Sekembalinya
dari medan perang di Irak, hidup veteran Bill Kohler mengalami guncangan. Dia tak
lagi mampu menjalani hidupnya dengan normal karena itulah dia menenggelamkan diri
pada minum-minuman keras. Tapi Tuhan akhirnya mengubahkan hidup Bill sepenuhnya setelah kelahiran putranya Ayden.
“Seluruh duniaku
berubah. Dia menyelamatkan hidupku. Aku hanya memfokuskan diriku untuknya. Setelah
kelahirannya, sejumlah hal baik pun mulai terjadi. Aku akhirnya menjalani terapi,” ucap Bill.
Seiring
waktu, Ayden kecil tumbuh menjadi bocah yang menyenangkan dan baik hati. Dia tak
pernah diam, dia suka bermain olahraga. Tapi kebahagiaan Bill hanya berlangsung sampai Ayden berusia 10 tahun.
Pada suatu hari,
Ayden tiba-tiba pingsan saat sedang latihan sepak bola. Ayden segera dilarikan ke
rumah sakit. Awalnya, dokter memperkirakan kalau Ayden hanya mengalami gegar
otak. Tapi seiring waktu, kesehatan Ayden justru makin memburuk. Dia mulai hilang ingatan dan keterampilan verbalnya.
“Dia sangat
lemah. Aku harus membawa dia kemana-mana. Dia tidak bisa berjalan. Dia
kehilangan fungsi motorik, bahkan dia sering kali tidur. Tatapan matanya kosong, seolah-olah dia tak ada,” terang Bill.
Setelah menjalani
pemeriksaan kembali, dokter pun menemukan kalau Ayden ternyata mengidap tumor otak yang disebut diffuse intrinsic pontine glioma (DIPG). Dokter bahkan hanya memprediksi Ayden bisa bertahan hidup selama 1 tahun.
Bill pun
bertekad untuk menciptakan kenangan manis sepanjang sisa waktu yang dimiliki Ayden
dengan petualangan. Ayden dan Bill kadang pergi berburu, memancing, dan bahkan menonton pertandingan gulat.
“Kami mencoba apa yang bisa kita coba lakukan selama Ayden masih ada,” kata Bill.
Seiring menurunnya
kondisi kesehatan Ayden, mereka pun semakin sulit untuk melakukan sesuatu. Bill
hanya bisa mendampingi putranya itu sepenuhnya. “Tak peduli bagaimana pun kondisimu putraku, aku akan selalu berada di sampingmu. Sepenuhnya,” ucap Bill.
Hati Bill tercabik-cabik
ketika Ayden bertanya bagaimana jika nantinya dia akan meninggal. Tapi dengan keteguhan imannya, Bill hanya menjawab putranya itu bahwa segala sesuatu ada di tangan Tuhan.
Ya, pada
akhirnya Bill tahu bahwa jawaban atas pertanyaan Ayden sudah dijawab oleh Tuhan.
Tuhan sudah menyembuhkan Ayden dengan membawanya pulang. Sembari meratapi tubuh
Ayden yang tak lagi bernyawa, Bill berkata “Maaf karena tak bisa berbuat banyak. Berlarilah kembali. Bermainlah kembali…Kau sudah menunjukkan tujuan hidupku.”
Ya, kita tahu
bahwa Ayden memang sudah mendapatkan kesembuhan sempurna dari Tuhan. Tapi memang, sebagai manusia biasa hati kita pasti akan dipenuhi dengan kesedihan mendalam.
Saat ini, Ayden
tak lagi ada bersama-sama dengan seluruh keluarganya. Tapi lewat kematian Ayden,
Bill menyadari satu hal bahwa Tuhan akan selalu menggunakan rasa sakit untuk menunjukkan sesuatu yang besar.
“Pasti ada tujuan
di balik semua ini. Dan aku pikir kami perlu peduli pada orang-orang penderita DIPG.
Kami bisa menggalang dana untuk membantu orang-orang yang menderita penyakit
ini,” ucapnya.
Berkat apa yang
dialami Ayden, Bill dan keluarga benar-benar fokus untuk membantu para
penderita kanker otak lewat penggalangan dana yang mereka lakukan.