Untuk itu adalah penting bagi kita untuk mengajarkan anak-anak kita bahwa Tuhan itu nyata, bahwa Dia adalah pencipta alam semesta ini dan yang memberikan kita kehidupan. Ajarkan sanak soal pengenalan akan Tuhan lewat hal-hal sederhana di sekelilingnya, seperti menyaksikan pegunungan yang tinggi menjulang, samudra raya yang luas membentang. Ingatlah mereka bahwa semua itu adalah hasil karya Tuhan nan indah dan menawan.

“Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Roma 1: 20)

Didiklah anak-anak dengan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab kepada Dia dalam segala aspek kehidupannya: pikiran, kata-kata, tindakan, sikap dan segalanya. Tuhan adalah pribadi yang berkuasa atas segala sesuatu.

2. Firman Tuhan adalah kebenaran mutlak dan bukan cerita fiktif belaka

Setiap kali anak-anak mengagumi hamparan pegunungan yang tinggi menjulang atau mengagumi bintang-bintang yang berpijar luas di langit malam, hati mereka secara naluriah mengakui bahwa Tuhan itu ada. Tapi hal itu tidak cukup untuk meyakinkan mereka soal siapa Tuhan itu. Karena itu, bantulah mereka untuk mengenal Tuhan lewat hal-hal nyata yang di sekitar mereka. Salah satu alat yang bisa digunakan adalah Alkitab. Kitab Suci adalah sumber untuk membuktikan kepada anak bahwa sosok Tuhan itu hidup dan nyata. Di sana dituliskan dengan jelas soal karakter dan kepribadian Tuhan itu sendiri.

Di beberapa bagian Alkitab, kita juga bisa menemukan kebenaran sejati lainnya seperti perbuatan Tuhan yang ajaib atas sejumlah orang, kuasa-Nya yang tak terbatas, keadilan-Nya, murka-Nya, kedaulatan-Nya, dan berkat-berkat-Nya atas semua orang.

Penting sekali bagi setiap keluarga untuk memulai kebiasaan bersekutu bersama merenungkan firman Tuhan setiap hari. Melibatkan anak-anak untuk tenggelam dalam pencarian akan Tuhan lewat firman-Nya setiap hari.

3. Pengorbanan Yesus adalah bukti nyata kasih sejati Tuhan atas dunia

Di jaman modern ini, banyak orang tua juga yang mungkin sudah mulai berpikiran modern dan menganggap bahwa ajaran Kristen itu sudah kuno dan ketinggalan jaman. Karena itu, mereka cenderung mengajarkan anak-anak mereka soal moral, kebaikan, berbagai keterampilan supaya tumbuh menjadi anak yang unggul kelak. Tapi tahukah kamu bahwa hanya mengajarkan anak soal hal itu saja tidaklah cukup. Anak-anak perlu diajarkan soal tujuan hidup mereka. Untuk apa mereka hidup dan siapa mereka? Di dalam kekristenan jelas sekali disebutkan bahwa semua orang yang percaya kepada-Nya akan disebut sebagai anak-anak Allah. Sebagai anak, semua orang dipanggil untuk melakukan kehendak-Nya di bumi seperti di surga. Menjadi anak-anak yang unggul diantara anak-anak lainnya memang bagus. Tapi bukan berarti itu itu saja yang harus dikejar oleh anak-anak kita kelak ketika mereka dewasa.

Orang tua harus mengajarkan bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib adalah bukti nyata kasih Tuhan atas manusia. Karena itulah, semua orang percaya dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Tuhan; menghadirkan kerajaan Tuhan di dunia. Tentu saja kerajaan yang dimaksud adalah sebuah tempat yang dipenuhi oleh sukacita, perdamaian dan kehidupan yang penuh dengan kasih. Tak peperangan, konflik, perseteruan, persaingan, kejahatan dan hal buruk lainnya. Inilah yang harus kita ajarkan.

Ajarkan pula bahwa kita juga akan mendapatkan upah iman yang kekal yaitu kehidupan kekal di dalam surga. Hal ini akan kita dapatkan jika kita tetap berpegang teguh di dalam kebenaran firman Tuhan (Roma 5: 8).

Pekerjaan sebagai orang tua memang tidak mudah. Sebab ketika kita dipercayakan Tuhan keturunana yaitu anak, itu artinya kita diberi mandat untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang mengasihi Tuhan dalam hidup mereka. Itu sebabnya menjadi sebuah kegagalan bagi orang tua jika anak-anaknya justru jauh dari jalan Tuhan. Untuk mencegah hal ini terjadi pada anak-anak kita, adalah penting supaya kita bertekun menyampaikan pesan injil kepada mereka. Ajarkanlah Yohanes 3: 16 kepada mereka sebagai dasar iman mereka.

Tuhan adalah hal yang paling berharga dalam hidup. Ini adalah kebenaran yang harus anak-anak kita tahu supaya ketika tantangan akhir zaman ini semakin dekat, mereka bisa bertahan untuk menjadi saksi-saksi Tuhan di dunia.

Sumber : Lifezette.com
Halaman :
1

Ikuti Kami