Ketika Cathleen
Lewis, seorang mantan model dan pekerja keuangan, mengetahui bahwa bayinya yang
baru lahir Rex Lewis-Clack memiliki kista di otaknya, dia begitu kaget bukan
kepalang. Meski dokter berhasil membersihkan kista tersebut, enam bulan
kemudian Lewis harus menerima kenyataan bahwa anaknya buta. Dua tahun kemudian, Rex kembali didiagnosa autis dan kista di bagian otak kembali tumbuh.
Bayi kecil Rex bahkan
begitu paranoid dengan suara dan sentuhan. Dia bahkan akan merasa histeris
ketika mendengar hujan atau telepon berdering. Ia menolak untuk menyentuh benda
apapun, bahkan makanannya. Kecuali seseorang menyuapkan bubur ke bagian mulutnya, dia akan makan sedikit saja.
Dengan kondisi
anaknya yang membutuhkan dukungan dan bantuan, Lewis selalu ada disamping Rex.
Dia mengurus Rex sendirian dengan sedikit bantuan dari suaminya yang juga
tengah mempertimbangkan bercerai dengan Lewis. Persoalan perceraian membuat
masalah hidup mereka semakin menegangkan. Dia berpikir bahwa hanya dialah satu-satunya yang dimiliki Rex malang tersebut.
Di tengah keterpurukan
hidupnya, Lewis mulai mempertanyakan tentang masalah yang dia hadapi kepada
Tuhan dan mulai menghadiri ibadah gereja untuk pertama kalinya. Segera setelah mendengar injil dari kakaknya, Lewis akhirnya menjadi orang percaya.
Seiring
berjalannya waktu, Rex tumbuh menjadi bocah yang menemukan bakat alaminya di
bidang musik berkat keyboard kecil yang dihadiahkan oleh ayahnya. Bakat ini
muncul sejak Rex berusia dua tahun. Dia sanggup berdiri selama berjam-jam, menekan-nekan
not keyboard. Lewis bahkan begitu terkejut ketika mendapati suara not dan kunci
yang ditekan Rex sama sekali tidak menimbulkan kecemasan apapun. Namun, not-not
itu telah berubah menjadi melodi dari Mozart, Chopin dan Wagner. Setelah
beberapa tahun kemudian, Rex diakui oleh banyak orang dengan bakat bermusiknya yang mumpuni. Rex bahkan dijuluki dengan gelar cendikiawan/ahli musik.
“Lagu pertama
yang pernah didengar dan dimainkan kembali adalah ‘Ode To Joy’, lagu yang begitu simbolik,” ucap Lewis.
Berdasarkan
biografinya, Rex sudah banyak diangkat menjadi subjek dalam sejumlah dokumenter,
termasuk seri populer Britania seperti Extraordinary People ; dokumenter Swedia
‘Another Kind of Genius’ dan ‘Musical Savants’ yang ditayangkan di stasiun televisi
The Discovery Health. Saat Rex berusia 8 tahun, program televisi 60 Minutes juga mengangkat kisahnya yang diikuti dengan sekuelnya dua tahun kemudian.
Pada tahun 2008
silam, Lewis tergerak untuk membagikan kisah Rex kepada semua orang. Dia
berhasil mencetak buku pertamanya berjudul Rex:
A Mother, Her Autistic Children and the Music that Transformed Their Lives. Di
dalam buku inilah Lewis mengisahkan tentang perjuangannya membesarkan Rex seorang diri dan menemukan bakat besar yang dimiliki putranya itu.
Bagi Rex, piano
adalah media satu-satunya yang digunakan untuk berkomunikasi dan membangun
hubungan sosialnya dengan orang-orang di sekitarnya. “Musik berbicara soal
komunikasi dan bagi saya itu adalah bentuk akhir dari komunikasi. Di dunianya
yang kacau, tempat dimana dia tinggal, ia menemukan ketentraman dan sesuatu
yang terasa masuk akal,” ucap Rasmussen, guru vokal pribadi Rex.
Perjalanan hidup
Rex menjadi salah satu kisah yang begitu menarik karena dipenuhi pula dengan proses
perjuangan Cathleen Lewis seorang diri dalam merawat Rex.