Berapa banyak di
antara kita yang jika seandainya kita punya seorang ibu yang kurang waras atau mengalami gangguan jiwa, tanpa rasa malu tetap mengakuinya sebagai ibu? Mari jujur
dengan diri sendiri. Jika kita diposisikan lahir dalam sebuah keluarga miskin dan punya ibu yang kurang waras, apa yang akan kita lakukan sebagai anak?
Percaya atau tidak,
posisi ini nyata dialami seorang gadis 9 tahun asal Desa Jinsha, Xinning,
China, bernama Chen Haixun. Gadis yang dipanggil Chen ini harus menerima
kenyataan kalau dirinya lahir di tengah keluarga yang serba kekurangan. Ibunya
bahkan mengalami gangguan jiwa sejak dirinya masih belia. Tapi bukan berarti
dia harus menyangkali kondisi sang ibu dari orang lain. Meski kerap mendapat
hinaan dari teman-temannya dengan menyebut dia anak orang gila, Chen tetap menerimanya.
Kondisi sang ibu tak
mengurangi cinta Chen sedikitpun kepada wanita yang sudah melahirkannya itu.
Ayahnya yang juga tidak punya pekerjaan tetap semakin membuat kondisi ekonomi
keluarga ini begitu memprihatinkan. Karena itulah, Chen sudah menggantikan
peran sang ibu sejak usia 7 tahun. Untuk mengurangi beban sang ayah, Chen pun
mengambil bagian untuk memasak, mengurus rumah, dan merawat sang ibu yang
justru bergantung pada putrinya itu, mulai dari mencuci rambut, tangan ibunya
dan semua hal yang dibutuhkan ibunya. Sang ibu juga tidak bisa
ditinggalkan tanpa pengawasan karena bisa saja ibunya keluar rumah dan berjalan di sekitar desa sambil membuat keributan.
Gadis yang baru duduk
di bangku SD kelas tiga ini tak pernah punya waktu bermain seperti
anak-anak lain pada umumnya karena kondisi jua yang memaksa. Sejak dari pagi
dia sudah harus mengerjakan pekerjaan rumah. Di pagi hari Chen akan mencuci
baju dan membersihkan hal lain. Di sore hari dia akan masak makan malam. Selain
itu, dia juga kerap membantu pekerjaan ayahnya seperti memotong bambu. Tak sedikitpun Chen mengeluh saat mengerjakan semua pekerjaan itu.
Jika seandainya sang
ibu sehat, Chen mungkin tak harus mengalami hal ini. Tapi karena suatu alasan
yang dia tak ketahui, sang ibu yang dulunya adalah seorang kembang desa yang
cantik dan pintar menari itu lama kelamaan kelakuannya mulai tidak wajar.
Bahkan waktu Chen masih kecil, ibunya pernah tanpa sengaja hampir membunuhnya.
Di luar kesadaran ibunya, Chen kecil diceburkan ke dalam danau. Padahal saat
itu adalah musim dingin dan Chen hampir saja mati kedinginan. Peristiwa itu hampir saja merenggut nyawanya. Namun untung saja Chen bisa bertahan.
Meski peristiwa itu
begitu menyedihkan, namun Chen tetap setia merawat sang ibu. Chen tak pernah
mempermasalahkan hal tersebut. Baginya, yang terpenting adalah bisa mengobati ibunya supaya kembali normal.
Di sisi lain, Chen
juga tetap bahagia karena punya seorang ayah yang terus bekerja keras memenuhi
kebutuhan keluarga dan juga tetap setia kepada istrinya walaupun dalam kondisi
kurang waras. Chen akan sangat senang kalau sang ayah memujinya karena seharian sudah merawat ibunya dengan baik.
Satu hal yang begitu
diinginkan oleh Chen bisa benar-banar dikabulkan oleh Tuhan adalah kesembuhan
ibunya. “Aku hanya ingin ibu sembuh agar tak ada lagi yang mengataiku anak orang gila,” ucap Chen.
Bagaimana pun keadaan
mereka, Chen tetap menganggap ayahnya orang paling hebat di dunia. Sementara,
sang ibu adalah beban terindah dalam hidupnya. Walaupun sang ibu tidak memberi kasih sayang, di hatinya asal ada seorang ibu, itu sudah membahagiakan.
Hinaan orang lain yang
kerap diterima Chen bahkan tak pernah membuatnya merasa malu karena punya
seorang ibu yang kurang waras. Meski ada tangisan yang menyertainya, tapi bagi Chen setiap orang hanya memiliki satu ibu, dan dialah yang terbaik.
Kita memang tidak
pernah bisa meminta dari orangtua seperti apa kita akan dilahirkan. Tapi apapun
keadaan orang tua kita, sebagai anak kita wajib mengasihi dan menghormati
mereka. Balasan kasih yang luar biasa inilah yang ditunjukkan Chen kepada orang tuanya.
Kisah ini nyata
terjadi dan dibuat jadi tayangan dokumenter menyentuh yang diposting di Youtube dengan judul “INSPIRASI : Kasih luar biasa seorang anak pada ibunya yang gila”.
Kasih luar biasa yang
diberikan Chen kepada ibunya adalah bukti kasih murni dan tulus. Kasih yang
seperti itu pula yang Tuhan berikan kepada kita. Tak peduli apapun kondisi kita, Tuhan tetap mengasihi kita dan kasih-Nya tak pernah berkurang atas hidup kita.