Bagi sebagian
gereja, isu pacaran atau kencan dalam kehidupan anak muda saat ini dianggap
penting untuk diperhatikan. Pasalnya orang-orang Kristen diwajibkan mematuhi kebenaran
firman Tuhan, termasuk soal asmara. Banyak orang yang mulai bertanya: Bagaimana
seharusnya cara berpacaran orang Kristen? Berapa usia yang pantas bagi orang Kristen untuk mulai berpacaran?
Alkitab
memang hanya menuliskan sedikit soal berpacaran Kristen. Karena itu, kita jadi
cenderung menjalani hubungan dengan seseorang berdasarkan budaya atau emosi saja.
Tapi bukan berarti kita mengabaikan prinsip Alkitab soal berpacaran. Tuhan bekerja
di tengah dunia dengan menggunakan prinsip. Karena itulah Dia menentapkan standar
berpacaran yang sangat kuat dan bertujuan untuk menolong kita menjalaninya dengan cara yang menghormati Tuhan.
Salah satu prinsip
penting dari menjalani pacaran adalah tujuan berpacaran. Kenapa kita harus berpacaran?
Definisi umum dari pacaran dalam ajaran Kristen adalah tahap awal bagi pria dan
wanita yang menjalin sebuah hubungan menuju pernikahan. Selain itu, pacaran juga
kita kenal sebagai proses mencari pria atau wanita yang tepat untuk menjadi sosok yang akan menghabiskan masa hidupnya bersama.
Pernikahan adalah
rancangan Tuhan. Karena itulah sejak awal mula dunia diciptakan, Dia sudah menyampaikan,
“Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging.” (Kejadian 2: 24) Jika berpacaran dilakukan sesuai dengan
kehendak Tuhan, maka inilah akhirnya, yaitu bersatunya seorang pria dengan wanita menjadi satu daging.
Perlu
diingat bahwa bukan berarti kamu harus menikahi orang pertama yang kamu pacari.
Karena pacaran hanya sebuah jembatan menuju pernikahan. Meski begitu, kita tidak
disarankan untuk memanfaatkan pacaran untuk tujuan mengisi kekosongan hati atau
kesepian maupun kebutuhan secara fisik. Pacaran harusnya menjadi gerbang untuk
memenuhi perjanjian dengan Tuhan, yaitu sebuah kemitraan yang menghormati Tuhan.
Berpacaran memang
harus menyenangkan, tapi untuk merasakan kesenangan saja bukanlah tujuannya. Pacaran
adalah proses dan cara terbaik bagi seorang pria dan wanita bisa menimbang, tapi
tetap saja itu bukan tujuannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kehendak Tuhan yang benar, menyenangkan dan sempurna.
Kehendak Tuhan
itu sendiri harus memenuhi waktu-Nya. Pengkhotbah 3: 1 berkata, “Untuk segala
sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Karena itu kita
membutuhkan arahan Tuhan. Seperti dituliskan dalam Amsal 29: 18, “Bila tidak
ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada
hukum.” Menjalani proses pacaran harus sesuai dengan hukum dan prinsip yang mengarah
pada tujuan Tuhan itu sendiri.
Bagaimana dengan
kamu? Apakah saat ini kamu sedang menjalani hubungan dengan seseorang? Sudah kamu
memang melibatkan Tuhan dalam proses penjajakan tersebut? Jika belum, mulailah dari
hari ini. Minta bimbingan dan arahan Tuhan untuk menjadi pribadi yang menentukan
keputusan akhir dari hubunganmu.