Sidang Sinode GKI Papua Ke-17 Jadi Ajang Promosi Keharmonisan Umat Beragama

Nasional / 13 March 2017

Kalangan Sendiri

Sidang Sinode GKI Papua Ke-17 Jadi Ajang Promosi Keharmonisan Umat Beragama

Lori Contributor
4383

Sidang Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) Se-Papua ke-17 resmi dibuka di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat pada Minggu, 12 Maret 2017. Sidang ini diselenggarakan dalam rangka menyusun kembali agenda kerja dan mengevaluasi kerja gereja.

Pembukaan sidang ini diwarnai dengan penyalaan ‘obor abadi’ yang menjadi simbol dari kehangatan jemaat-jemaat gereja Papua. Sebelum penyelenggaraan sidang, obor ini sudah dibawa berkeliling mulai dari Sentani yang menjadi tempat penyelenggaraan Sidang Sinode ke-16 lima tahun lalu. Sejak Oktober 2016 lalu, obor ini sudah dibawa ke Pulau Saonek dan mengelilingi seluruh kabupaten di Raja Ampat hingga berlabuh di Waisai kemarin.

Obor ini dibawa oleh perwakilan masing-masing kabupaten dengan menggunakan perahu. Penyerahan obor abadi inilah yang menjadi salah satu hal menarik dalam setiap penyelenggaraan Sidang Sinode GKI Papua. Karena tak hanya sekadar melakukan penyerahan obor dengan menyalakannya bersama-sama, tetapi perayaan ini juga diiringi dengan tari-tarian dan tabuhan suling tambur. Tak hanya jemaat gereja saja yang berpartisipasi, namun juga banyak warga Muslim yang turut berpatisipasi.

Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati mengatakan, tradisi pembukaan Sidang Sinode 2017 ini terbilang sebagai kirab budaya Raja Ampat. Juga sekaligus sebagai bentuk promosi terhadap dunia tentang keharmonisan agama dan etnis yang ada di Raja Ampat, Papus.

“Sidang ini satu pentas acara musyawarah religi yang dilakukan GKI namun karena kebetulan kita sebagai tuan rumah, sebagai kabupaten pariwisata, pemerintah daerah mensinergikan dengan panitia sebagai ajang promosi yang melibatkan partisipasi masyarakat,” ucap Bupati Abdul.

Selain acara penyalaan obor, Sidang Sinode GKI ini juga diisi dengan peresmian gedung Gereja Alfa dan Omega Wasai, sebagai tempat penyelenggaraan acara. Acara ini pun dirayakan dengan meriah menyusul kehadiran Ketua Sinode GKI Papua Pdt Albert Yoku, STh, Plt Gubernur Papua Barat Subowo, anggota DPR RI Michael Wattimena, Gubernur terpilih Papus Barat Dominggus Mandacan, Wakil Bupati Raja Ampat Manuel Piter Urbinas, Kapolda Papua Barat, Pangdam Kasuari dan undangan lainnya.

Sidang Sinode ini pun dibuka dengan khotbah yang dibawakan oleh Ketua Sinode GKI Papua Pdt Albert Yoku STh. Dia mengatakan bahwa pemerintahan GKI adalah pemerintahan Kristus sendiri, karena itu kita harus hidup dan bertindak sesuai dengan hukum Kristus.

 

Pdt Yoku juga mengatakan bahwa GKI adalah warga negara Indonesia dan dunia sehingga perlu dijunjung nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan di tengah warga yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antargolongan. Apalagi Indonesia merupakan negara yang heterogen. “Untuk itu, agar semua tercapai pemerintahan Allah yang sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kita perlu hidup sesuai dengan ajaran Alkitab di dalam kehidupan ssehari-hari,” tandasnya.

Sumber : Mediaindonesia.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami