Manusia Selalu Nilai Kecantikan dari Fisik Saja, Untungnya Tuhan Nilai Kecantikan Dengan 6 Hal Ini

Single / 21 March 2017

Kalangan Sendiri

Manusia Selalu Nilai Kecantikan dari Fisik Saja, Untungnya Tuhan Nilai Kecantikan Dengan 6 Hal Ini

Lori Contributor
13292

Kita manusia selalu mendefinisikan kecantikan dengan apa yang kita lihat saja. Semisal, kita menilai wanita cantik dari sisi fisiknya saja atau selebriti yang dinilai dari penampilan luar mereka saja.

Kecantikan memang merupakan pemberian Tuhan. Tapi, jangan terlalu banyak memusatkan perhatian pada penampilan luar saja, karena hasilnya hanya akan mengecewakan.

Kalau kita sudah tahu bahwa hampir semua orang menilai kecantikan secara fisik saja, tapi berbeda dengan Tuhan yang memandang kecantikan dalam 6 standar ini:

Sosok yang mencintai Tuhan lebih dari apapun

Katakanlah fisik orang semacam ini tampak biasa-biasa saja. Tapi biasanya ada keindahan yang terpancar dari dalam dirinya dan itulah inner beauty yang terbentuk dari keintimannya dengan Tuhan.

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. (Mazmur 27: 4)

Keanggunan yang dipancarkan dari kesederhanaan

Sekalipun seseorang tidak memakai perhiasan atau menenakan pakaian yang mahal, tapi karena keindahan hatinya dia justru terlihat begitu anggun. Inilah kecantikan yang sejati, bahkan seseorang tidak harus mengenakan barang-barang mahal secara fisik, tapi keindahan hatinyalah yang memancarkan keindahan dirinya.

“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (1 Petrus 3: 3-4)

Kekuatan adalah kecantikan sesungguhnya

Dalam Amsal 20 ayat 29 dikatakan bahwa kekuatan seseorang jauh lebih indah daripada perhiasan emas dan perak yang dikenakan. Karena itulah, kecantikan bukan hanya ditentukan dari apa yang dikenakan secara fisik saja.

“Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.” (Amsal 20: 29)

Hidup dalam kebenaran Tuhan

Orang-orang yang hidup mengikuti kebenaran Tuhan adalah mereka yang dipandang seperti mutiara. Bahkan kecantikan pun tidak dapat menandingi keindahan sebuah mutiara. Karena itulah firman Tuhan mengingatkan bahwa kecantikan seseorang harusnya dipandang dari bagaimana hidupnya terus terpaut pada kebenaran Tuhan .

Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. (Yesaya 62: 3-4)

Cantik alami adalah kecantikan sesungguhnya

Mungkin sebagian besar dari kita tahu soal kisah Ratu Ester dari Persia. Ya, Ester adalah seorang wanita yang memang sudah terlahir cantik dan dia tak lagi memerlukan perhiasan atau aksesoris lain untuk membuat dirinya terlihat lebih cantik lagi. Dia hanya perlu berpenampilan apa adanya secara alami dan penampilan alamiahnya itulah yang membuat Raja Ahasyweros terpikat kepada Ester.

Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa karena kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh karena semarak perhiasan-Ku yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH." (Yehezkiel 16: 14)

Keindahan luar tidak akan kekal

Keindahan penampilan luar memang akan mempesonakan banyak orang. Tapi hal itu pun tidak akan kekal. Seorang gadis muda bisa saja jadi orang tercantik di dunia, tapi tetap saja kecantikan itu tidak akan kekal. Ada masanya kecantikan itu akan menyusut seiring dengan bertambahnya usia.

….dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. (Yakobus 1: 10-11)

Penilaian kita yang manusiawi memang selalu membuat kita keliru menilai orang lain. Kita bukan manusia yang menilai sebagaimana Tuhan menilai dan sifat ini disebabkan karena pola pikir kita yang belum berubah. Karena itu, yuk meminta supaya Tuhan membukakan mata dan pemikiran kita sehingga dalam segala sesuatu kita bisa menilai sebagaimana Dia menilai kita.

Sumber : Christiantoday.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami