Arkeolog Temukan Gereja Kuno di Dekat Danau Galilea, Begini Penjelasannya!
Sumber: Northeast Insula Project

Internasional / 16 May 2017

Kalangan Sendiri

Arkeolog Temukan Gereja Kuno di Dekat Danau Galilea, Begini Penjelasannya!

Lori Official Writer
5225

Tim arkeolog mengumumkan penemuan terbaru berupa sisa bangunan gereja kuno yang tertimbun di antara situs kuno Israel, Hippos-Sussita (Kuda Nil, red) yang berada di dekat Danau Galilea. Bangunan ini diyakini telah ada sejak abad ke-5 atau awal abad ke-6. Penemuan ini merupakan hasil dari proyek penggalian yang dilakukan sekelompok arkeolog dari Northeast Insula Project.

Sejauh ini mereka mengaku baru menemukan sekitar tujuh gereja kuno. Keberadaan gereja ini diyakini kuat menggambarkan soal tingginya toleransi antar denominasi gereja Kristen di kota itu.

Hippos-Sussita adalah salah satu dari 10 kota di wilayah bagian timur kekaisaran Romawi, yang mencakup Israel, Yordania dan Syria. Kota ini diketahui menjadi peninggalan bersejarah Yunani-Romawi yang pernah ditempati selama ribuan tahun. Kota ini berubah menjadi kota mati tanpa penghuni setelah bencana gempa pada tahun 749.

Di masa kejayaannya, orang-orang Kristen di Hippos hidup dengan pengajaran teologi yang berbeda-beda. Tapi perbedaan tersebut tetap saja tidak membuat mereka bersinggungan. Sebaliknya, mereka mampu hidup secara berdampingan. Malah masing-masing gereja diberi kebebasan untuk membangun rumah ibadah.

Profesor Mark Schuler, yang merupakan wakil pimpinan Northeast Insula Project mengatakan bahwa dikala kota ini masih didiami oleh komunitas gereja dari berbagai denominasi, orang-orang Kristen ini pernah berdebat soal keilahian Yesus. Mereka mengutarakan teori monofisit yang meyakini bahwa Yesus dan Allah Bapa adalah satu. Tetapi pandangan ini dibaharui di abad ke-6 oleh uskup Hippos. Mereka mengutarakan pandangan Kalsedon, dimana mereka meyakini bahwa Yesus terpisah dari Allah Bapa tapi Dia tetap memiliki kodrat ilahi.

Seorang profesor dari Universitas Concordia menjelaskan bahwa keyakinan monofisit itu masih tetap diyakini oleh orang-orang Kristen Palestina. Tapi memasuki tahun 516, saat kedatangan rasul Yohanes, orang-orang Kristen mulai memeluk aliran Kristen Kalsedon.

Keyakinan Kalsedon itu kemudian diteruskan oleh Petrus. Dia memimpin sinode gereja di tahun 538. Sinode tersebut notabene bahkan diisi oleh para uskup dari Hippos yang menganut tradisi Kalsedon.

Sumber : Christiantoday.com
Halaman :
1

Ikuti Kami