3 Tokoh Besar Ini Minta Pemilih Jangan Campur Adukan Pilkada dengan Agama
Sumber: Viva.co.id

Nasional / 16 March 2017

Kalangan Sendiri

3 Tokoh Besar Ini Minta Pemilih Jangan Campur Adukan Pilkada dengan Agama

Lori Contributor
3659

Panasnya situasi akibat menjelang Pilkada putaran kedua 15 Februari 2017 terus berlanjut. Isu SARA menjadi bahasan yang paling mudah dijadikan sebagai api yang semakin menyulut dukungan pemilih terhadap salah satu pasangan calon (paslon). Perselisihan antar pendukung paslon terus terjadi, bahkan sampai menyerang paslon dengan makian soal SARA.

Tiga tokoh besar seperti Ketua PDIP Megawati Soekarno Putri, Wakil Ketua Gerindra Edy Prabowo dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomer urut dua Djarot Saiful Hidayat menyikapi situasi ini dengan tegas. Mereka menyampaikan supaya Pilkada jangan dikait-kaitkan dengan SARA. Megawati, misalnya, menyampaikan kalau pilkada bukanlah memilih pemimpin agama, melainkan memilih pemimpin pemerintahan.

"Kenapa toh saya pilih Pak Ahok dan Pak Djarot? Sangat gampang, saya tidak pikirkan masalah agama, suku, ras," kata Megawati saat menyambangi markas pemenanganpaslon nomor urut 2 Ahok-Djarot, Rabu (15/3/2017).

Dia menegaskan jika ingin memilih pemimpin agama pilihlah seperti kyai, dan sesepuh, yang diperlukan hari ini adalah pemimpin pemerintahan. Dia juga sedih karena banyak pemilih yang takut memilih lantaran berbeda agama dan menyebut orang lain kafir.

"Saya sedih. Ada ibu-ibu yang bilang kenapa milih kafir? Menurut saya, itu merendahkan agamanya sendiri apapun agamanya. Aneh saya, padahal saya bukan ahli Alquran loh, kalau saya ngomong ayat-ayat nanti kena lagi penistaan agama seperti Pak Ahok. Jadi sudah itu urusan kiai, saya urusan politik dan pemerintahan saja," katanya.

Senada dengan Megawati, wakil ketua umum Partai Gerindra Edy Prabowo juga menegaskan bahwa Pilkada DKI bukan sebagai ajang peperangan dengan mengangkat isu-isu SARA sebagai senjata untuk melawan paslon tertentu. "Yang harus kita ingat Pilkada DKI bukan perang antar suku, etnis dan agama," ujar Edy di komplek parlemen RI, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Dia menegaskan bahwa yang dicari dari Pilkada adalah pemimpin yang lebih baik untuk DKI Jakarta. Karena itu  ihwal memilih tidak berkaitan dengan agama paslon.

Sementara itu, kasus nenek Hindun yang ditelantarkan masyarakat sekitar karena memilih calon pemimpin yang tidak seiman menjadi topik yang dibahasa oleh calon wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful  Hidayat. Perihal isu penelantaran ini, katanya, jangan dijadikan sebagai komoditi untuk memenangkan pasangan tertentu.

“Makanya berkali-kali bilang, tolonglah jangan campur adukkan persoalan pilkada dengan agama,” kata Djarot.

Isu SARA memang gencar dipakai oleh para pendukung paslon tertentu untu tujuan meraup suara yang lebih banyak. Tapi perlu kita tahu kalau isu sensitif ini justru bisa menyebabkan maslaah besar bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti ditekankan oleh ketiga tokoh di atas, bahwa Pilkada seharusnya adalah sebuah ajang untuk memilih pemimpin pemerintahan yang lebih baik. Jadi mari menjadi pemilih yang bijak!

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami