Orang-orang
Kristen seringkali mengaku kecewa dengan teman-teman seiman. Akibatnya,
muncullah kepahitan yang terus berakar dan berakar dan menyebabkan hubungan
menjadi rusak, perspektif yang tidak benar akan kekristenan atau iman seseorang dan juga kebencian yang justru merusak diri sendiri.
Mungkin orang-orang yang mengecewakan itu adalah pendeta gereja sendiri.
Mungkin juga seseorang yang ahli dalam teologi.
Mungkin seorang Kristen yang sudah dikenal luas di berbagai belahan dunia.
Banyak
orang yang mulai kecewa karena ternyata hidup mereka nggak seperti yang kita
bayangkan; Harusnyakan dia jadi teladan! Harusnya kan dia nggak bersikap
begitu; nggak mengeluarkan kata-kata seperti itu dan sebagainya. Kita kecewa, marah, sedih dan mulai kepahitan.
Bagaimana
seharusnya kita menyikapi orang-orang Kristen demikian? Bagaimana harusnya kita
mengatasi kekecewaan atas sikap orang lain terhadap kita? Apa yang seharusnya kita lakukan untuk menyikapinya?
Daripada
kita kepahitan terhadap orang-orang Kristen yang sudah mengecewakan kita, lebih baik lakukan 9 hal ini:
1. Semua orang berdosa
Roma 3: 23 mengingatkan
kita bahwa tak seorang manusia pun saleh atau hidup tanpa dosa. Setiap orang
memang dari sejak mulanya hidup dalam dosa, karena itu kita membutuhkan Juruslamat dan memperoleh kasih karunia-Nya atas hidup kita.
Jadi, jangan
pernah menghakimi orang lain, karena penghakiman yang kita timpakan kepada
orang lain akan ditimpakan kepada kita. Jangan bersungut-sungut atas dosa atau kesalahan orang lain.
2. Akan lebih baik ketika kesalahan orang lain tersingkap
Efesus 5:
11-14 mengatakan, “Janganlah turut
mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan
apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab
menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan…..”
Ketika
Tuhan mengekspos sisi gelap kehidupan atau hati seseorang, itu artinya Tuhan
masih mengasihi dan memberikan kesempatan bagi kita untuk bersyukur kepada-Nya atas kasih karunia yang mengampuni kita.
Sementara
bagi kita sendiri, Tuhan ingin kita bukan orang-orang yang mengumbar-umbar
kesalahan orang lain tapi justru harus belajar dari kesalahan itu supaya kita
tidak terjatuh dalam kesalahan yang sama. Hendaknya kesalahan orang lain mengajarkan kita untuk beroleh hati yang bijaksana.
3. Setiap orang Kristen harus memikul salib Kristus
Ia sendiri
telah memikul dosa kita di kayu salib, sehingga kita beroleh kehidupan. Karena bilur-ilur-Nya kita sudah sembuh (1 Petrus 2: 24 ). Jadi, dari waktu ke waktu
kita harus memegang ayat pengingat ini sebagai seorang Kristen. Bukan berarti kita
punya hidup yang sempurna seperti nggak boleh dengar lagu sekuler ini atau
nggak bisa menonton film-film yang bukan berbau rohani. Kita menjadi
orang-orang Kristen karena kita telah menempatkan iman kita kepada Yesus dan
karya penebusan-Nya di kayu salib. Penderitaan salib diperlukan karena
dosa-dosa kita. Yesus harusnya tidak perlu digantung di kayu salib karena sikap
pendeta kita yang mengecewakan. Namun Yesus sudah mengampuni-Nya sejak Dia
disalibkan. Karena itu, yang menjadi tugas kita adalah melepaskan pengampunan atas orang-orang tersebut.
4. Sampaikan kebenaran dengan cinta kasih
Sebagai
orang-orang seiman, kita harusnya saling melindungi dan membimbing satu sama
lain yaitu dengan cara menyampaikan kebenaran dengan cinta kasih. Yohanes 17:
17 berkata, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Tuhan ingin kita menjadi saudara
bagi orang-orang se-iman. Ketika mereka jatuh dalam dosa, menjadi tanggung
jawab kita untuk mengingatkan mereka sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Jangan pernah membiarkan seseorang hidup dalam kesalahan yang dia tak pernah sadari.
5. Jangan bergosip
Roma 1: 29 dan
Titus 3: 2 mendesak kita supaya jangan hidup dalam rupa-rupa kelaliman atau
kehidupan yang dipenuhi dengan gossip atau hal-hal yang tidak benar. Karena
mengumbar-umbar kesalahan atau dosa orang lain hanya akan memperburuk hubungan kita dengan dia dan begitu juga hubungannya dengan Tuhan dan sesama.
6. Nilailah diri sendiri sebelum menilai orang lain
Matius 7:
3-5 mengingatkan kita supaya jangan mudah menilai orang lain, tetapi seharusnya
kita terlebih dahulu menilai diri kita sendiri. Kita hanyalah pribadi yang
munafik jika hanya menilai orang lain dan menanggapi dosa orang lain dengan
penuh rasa jijik atau umpatan karena kita menilai diri kita adalah pribadi yang benar.
Kadang kala
dosa yang kita buat bahkan membuat kita menjadi buta dan tidak peka saat orang
lain sedang terjatuh dalam hidupnya. Padahal, Alkitab mengajarkan kita supaya
kita senantiasa penuh kasih terhadap orang-orang se-iman. Kareana itu kita
harus terlebih dahulu merasa prihatin dengan dosa kita sendiri. Bila perlu ucapkan doa seperti saat Raja Daud berdoa dalam Mazmur 139: 23-24.
7. Ampunilah orang yang bersalah kepada kita
Saat
peristiwa penembakan di Charleston pada tahun 2015 lalu, USA Today mempublikasikan
sebuah artikel soal bagaimana seorang pria harus merelakan istri dan anak perempuannya yang menjadi
korban pembunuhan brutal tersebut. Saat ditanyai tentang apa yang akan dia
katakana kepada sang pelaku pembunuhan jika diberi kesempatan, dia berkata,
“Aku akan berkata ‘Aku mengampunimu’. Jika dia mencium pipiku, aku akan
menciumnya kembali’. Ini adalah gambaran bagaimana pengampunan bekerja. Pengampunan
seringnya memang merupakan jalan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang
kita alami. Tapi Alkitab mengingatkan ita bahwa kita mampu mengampuni karena kita sudah diampuni terlebih dahulu.
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap
yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4: 32)
8. Dunia menyaksikan hidup orang-orang Kristen
Identitas
kita sebagai orang Kristen adalah orang-orang yang penuh kasih dan menjadi
teladan dalam segala hal. Karena itu, saat kita gagal menerapkan hal ini maka
seluruh dunia akan menontonnya. Dan saat kita mampu menjadi teladan sebagaimana Tuhan memanggil kita, dunia juga menontonnya.
Kita adalah
alat Tuhan yang digunakan-Nya untuk memberitahu dunia tentang pribadi-Nya. Jadi
responmu terhadap apa yang terjadi dalam hidupmu menentukan bagaimana orang lain menilaimu juga.
9. Daripada membenci lebih baik mendoakan mereka
Saat seorang
Kristen melakukan hal yang menyimpag dari kebenaran, kita harusnya melakukan
sesuatu. Tuhan sudah memberi kita rencana dua arah. Pertama, akui kesalahan
kita terlebih dahulu dan kedua, mari saling mendoakan. Karena doa orang benar itu punya kuasa besar (Yakobus 5: 16).
Jika orang
lain memang terbukti melakukan kesalahan, jangan menghakiminya tapi berdoalah
bagi dia. Doa adalah solusi yang sangat sederhana untuk menjauhkan kita dari risiko yang lebih besar ketika kita disakiti orang lain.
Jadi, Sembilan
hal ini penting sekali untuk kita pahami bersama. Karena menjadi orang Kristen
itu memang tidak menjamin kita untuk tidak akan dikecewakan oleh tean se-iman
lainnya. Kita juga pasti pernah berdosa dengan menyakiti diri sendiri atau
orang lain. Dan kita semua pernah jatuh dalam kecemaran dan melanggar standar
kekudusan Allah. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa kembali lagi ke jalan-Nya.
Tuhan senantiasa membuka jalan pengampunan bagi kita yang mau kembali
kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Jika Tuhan saja tetap terbuka memberikan
kita pengampunan, mengapa tidak kita dengan sesama saudara se-iman dan
sepelayanan yang mungkin sudah menyakiti kita. Jangan biarkan hidupmu penuh
dengan luka dan kepahitan karena dosa orang lain, sebaliknya lepaskan
pengampunan dan biarkan Tuhan yang bekerja dalam hidupnya.
Jika saat
ini ada diantara kamu yang masih menyimpan kepahitan terhadap sesame orang
Kristen, siapapun itu, mari hari ini belajar untuk menyerahkannya kepada Tuhan
dan minta Tuhan menolongmu untuk tidak menghakimi mereka yang berbuat kesalahan
atas mu.