Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? (Yakobus 2: 20)
Aku punya teman
yang sangat gemar dengan film zombie. Dia menyaksikan hampir semua film-film seperti
itu, mulai dari acara TV dan film pendek yang setidaknya berisi konten soal zombie.
Dan suatu
hari, aku mengajukan sebuah pertanyaan yang membingungkan ke dia: “Bagaimana orang-orang
tahu apakah mereka sedang mengambil gambar zombie” Dia menjawab, “Oh, mereka hanya
tahu.” Aku kemudian bertanya, “Bagaimana kalau mereka benar-benar seseorang yang bukan zombie?” Dan diapun tak dapat menjawab dan hanya diam membisu.
Bagaimana kamu
tahu kalau sesuatu atau seseorang itu sudah mati? Kita tidak bisa hanya mengatakan,
“Oh, kamu hanya akan tahu karena kemudian kita mungkin berakhir ‘menembak’
berbagai hal dan orang-orang yang hidup.” Sesuatu yang sudah mati akan berhenti
bernapas, detak jantungnya tak lagi bekerja atau mungkin bakal berhenti berkembang.
Hal ini
sama dengan iman kita. Kita perlu tahu apakah iman kita hidup atau mati. Yakobus
menyampaikan dalam Yakobus 2: 20 kalau “iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong“.
Dalam
Yakobus 2: 14-16, dia mengatakan, “Apakah
gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman,
padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika
seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan
sehari-hari,dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan,
kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?”
Apa yang
membuat iman tanpa perbuatan itu mati? Perbuatan iman menjadi tanda-tanda
kehidupan bagi manusia. Dengan cara yang sama kita tahu kalau seseorang masih
hidup saat kita mendeteksi detak jantung, pernapasan dan bahkan gerakan, iman
itu dimaksudkan untuk memanifestasikan dirinya dengan cara-cara yang membuktikannya
masih hidup, dan jalan tersebut adalah dengan berkarya. Iman tanpa perbuatan
seperti zombie yang terus berjalan seolah memiliki iman yang ‘menandakan kehidupan orang Kristen’, tapi sesungguhnya tidak hidup dengan produktif.
Iman menurut
definisinya adalah untuk mempercayai dan meyakini sesuatu atau seseorang kepada
titik dimana kita didorong untuk hidup dengan cara yang menunjukkan hal itu. Perlu
dicatat kalau keyakinan dan kepercayaan yang terbaik terbukti ketika kita melihat
bahwa dua hal ini mempengaruhi cara hidup kita, yang berarti untuk menghasilkan
tindakan yang baik. Tapi saat hal itu tidak bekerja dengan baik, maka iman kita tidak lebih dari kata-kata kosong dan pengakuan saja.
Saat kita menempatkan
iman kepada Tuhan, misalnya kebutuhan hidup dan keuangan, tapi kemudian kita
menimbun uang yang kita punya seolah-olah kita takut Allah mungkin tidak
menyediakan cukup, kata-kata kita tidak akan berkuasa. Kata-kata itu mati dan iman
kita pun mati. Sementara perbuatan baik adalah hasil dari hati yang taat dan hati
yang taat akan mendorong seseorang untuk melangkah dalam iman. Sebaliknya, hati yang melangkah tanpa dibarengi dengan iman tidak akan pernah bisa taat.
Sementara hanya melakukan perbuatan
baik saja tidak bisa menghasilkan iman, dan rasul Paulus sudah menjelaskan hal ini
berkali-kali dalam Alkitab. Saat kita tidak memiliki iman, maka saat itulah kita dapat mengatakan kalau kita adalah zombie yang mati.
Lalu bagaimana caranya supaya iman kita hidup?
Efesus 2: 8
menjelaskan sumber daripada iman, “Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah..”
Iman itu datangnya
hanya dari Tuhan saja. Saat kita berpikir kita bisa membuat diri kita jauh
lebih beriman dengan karya-karya kita, kita justru hanya akan ditinggalkan seperti
mayat hidup yang indah. Iman hanya datang dari Tuhan dan dari pendengaran akan kebangkitan
Kristus. Ketika kita mengenal Tuhan, membaca firman dan janji-janji-Nya, kita akan
secara otomatis menaruh iman dan kepercayaan kita kepada Dia. Tak ada cara yang
bisa kamu lakukan untuk menolaknya.
Inilah yang
harus kita pahami soal iman dan bagaimana dia bisa berbuah menghasilkan perbuatan-perbuatan
yang baik bagi banyak orang.