Pecah Belah Umat Yahudi dan Kristen Singapura, Imam Asal India Ini Didenda Sampai Akui Kesalahan

Internasional / 4 April 2017

Kalangan Sendiri

Pecah Belah Umat Yahudi dan Kristen Singapura, Imam Asal India Ini Didenda Sampai Akui Kesalahan

Lori Contributor
5143

Imam Nalla Mohamed Abdul Jameel diminta tinggalkan Singapura setelah membuat pernyataan yang menyinggung umat Kristen dan Yahudi. Selain akan dipulangkan, imam umat Islam asal India ini juga dikenakan denda senilai 4000 dolar karena dianggap menimbulkan perpecahan dan merusak keharmonisan hidup antar umat beragama d Singapura.

“Nalla sudah membayar denda. Dia akan dipulangkan. Tindakan terhadap Nalla mengaku menyesal. Nalla, seorang Kepala Imam di Masjid Jamae Chulia selama tujuh tahun terakhir berkerja untuk memenuhi kebutuhan jemaat, dan menjangkau agama lain,” ucap Kementerian Dalam Negeri Singapura dalam pernyataannya Senin (3/4).

Pernyataan Nalla yang dianggap telah menimbulkan kekacauan itu ditemukan dalam sebuah video berbahasa Arab. Seperti dikutip, dia mengatakan kalau ‘Tuhan membantu kita (umat Muslim) untuk melawan Yahudi dan Kristen’.

Pada Jumat (31/3) lalu, sang imam telah menyampaikan permohonan maaf. Dia mengaku bahwa pernyataan itu bukan berasal dari kutab suci, melainkan dari sebuah buku berbahasa Arab kuno dari kampung halamannya. Dia juga secara pribadi stelah bertemu dengan pemimpin Yahudi Maghain Aboth di Sinagoge Yahudi di Waterloo Street pada hari Minggu lalu.

Dalam pernyataan maaf Nalla, dia menuliskan: “Saya menerima bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Sebaliknya, saya hanya melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tindakan saya telah memecah belah agama dan ras. Tanpa syarat saya meminta maaf kepada semua warga Singapura atas perilaku saya. Saya sangat menyesal atas tindakan itu dan berjanji untuk tidak mengulangi perilaku saya lagi. Saya juga menerima bahwa saya membuat situasi lebih buruk dengan membuat beberapa komentar yang melewati batas.”

Kasus yang dialami imam Nalla ini mungkin mirip seperti apa yang dihadapi oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tapi tentu saja berbeda secara konteks, dimana Nalla dengan jelas menyampaikan pernyataan seperti hendak menghasut umat yang dimpimpinnya untuk memerangi umat Yahudi dan Kristen. Sementara, Ahok yang dinyatakan mengutip salah satu ayat dari kitab suci agama Islam, hanya sekadar mengingatkan supaya umat Muslim tidak terhasut dengan pemakaian ayat tersebut dalam kaitannya dengan pemilu.

Tapi dari dua kasus ini, mari belajar supaya kita lebih berhati-hati dalam menyampaikan sebuah pernyataan berbau keagamaan. Jangan sampai karena tindakan kita, kehidupan umat beragama malah terpecah belah.

Sumber : Straitstimes.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami