Berkenaan soal uang, saya pribadi menemukan bahwa ada sejumlah hal yang perlu sama-sama kita pahami. Karena jika tidak maka kita akan tersesat dan salah dalam berperilaku. Berikut adalah 3 hal yang Alkitab tidak katakan tentang uang.
1. Allah Memberikan Kemakmuran
Injil Kemakmuran hadir dalam berbagai bentuk, namun pesannya kurang lebih sama yakni bahwa Tuhan menghargai ketaatan kita dan Dia pasti memberkati kita secara finansial. Jadi hiduplah di dalam Tuhan maka kekayaanmu pasti bertambah.
Dasar yang sering digunakan berkenaan Allah memberkati kita jika kita taat adalah pada Maleakhi 3. Ini tidak salah jika mengacu, tetapi kurang lengkap. Karena sesungguhnya Allah memberkati dalam setiap kondisi yang sedang kita alami. Bentuk berkatnya akan seperti apa, kita tidak tahu secara pasti.
2. Tuhan Cinta Kemiskinan
Kebalikan dari poin satu adalah kemiskinan dan ada juga hamba Tuhan yang memberitakan hal ini. Apabila kamu percaya kepada Kabar Baik yang dibawa oleh Tuhan maka kamu sudah seharusnya hidup miskin. Namun rasul Paulus dalam 1 Timotius 4:4 menyatakan, “Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,” dan di ayat lainnya menuliskan “memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.” (I Timotius 6:17). Apa artinya dua ayat ini? Artinya pada prinsipnya tidak ada yang salah dengan kekayaan yang kamu miliki. Menjadi keliru ketika kita justru berfoya-fota dengan hal tersebut.
3. Tuhan Senang dengan Orang yang Memberi dalam Jumlah Banyak
Sungguh luar biasa jika ada seseorang yang memberi persembahan kepada Tuhan dalam jumlah yang banyak. Orang-orang Kristen yang kaya melakukan hal itu.
Namun menurut Yesus, memberi akan menjadi luar biasa ketika seseorang justru memberi dalam kekurangannya. Saat seorang janda mempersembahkan dua peser ke kotak persembahan yang ada di bait Allah, Yesus justru memujinya (Markus 12:41-44). Bagi Yesus, kualitas persembahan tidak ada hubungannya dengan jumlah yang akan diberikan. Hal yang menjadi kaitan dalam memberi adalah proporsi dan hati saat kita memberi.
Kesalahan dalam berpikir
akan mengarahkan kita kepada kesalahan dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya,
jika benar dalam berpikir maka kehidupan yang akan kita jalani pun benar. Saat kita
menjalani kehidupan yang benar maka kita akan mendapati sukacita melalui
keuangan kita.