Buat kamu yang lahir di tahun 80-an ke bawah pasti tahu gimana
orang-orang waktu dulu sama sekali belum kenal sama namanya gadget (laptop, smartphone,
notebook dan tablet). Untuk belajar saja, orang jaman dulu hanya mengandalkan
pena dan kertas. Tapi seiring perkembangan teknologi, kertas mulai ditinggalkan
dan kita beralih menggunakan alat-alat elektronik ini sebagai media menulis atau mengetik yang praktis.
Tapi apakah mengetik di laptop atau notebook jauh lebih
baik? Ternyata, sebuah studi yang
dilakukan baru-baru ini menemukan kalau menulis dengan pena dan kertas jauh
lebih baik dibanding dengan menggunakan laptop. Studi yang dipublikasikan di
jurnal Psychological Science itu mengatakan kalau menulis dengan pena dan
kertas jauh lebih baik dalam hal meningkatkan memori dan kemampuan mempertahankan dan memahami konsep-konsep.
Penelitian yang dilakukan psikolog Pam Muller
(Universitas Princeton) dan Daniel Oppenheimer (Universitas California, Los Angeles)
ini memutuskan untuk menguji efek tulisan tangan dan mengetik pada mahasiswa
dengan dua percobaan. Percobaan pertama, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok.
Mereka diminta untuk mendengarkan ceramah dan mencatat isi ceramah dengan tulisan tangan untuk kelompok pertama.
Kelompok kedua diminta mengerjakan hal yang sama, namun menggunakan metode mengetik. Lalu para peserta diuji setengah jam kemudian.
Dari hasil percobaan ini, Mueller dan Oppenheimer
tertarik mengamati kemampuan mahasiswa kelompok pertama dalam mengingat
fakta-fakta dan konsep-konsep, serta dalamnya pemahaman mereka mengenai topik ceramah. Sementara kelompok kedua mendapat hasil tes yang buruk.
Kenapa demikian? Penggunaan laptop ditemukan lebih cenderung
membuat catatan yang lebih panjang dengan cara meng-copy paste konten tanpa kembali mikirkan ulang apa yang mereka
catat. Sehingga manfaat yang seharusnya mereka dapatkan malah tak berfaedah sama sekali, demikian laporan dari Association for Psychological Science (APS).
Dalam percobaan kedua, peneliti kemudian menguji para relawan
dengan topik ceramah yang sama. Tapi mereka tetap saja menemukan kalau para
penulis tangan jauh lebih berhasil dibanding yang mengetik di laptop. Dari
hasil tes itu, peneliti menemukan bahwa para pengetik cenderung hanya membuat
catatan verbatim (kata demi kata) yang diucapkan para penceramah. Sedangkan
para penulis tangan, lebih cenderung membuat catatan berdasarkan pemahaman
dengan bahasa mereka sendiri. Jadi, para peneliti menduga kalau mereka yang mengetik hanya punya pemahaman yang rendah.
Mereka lalu mengambil kesimpulan bahwa membuat catatan
dengan pena dan kertas, jauh lebih bermanfaat daripada mengetik dengan laptop. Selain
membuat tulisan menjadi lebih baik, penulis juga jauh lebih cerdas dan memiliki
memori jangka panjang yang lebih baik. Karena itulah, para peneliti sangat
menganjurkan belajar dengan metode menulis tangan daripada mengetik.
Fakta ini bikin penulis agak ngeri juga ya. Soalnya kebanyakan
dari kita pasti udah jarang nulis pake tangan. Meski begitu, kamu tetap bisa coba
kog menyeimbangkan kedua metode ini,
misalnya kalau buat pergi-pergi bawa aja catatan saku yang bisa dibawa kemana-mana.
Dipakai buat catatan harian, rangkuman saat teduh atau khotbah di gereja juga
bisa tuh pakai tulisan tangan, biar pengetahuannya makin lengket di otak.