Rajin Melayani Tidak Selalu Dewasa Rohani Loh! Yuk Belajar Ciri-ciri Orang Dewasa Rohani
Sumber: Pexels.com

Kata Alkitab / 19 April 2017

Kalangan Sendiri

Rajin Melayani Tidak Selalu Dewasa Rohani Loh! Yuk Belajar Ciri-ciri Orang Dewasa Rohani

Puji Astuti Official Writer
43692

Seringkali orang menyamakan antara mereka yang rajin melayani di mimbar dan mendapat karunia-karunia rohani adalah orang yang dewasa rohani, sehingga pengharapan dan standar mereka untuk orang-orang tersebut menjadi lebih tinggi. Namun seringkali kenyataan yang mereka hadapi berbanding terbalik dengan pengharapan mereka, hingga mereka kecewa dengan orang-orang yang dianggap lebih 'rohani' tersebut atau bahkan kecewa dengan Tuhan. 

Mari kita belajar bersama bahwa mereka yang melayani di mimbar dan 'memiliki' karunia-karunia roh tidak berbanding lurus atau sama dengan orang yang dewasa rohani. Yang Tuhan inginkan dalam hidup kita bukanlah menjadi orang-orang yang memiliki karunia-karunia rohani saja, namun kerinduan terbesar Tuhan bagi anak-anak-Nya adalah agar kita bertumbuh dalam kedewasaan makin lama semakin bertambah sempurna sama seperti Kristus Yesus (Efesus 4:13).

Dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan dimana Rasul Paulus berbicara tentang 'bayi rohani' dan 'dewasa rohani'. Ada berbagai teguran dan ajakan agar umat Tuhan di saat itu bertumbuh menjadi dewasa rohani. Hal yang sama juga kita alami di masa ini! 

Ada hal yang lebih penting dari menggapai mimpi kita atau memenuhi panggilan hidup kita, hal itu adalah menjadi dewasa ke arah kepenuhan Kristus. Dengan kata lain adalah menjadi semakin serupa dengan Kristus. Lalu apa tanda-tanda kita sedang bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus itu atau menjadi dewasa rohani? 

Berikut ini ada 5 ciri-ciri utama orang yang bertubuh menjadi dewasa rohani:

1. Tidak menambahi ataupun mengurangi berita Injil

Pengikut Kristus yang benar tidak menambahi atau mengurangi Firman Tuhan. Kita hanyalah pembawa berita, bukan si pemberi pesan atau bagian dari pesan itu. Kita harus menerima isi Firman Tuhan dengan utuh, dan menyampaikannya secara utuh. 

Rasul Paulus dengan tegas berkata, "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia." (Galatia 1:8)

Paulus ingin mengingatkan bahwa berita Injil haruslah diberitakan secara murni. Karena jika tidak maka tidak ada kuasa Roh Kudus di dalamnya. Pemberitaan Injil haruslah menggunakan dasar atau pondasi yaitu Yesus Kristus (1 Korintus 3:11), setelah itu kita harus bertumbuh terus, seperti diungkapkan dalam Ibrani 6:1-3 (versi FAYH) ini: 

JANGANLAH kita terus-menerus mengulang ajaran dasar tentang Kristus. Marilah kita lanjutkan kepada hal-hal lain dan mendewasakan pengertian kita, sebagaimana yang wajar bagi orang Kristen yang dewasa. Tentu tidak perlu lagi kita membicarakan betapa bodohnya usaha mendapat keselamatan melalui perbuatan baik atau membicarakan keharusan beriman kepada Allah.Saudara tidak perlu lagi diajari mengenai baptisan, karunia Roh, kebangkitan orang mati, dan hukuman kekal.Jika Tuhan mengizinkan, sekarang kita akan membicarakan hal-hal yang lebih lanjut.

2. Tidak menunjuk-nunjuk dosa orang lain dan mulai bertobat atas dosa-dosanya sendiri

DL Moody pernah berkata, "Saya punya banyak masalah dengan diri saya sendiri daripada dengan semua orang yang pernah saya temui."

Moody melihat ke dalam dirinya, tidak melihat orang lain. Bagaimana dengan kita? Yesus mengajar kita agar, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Matius 7:1-5).

Orang yang dewasa rohani bisa berhenti melihat selumbar di mata saudaranya, dan mulai menyadari balok dosa yang ada di dalam hidupnya dan sibuk untuk bertobat atas dosa-dosanya sendiri. Mereka fokus untuk memperbaiki diri sehingga semakin hari dirinya semakin serupa dengan Kristus Yesus. 

3. Berhati-hati dalam perkataannya dan tahu kapan harus bicara

Seringkali kita bicara tanpa filter atau saringan, sehingga tanpa sadar kita telah menyakiti orang-orang yang ada di sekitar kita dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kita kasihi. Itu sebabnya Yakobus 3:2 menuliskan, "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya."

Ayat di atas menempelak kita semua, pertama semua orang bersalah dalam banyak hal. Kedua, kedewasaan rohani muncul dari mengendalikan perkataannya. 

Efesus 4:29 menasihatkan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Jika kamu mau bertumbuh dewasa rohani, mulailah dari hal ini, perhatikan perkataanmu, hiduplah dalam kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 

4. Tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan sepenuhnya

Orang yang dewasa rohani menyadari kalau dengan mengandalkan dirinya sendiri, apapun yang mereka perbuat dan mereka capai akan sia-sia. Mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan Tuhan Yesus dalam hidupnya. 

Mereka menyadari kebenaran perkataan Yesus ini, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:5-7).

Jika kamu membaca keseluruhan Yohanes pasal 15 tersebut, kamu akan menyadari bahwa untuk bertumbuh dewasa kamu harus melekat kepada Yesus Kristus. Kamu tidak bisa bertumbuh dengan sendirinya, untuk itu kamu harus mengandalkan Tuhan sepenuhnya. 

Saat kita melekat kepada Tuhan Yesus, kita secara otomatis akan bertumbuh, dikuduskan dan akan menghasilkan buah. Namun jika tidak, maka kita akan menjadi mati dan kering. 

5. Fokus hidupnya adalah untuk membangun manusia rohaninya

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. (2 Petrus 1:3).

Nasihat Rasul Paulus di atas mengingatkan bahwa fokus kita sebagai pengikut Kristus adalah untuk terus bertumbuh semakin serupa dengan Kristus setiap harinya. Kita harus menambahkan dalam hidup kita iman, kebajikan,pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih (baik kepada sesama orang percaya maupun kepada mereka yang belum percaya). 

Kata menambahkan adalah sebuah kata kerja, kita harus aktif berusaha untuk menambahkan dalam hidup kita berbagai hal yang baik tersebut. 

Sudahkah ke lima hal di atas menjadi fokus hidup kita hari ini? Mari bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Kristus setiap harinya, sehingga kita menjadi dewasa bukan hanya secara tubuh jasmani kita namun juga secara rohani. 

Sumber : Crosswalk.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami