Kerap Dihina, Gadis 9 Tahun Ini Setia Rawat Ibunya yang Kurang Waras
Sumber: AET Travel

Kata Alkitab / 7 February 2017

Kalangan Sendiri

Kerap Dihina, Gadis 9 Tahun Ini Setia Rawat Ibunya yang Kurang Waras

Lori Official Writer
10593

Berapa banyak di antara kita yang jika seandainya kita punya seorang ibu yang kurang waras atau mengalami gangguan jiwa, tanpa rasa malu tetap mengakuinya sebagai ibu? Mari jujur dengan diri sendiri. Jika kita diposisikan lahir dalam sebuah keluarga miskin dan punya ibu yang kurang waras, apa yang akan kita lakukan sebagai anak?

Percaya atau tidak, posisi ini nyata dialami seorang gadis 9 tahun asal Desa Jinsha, Xinning, China,  bernama Chen Haixun. Gadis yang dipanggil Chen ini harus menerima kenyataan kalau dirinya lahir di tengah keluarga yang serba kekurangan. Ibunya bahkan mengalami gangguan jiwa sejak dirinya masih belia. Tapi bukan berarti dia harus menyangkali kondisi sang ibu dari orang lain. Meski kerap mendapat hinaan dari teman-temannya dengan menyebut dia anak orang gila, Chen tetap menerimanya.

Kondisi sang ibu tak mengurangi cinta Chen sedikitpun kepada wanita yang sudah melahirkannya itu. Ayahnya yang juga tidak punya pekerjaan tetap semakin membuat kondisi ekonomi keluarga ini begitu memprihatinkan. Karena itulah, Chen sudah menggantikan peran sang ibu sejak usia 7 tahun. Untuk mengurangi beban sang ayah, Chen pun mengambil bagian untuk memasak, mengurus rumah, dan merawat sang ibu yang justru bergantung pada putrinya itu, mulai dari mencuci rambut, tangan ibunya dan semua hal yang dibutuhkan ibunya.  Sang ibu juga tidak bisa ditinggalkan tanpa pengawasan karena bisa saja ibunya keluar rumah dan berjalan di sekitar desa sambil membuat keributan.

Gadis yang baru duduk di bangku SD kelas tiga ini  tak pernah punya waktu bermain seperti anak-anak lain pada umumnya karena kondisi jua yang memaksa. Sejak dari pagi dia sudah harus mengerjakan pekerjaan rumah. Di pagi hari Chen akan mencuci baju dan membersihkan hal lain. Di sore hari dia akan masak makan malam. Selain itu, dia juga kerap membantu pekerjaan ayahnya seperti memotong bambu. Tak sedikitpun Chen mengeluh  saat mengerjakan semua pekerjaan itu.

Jika seandainya sang ibu sehat, Chen mungkin tak harus mengalami hal ini. Tapi karena suatu alasan yang dia tak ketahui, sang ibu yang dulunya adalah seorang kembang desa yang cantik dan pintar menari itu lama kelamaan kelakuannya mulai tidak wajar. Bahkan waktu Chen masih kecil, ibunya pernah tanpa sengaja hampir membunuhnya. Di luar kesadaran ibunya, Chen kecil diceburkan ke dalam danau. Padahal saat itu adalah musim dingin dan Chen hampir saja mati kedinginan. Peristiwa itu hampir saja merenggut nyawanya. Namun untung saja Chen bisa bertahan.

Meski peristiwa itu begitu menyedihkan, namun Chen tetap setia merawat sang ibu. Chen tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Baginya, yang terpenting adalah bisa mengobati ibunya supaya kembali normal.

Di sisi lain, Chen juga tetap bahagia karena punya seorang ayah yang terus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga dan juga tetap setia kepada istrinya walaupun dalam kondisi kurang waras. Chen akan sangat senang kalau sang ayah memujinya karena seharian sudah merawat ibunya dengan baik.

Satu hal yang begitu diinginkan oleh Chen bisa benar-banar dikabulkan oleh Tuhan adalah kesembuhan ibunya. “Aku hanya ingin ibu sembuh agar tak ada lagi yang mengataiku anak orang gila,” ucap Chen.

Bagaimana pun keadaan mereka, Chen tetap menganggap ayahnya orang paling hebat di dunia. Sementara, sang ibu adalah beban terindah dalam hidupnya. Walaupun sang ibu tidak memberi kasih sayang, di hatinya asal ada seorang ibu, itu sudah membahagiakan.

Hinaan orang lain yang kerap diterima Chen bahkan tak pernah membuatnya merasa malu karena punya seorang ibu yang kurang waras. Meski ada tangisan yang menyertainya, tapi bagi Chen setiap orang hanya memiliki satu ibu, dan dialah yang terbaik.

Kita memang tidak pernah bisa meminta dari orangtua seperti apa kita akan dilahirkan. Tapi apapun keadaan orang tua kita, sebagai anak kita wajib mengasihi dan menghormati mereka. Balasan kasih yang luar biasa inilah yang ditunjukkan Chen kepada orang tuanya.

Kisah ini nyata terjadi dan dibuat jadi tayangan dokumenter menyentuh yang diposting di Youtube dengan judul “INSPIRASI : Kasih luar biasa seorang anak pada ibunya yang gila”.

Kasih luar biasa yang diberikan Chen kepada ibunya adalah bukti kasih murni dan tulus. Kasih yang seperti itu pula yang Tuhan berikan kepada kita. Tak peduli apapun kondisi kita, Tuhan tetap mengasihi kita dan kasih-Nya tak pernah berkurang atas hidup kita. 

Sumber : Tribunnews.com
Halaman :
1

Ikuti Kami