Eksanto Linus: Bandit Buta yang Gila Hormat
Sumber: Jawaban.com

Family / 17 November 2016

Kalangan Sendiri

Eksanto Linus: Bandit Buta yang Gila Hormat

Lori Official Writer
13402

Berawal dari sebuah pengeroyokan sekelompok bandit, Eksanto Linus akhirnya mengalami kebutaan permanen. Pukul-pukulan keras yang mengenai bagian matanya diketahui telah merusak bagian saraf-saraf pengelihatannya. Kendati pun sudah menjadi buta, pria yang akrab disapa Eksan ini tetap saja tak ingin diremehkan. Ia adalah pribadi yang tak ingin dikasihani siapapun.

“Saya memang sebagai laki-laki, saya itu tidak senang kalau ada orang yang menangisi saya, apalagi ada orang yang berkata ingin membawa saya keluar dari masalah saya. Walaupun dengan kondisi saya yang sudah separah itu, saya harus tetap dianggap bagus dan hebat,” demikian Eksanto menuturkan pengalamannya.

Ia mencoba untuk menjalani hidup seperti sedia kalanya. Namun, ia malah menjadi korban hinaan, ejekan dan penipuan teman-temannya. Kondisi itu semakin membuat dia terpuruk, harapan seolah sirna bagi orang buta sepertinya.

Satu-satunya hal yang bisa dibanggakan oleh Eksan adalah keahliannya bermain gitar. Ajakan untuk bermain di panggung band bersama teman-teman sesama penyuka musik pun sseakan menaikkan pamornya kembali. Ada kebanggaan pribadi yang timbul berkat sanjungan orang-orang akan bakat bermain gitarnya.

“Komunitas anak muda itu sangat menyenangi gitar saya, sehingga mereka support dengan saya sehingga saya dapat juara favorite”.

Tak ada yang abadi. Kebanggaan dan hormat akan sirna juga. Kebutaan tetap saja menghempaskannya ke titik terendah kehidupan, dihina, direndahkan dan dipermalukan. Itulah yang kerap diterima Eksanto. Pengharapan seolah telah sirna, tak lagi ada kebanggan yang patut dipertahankannya dan bunuh diri adalah jalan satu-satunya untuk mengakhiri penderitaan.

“Saya merasa apa yang saya lakukan waktu itu sudah tidak ada harganya. Jadi saya berusaha mengakhiri itu semua dengan cara saya mengakhiri hidup,” pungkasnya.  

Sialnya, aksi Eksanto untuk bunuh diri dengan menggunakan arus listrik gagal total! Ia masih tetap hidup. Bukan berarti ia mensyukuri kesempatan hidup yang kedua kali itu dengan percaya kepada Tuhan. Sebaliknya, Eksanto semakin merusak hidupnya menjadi seorang bandit yang hidup tanpa manfaat.

Pengharapan hidup yang sudah lama hilang dari kehidupannya seolah tumbuh menjadi sebuah tunas yang muncul dari sebiji benih yang mati. Rencananya untuk berkunjung ke rumah teman yang sakit justru menjadi rencana Tuhan bagi Eksanto agar hatinya dibukakan mengalami pemulihan.

“Waktu itu saya dengan teman pergi ke rumah teman saya yang sakit ini. Dan saya masuk ke dalam, eh ternyata di dalam rumah itu sedang ada ibadah”.

Siapa sangka, Eksanto mau berbagi tentang perasaannya kepada orang yang ia tidak kenal. Ia mengaku tak lagi berguna dan hanya seorang pria yang tak lebih dari seorang buta yang hidup dalam kesia-siaan. ‘Kamu bisa tahu potensi kamu, yang kamu bisa asah’. Kalimat yang menyadarkan Eksanto bahwa hidup masih belum berakhir hanya karena kondisi yang ia alami. “Ternyata masih ada harapan, ada sesuatu yang bisa membuat saya bangkit kmebali,” tandasnya.

Bakat bermusiknya pun terus dikembangkan Eksanto. Tak perlu mata untuk memainkannya, tetapi hanya perlu perasaan yang tulus untuk menciptakan setiap nada-nadanya. Ya, Eksanto membangun kembali puing-puing harapan yang sudah hilang itu dengan hidup yang berguna bagi orang lain.

“Waktu itulah saya memutuskan untuk saya tidak lagi menjalani hidup saya yang lama. Seperti saya mudah membenci, kecewa dan sebagainya. Tidak mudah putus asa. Saya selalu mengharapkan penghargaan dari orang dan saya sekarang ingin menerima sesuatu yang baik dari Tuhan”.

Saat ini, Eksanto menjadi pengajar musik bagi anak-anak muda di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Ia juga menjadi inspirasi yang patut dicontoh bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya dan menjadi berguna bagi orang lain. Ia percaya bahwa Tuhan selalu menyertai kehidupannya sampai kapan pun. Karena Tuhan itu baik dan akan selalu baik.

Sumber : Eksanto Linus
Halaman :
1

Ikuti Kami