3 Prinsip Merencanakan Keuangan dengan Cara Allah

Finance / 4 January 2017

Kalangan Sendiri

3 Prinsip Merencanakan Keuangan dengan Cara Allah

Budhi Marpaung Official Writer
3531
Mengawali tahun yang baru adalah saat yang tepat untuk membuat perencanaan dalam segala bidang. Seperti yang Alkitab nyatakan bahwa orang bijaksana berpikir dahulu sebelum bertindak (Amsal 13:16, BIS). Memegang pandangan hidup “mengalir kemana arus membawa” tidak akan membawa Anda kemana-mana. Terobosan demi terobosan yang orang lain Anda alami, justru tidak akan Anda alami. Kalaupun Anda mengalaminya, itu hanya sedikit sekali.

Bersyukur kepada Tuhan bahwa di dalam-Nya ada semua yang kita butuhkan termasuk mengenai bagaimana merencanakan seperti yang Ia kehendaki.

Berikut ini adalah 3 prinsip merencanakan keuangan dengan caranya Allah.

1. Anda harus membuat lebih banyak atau menghabiskan lebih sedikit: Ini benar-benar adalah hal yang sederhana. Sangat penting untuk memulai dengan anggaran yang memperhitungkan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Selanjutnya, mulai hilangkan utang pada setiap kartu kredit dan pinjaman-pinjaman keuangan yang pernah Anda buat. Terakhir, pada titik tertentu Anda harus berkomitmen untuk tidak berhutang saat berbelanja apa pun. Untuk bisa mewujudkan, dibutuhkan kontrol diri. Galatia 5:2-3 mengatakan pengendalian diri adalah salah satu buah Roh. Mintalah Tuhan untuk menumbuhkan buah ini di dalam diri Anda karena pastinya buah tersebut membantu Anda di sepanjang perjalanan Anda menuju kebebasan finansial yang nyata.

2. Anda harus memahami bahwa disiplin adalah sangat penting: Mengingat urgensi akan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal dan kesehatan, cobalah memulai “aturan tiga hari". Daftarkan apa-apa yang Anda perlu beli selama tiga hari ke depan. Sisihkan waktu setiap hari meminta Tuhan untuk memberikan hikmat atas keputusan-keputusan keuangan Anda. Alkitab mengatakan, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Setelah tiga hari Anda harus memiliki kejelasan dan damai sejahtera apakah tetap bergerak maju dengan item-item itu nantinya secara rutin ataukah harus meninggalkannya.

3. Anda harus mengubah cara memandang uang: Kita semua memiliki hubungan dengan uang dan bagi banyak dari kita- hal itu tidaklah sehat. Keuangan menjadi berhala ketika kita melihat kepada mereka untuk apa yang sebenarnya hanya Allah yang sediakan. Kehidupan tidaklah selalu tentang uang, namun terlalu sering kita membuat semuanya tentang uang dengan memungkinkan itu untuk menentukan identitas kita, menjadi sumber keamanan kita, dan menganggap itu begitu penting sehingga sampai menguasai pernikahan dan rumah kita. Uang menjadi tuhan palsu saat kita menemukan diri kita menyembahnya. Kebenarannya bahwa semua tuhan palsu pasti menyebabkan kejatuhan. Yesus membuat tentang ini menjadi jelas saat Ia menunjukkan bahwa uang adalah kompetitor Allah di hati kita. Masalahnya bukanlah uang itu sendiri, melainkan rasa cinta akan uang. Ketika kita berhadapan segala yang berurusan dengan uang, apakah kita benar-benar memercayai Tuhan dengan segenap hati? Karena tempat kita menaruh uang mengungkapkan dimanakah kita menaruh kepercayaan kita. Roma 12:2 mengatakan "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Ketika kita mulai menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah maka kita memiliki kekuatan mengubah kebiasaan dan pandangan terhadap uang yang dunia ini ajarkan.

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami