Kalian suka nggak ngamatin gimana sepasang suami istri itu tingkahnya kayak sahabat karib banget? Mereka biasanya suka berantem lucu, ketawa bareng, atau saling sukanya bertingkah aneh bareng. Jujur ya, tipe pasangan begini nih yang paling banyak orang demmen. Kalau kamu mau ndak punya hubungan persahabatan kayak begitu sama pasangan kamu sendiri walaupun kalian udah nikah loh. Mau dong ya pastinya?
Nah, buat kamu yang belum tahu kudu tahu. Kalau ternyata pasangan
menikah yang selalu membangun persahabatan di antara mereka ternyata bermanfaat besar
buat kelanggengan pernikahan loh. Di buku
Tom Rath berjudul ‘Vital Friends The People You Can’t Afford to Live Without’,
dia menulis bahwa sekitar 70 persen kepuasan pernikahan tercapai ketika pasangan
membangun persahabatan. Faktor persahabatan ini bahkan ditemukan jauh lebih
bermanfaat bagi kebahagiaan pernikahan dibanding faktor-faktor seperti keintiman fisik, pengasuhan, struktur, dan bahkan kehidupan seksual.
Seorang pakar keluarga Alyson Weasley dari Focuc On The Family
mengatakan, persahabatan harus dibangun lewat kejujuran, ketergantungan, kebersamaan
dan rasa saling menghormati. Persahabatan menjadi motivasi untuk membangun intensitas
dan kesatuan di tengah-tengah konflik, perbedaan dan kekurangan masing-masing. Persahabatan
yang kuat dan sehat akan menuntut sedikit dari pasangannya dan hal itu mengindikasikan adanya sikap saling menghargai di antara suami dan istri.
Apakah persahabatan berdampak buruk bagi hubungan?
Persahabatan dalam pernikahan akan berubah jadi masalah
kalau masing-masing pasangan dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi pasangannya hanya untuk menciptakan kesenangan dan keakraban bersama. Pernikahan tanpa dasar persahabatan yang kuat lebih mungkin gagal atau menghadapi kekacauan.
Sebaliknya, persahabatan dalam pernikahan bisa menciptakan
kesan yang menyenangkan bagi pasangan bila masing-masing mengekspos segala
hal soal dirinya dan tidak berniat untuk menyembunyikan rahasia dari
pasangannya. Hal ini dikatakan dalam 1 Korintus 13: 5-6, “Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri
sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.”
Kenapa persahabatan jadi fondasi yang penting dalam pernikahan?
Karena Tuhan merancang pernikahan untuk membangun
persahabatan. Kejadian 2: 24 menjelaskansoal cetak biru dari pernikahan yang
dirancang Tuhan. “Sebab itu seorang
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
Kata ‘menjadi satu daging’ di sini bukan berarti hanya hidup
di bawah satu atap yang sama saja sampai akhir hayat. Tapi suami istri harus menciptakan hubungan yang kuat dan berkembang sesuai dengan desain Allah.
Mungkin alasan yang paling kuat menjawab pertanyaan mengapa
persahabatan penting dalam pernikahan adalah karena Allah merancangnya untuk menjadi
sedemikian. Sebuah pernikahan tidak hanya bertujuan untuk menikmati persahabatan
secara fisik, atau untuk kesenangan saja. Tetapi lebih dari itu, untuk
membangun hubungan yang tulus dengan seseorang yang akan bermitra denganmu dan bersama-sama menghadapi pasang surut kehidupan.
Apakah persahabatan sejati ada dalam pernikahan? Jawabannya
tentu saja ya karena persahabatan sejati itu bisa terjadi kalau didasarkan dengan
kasih Tuhan. Bagi pasangan suami istri yang mengasihi dan mengenal Tuhan,
kemungkinan hal bisa mereka alami. Karena kasih Tuhan berdiam di dalam hati
mereka, hanya saja mereka akan terus mengalami proses pembaharuan akal budi
(Roma 12: 2). Inilah alasannya kenapa pernikahan perlu dijalin di antara sesama
anak Tuhan, bukan dengan dia yang belum menerima Tuhan dalam hidupnya.
Kasih Tuhan yang tidak egois menuntut kita untuk belajar
memusatkan perhatian kepada orang lain, terutama orang-orang terdekat yang kita
kasihi. Salah satunya pasangan kita. Jadi dari sekarang, buat kamu yang merasa masih
agak-agak enggan atau canggung dengan pasangan bisa mulai cari cara supaya kamu
dan dia bisa semakin erat kayak prangko!