Franklin
Graham, penginjil dan pemimpin organisasi amal Kristen Purse Samaritan Internasional,
mengatakan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pelarangan
pengungsi dari tujuh negara, yaitu Irak, Iran,Sudan, Suriah, Lybia, Somalia dan Yaman, masuk
ke AS bukan isu yang ada dalam Alkitab. Dalam wawancara eksklusifnya bersama media
CBN pada Jumat, 27 Januari 2017 pekan lalu, Trump mengatakan dirinya akan melarang pengungsi masuk ke Amerika selama empat bulan ke depan.
Graham
mengatakan tak ada masalah dengan rencana Gedung Putih mencegah pengungsi yang
melarikan diri dari ancaman perang di Suriah. Larangan ini dinilai hanya sebagai
tindakan untuk melindungi negara dari bahaya, dan hal itu sama sekali ‘bukan isu Alkitab’.
“Ini bukan perintah
alkitabiah bagi negara untuk membiarkan semua orang datang. Kita ingin
mengasihi orang-orang, kita ingin bermurah hati kepada orang-orang, kita ingin memberi
perhatian, tapi kita punya negara, dan negara harus punya peraturan dan undang-undang
yang berkaitan dengan imigrasi dan saya pikir kita harus mengikuti hukum
tersebut. Karena bahaya yang saat ini kta lihat di dunia, kita perlu berhati-hati,” ucap Graham, seperti dilansir Christiandaily.com.
Graham menambahkan,
meskipun proses pemeriksaan pengungsi akan memakan banyak waktu, tapi hal ini perlu dilakukan untuk menjadi negara yang lebih baik.
Sayangnya, banyak
orang yang kemudian mempertanyakan nilai-nilai kebenaran yang disampaikan putra
penginjil besar Billy Graham ini. Karena pandangan itu dinilai mengacu pada
dukungan terhadap kebijakan Trump. Terlebih, karena kebijakan itu dinilai bertentangan
dengan tujuan organisasi Purse Samaritan yang dijalankannya untuk membantu orang-orang asing yang hidup dalam bahaya.
Seorang teman
Facebook Graham bernama Imran Khan membuat komentar terkait sikap dukungan terhadap
larangan pengungsi ini. Dia menulis, “Etika apa yang Anda ambil tentang situasi
ini? Bagaimana Kristus akan menangani situasi pengungsi Suriah? Dengan mengusir
mereka pergi karena dugaan teroris atau mengulurkan tangan-Nya yang penuh kasih
kepada mereka yang diusir dari negaranya? Apakah Dia mendukung mereka Kekristenan
Trump, selama Anda memilih menolak aborsi, Anda bisa menutup mata terhadap
penindasan pada perempuan dan anak-anak Muslim, menempatkan kecurigaan kepada
orang lain karena mereka berbeda agama dan mengusir mereka di saat mereka membutuhkan?”
Khan
menegaskan kalau orang Kristen yang mengesampingkan cinta dan empati terhadap sesama manusia bukanlah Kristen.
Seperti
diketahui, pernyataan Graham yang terkesan pro terhadap kebijakan Trump ini tidak
lain dipengaruhi oleh sikap dukungannya terhadap pemerintahan Trump. Hal ini
sudah tampak sejak pemilu dan ikut dalam kesempatan untuk membacakan Alkitab saat
acara pelantikan Donald Trump.
Meskipun Graham
menilai larangan tersebut tidak bertentangan dengan Alkitab, protes besar-besaran
terhadap pemberlakuan peraturan tersebut tetap saja terjadi. Banyak orang yang melakukan
protes di bandara-bandara AS pada 29 Januari 2017.