Marak Kasus Transgender Anak, Ini Sebabnya Orang Tua Hati-hati Sampaikan Soal Isu Gender ke Anak
Sumber: Science News

Parenting / 30 March 2018

Kalangan Sendiri

Marak Kasus Transgender Anak, Ini Sebabnya Orang Tua Hati-hati Sampaikan Soal Isu Gender ke Anak

Lori Contributor
6338

Bayangkan kalau tiba-tiba anak datang menghampiri orang tuanya dan berkata dengan penuh paksaan, “Aku nggak mau jadi anak laki-laki lagi. Aku mau jadi perempuan saja!” Bayangkan kalau itu benar-benar terjadi, respon apa yang pertama kali akan orang tua sampaikan kepada anak?

Inilah yang dialami seorang anak perempuan berusia 14 tahun di Amerika Serikat (AS), yang tak dapat disebutkan namanya, berusaha mencari dukungan dari pemerintah daerah supaya diijinkan mengubah jenis kelaminnya menjadi seorang laki-laki. Kasus ini masih terus bergulir karena orang tua sang gadis harus menempuh jalur hukum untuk menentang keputusan putri mereka. Sebab dirinya masih dianggap terlalu muda untuk mengambil keputusan yang cukup dramatis itu.

Tak hanya itu, kasus lainnya juga dialami oleh anak berusia tujuh tahun yang ingin mengubah dirinya menjadi seorang anak perempuan. Yang paling mengejutkan dari kasus ini bahwa tindakan anak itu dilatarbelakangi oleh pengaruh sang ibu. Pemahaman soal gender yang disampaikan oleh sang ibu diduga keras telah membuat sang anak ingin mengubah gendernya.

Mari kembali lagi dengan pertanyaan di atas. Bagaimana seharusnya orang tua bertindak saat anak menyampaikan keinginannya untuk mengubah jenis kelamin? Dalam istilah yang dikenal Transgender ini memang merupakan tindakan yang masih tabu dan dilarang keras. Mungkin ada beberapa orang yang sudah melakukannya, tapi tetap saja hal demikian sangat dilarang oleh agama manapun.

Baca Juga :

40 Tahun Lamanya, Ternyata Pendeta di Inggris Ini Diam-diam Seorang Transgender

Marak Kasus Transgender Anak, Ini Sebabnya Orang Tua Hati-hati Sampaikan Soal Isu Gender ke Anak
Meskipun akan sulit untuk memahami dan meresponi situasi ini, orang tua tak perlu berusaha untuk mengalihkan topik. Jangan coba untuk menawarkan kenyamanan dan mendukung mereka supaya senang dengan kondisi fisik mereka sendiri.

Menurut penelitian dari Belanda, orang tua harus bersiap menghadapi tantangan isu transgender di masa kanak-kanak yang penuh dengan pandangan yang saling bertentangan, pendekatan dan juga solusinya. Tapi orang tua diminta untuk fokus untuk memberi pemahaman logis dan dapat diterima soal siapa dirinya sendiri.

Menurut laporan Pelayanan Pengembangan Identitas Gender (Gids) ditemukan kalau kasus yang juga disebut sebagai ‘gender dysphoria’ ini terus meningkat setiap tahunnya. Terdapat 30 kasus setiap tahunnya sejak tahun 1998 dan meningkat menjadi 96 kasus per tahun sejak 2009 silam. Sedang tahun 2014 melonjak menjadi 897 kasus per tahun dan 1419 tahun ini.

Jadi untuk mencegah hal ini terjadi kepada anak-anak kita, orang tua harus tahu hal ini:

1. Sejak usia dini, ajarkan anak soal siapa diri mereka.


Firman Tuhan bisa jadi panduan yang tepat untuk meyakinkan bahwa mereka bisa menerima diri mereka sendiri. Mungkin kamu bisa memakai Kejadian 1: 27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan dicptakan-Nya mereka.”

2. Carilah informasi-informasi baru dari berbagai media.


Misalnya mencari hal-hal yang berkaitan dengan cara yang baik menyampaikan isu gender kepada anak, baik lewat internet ataupun ikut dalam seminar-seminar parenting.

3. Pantau pertumbuhan anak sejak dini. Lihat bagaimana mereka berperilaku.


Tanda-tanda ini bisa membantu orang tua, misalnya anak laki-laki bersikeras ingin mengenakan gaun perempuan sejak berusia dua tahun. Sebaliknya, anak perempuan menuntut untuk memakai pakaian laki-laki. “Saat hal itu terjadi, berarti anak Anda bermasalah dengan hormon mereka,” ucap Dr Polly Carmichael dari Gids.

Tapi untuk mencegah kelainan hormon ini, Dr Polly bahkan tidak menyarankan untuk memberikan suntikan penghambat hormon kepada anak di bawah 16 tahun.

Memberikan pemahaman secara agama soal isu gender kepada anak adalah satu-satunya solusi yang mungkin bisa dilakukan oleh orang tua. Sebaiknya hal ini dilakukan sejak anak memang masih berusia belia. Ingatkan pula mereka bahwa Tuhan menciptakan setiap orang dengan maksud dan tujuan tertentu, dan Dia bahkan telah membentuk setiap orang sejak dalam kandungan. Itulah kebenaran yang harus kita sampaikan. Mintalah bimbingan Tuhan supaya anak bisa mendengar setiap penjelasan yang orang tua sampaikan.

Sumber : Timesofindia.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami