Radikalisme Dinilai Sebagai Virus yang Membahayakan untuk Indonesia
Sumber: Istimewa

Nasional / 9 January 2017

Kalangan Sendiri

Radikalisme Dinilai Sebagai Virus yang Membahayakan untuk Indonesia

daniel.tanamal Official Writer
2991


Direktur Eksekutif Student Peace Institute (SPI) Doddy Abdallah menilai bahwa saat ini radikalisme adalah virus yang mengancam dan bahkan bisa mematikan bagi Indonesia. Dia melihat virus itu kini telah menyebar kedalam perilaku warga negara, dimulai pada kelompok usia dini seperti pelajar dan mahasiswa

“Doktrin radikalisme sudah ada pada usia-usia dini khusunya dikalangan pelajar dan mahasiswa. Radikalisme itu virus yang membahayakan. Kami telah melakukan aksi-aksi konkrit seperti sosialisasi terhadap pelajar, agar mereka memahami secara baik makna dan nilai dari kebhinekaan itu sendiri,” katanya dalam diskusi kebangsaan bertajuk ‘Mengawal Kebhinekaan Indonesia Dari Ancaman Radikalisme’ yang dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) di Jakarta Pusat, Senin (9/01/2016).

Dalam diskusi yang juga diikuti oleh beberapa narasumber seperti Ketua Umum PP PMKRI Angelius Wake Kako Koordinator Rumah Pelita Slamet Abidin, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dan  Pakar Perbandingan Agama Dr. Media Zainun Bahri, dibahas begitu banyak dan mendasar mengenai akar terjadinya radikalisme yang hingga saat ini terus menyebar dan menyebabkan beberapa kasus-kasus antar-agama yang terjadi didalam masyarakat.

Ketum PMKRI, Angelius Wake Kako yang beberapa pekan lalu sempat melaporkan Ketua FPI Habib Rizieq atas dugaan penistaan agama, menyatakan bahwa fakta bangsa Indonesia adalah berdiri dengan keberagaman perbedaan yang sangat besar, namun hal itu justru menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Kekuatan itulah yang dia nilai akan membuat Indonesia menjadi satu.

“Perbedaan itu sudah ada dari awal terbentuknya negara Indonesia. Hal tersebut telah terakumulasi dalam Pancasila yang menjadi pijakan hidup bernegara kita. Telah menjadi tugas bersama seluruh warga negara untuk mengkawal kebhinekaan dari ancaman radikalisme yang ingin memecah belah persatuan Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu Komisoner Komnas HAM Natalius Pigai menyatakan bahwa pemerintah justru adalah pihak yang bertanggung jawab dalam setiap persoalan yang terjadi di Indonesia termasuk radikalisme. Untuk itu dirinya mendesak agar pemerintah hadir secara nyata, melalui pembuatan kebijakan dan regulasi yang jelas dan adil untuk melindungi hak asasi warga negaranya.

Halaman :
1

Ikuti Kami