Banyak
orangtua di Mesir mengeluhkan anak-anak mereka memilih absen karena perlakuan guru dan teman-temannya.
Usut punya usut,
nyatanya sekolah di seluruh Mesir menerapkan peraturan ketat terkait peraturan sekolah.
Sekolah mewajibkan semua anak didik, baik Muslim dam Kristen, mengenakan jilbab dan belajar kitab suci Islam.
Siswi Muslim
yang menolak mengenakan jilbab bahkan akan dikeluarkan dari sekolah atau dijatuhi
hukuman berdiri sendirian di halaman sekolah. Seperti yang terjadi kepada
Rahman Salem (12) dimana dia diminta meninggalkan pelajaran dan dilarang mengikuti aktivitas belajar di sekolahnya di Delta, Mesir bagian Utara.
Bulan lalu,
sekolah di provinsi Sharqia juga dikabarkan menerapkan aturan serupa kepada anak
didiknya. Setiap siswi perempuan wajib mengenakan jilbab dan membaca kitab suci
Muslim. Aturan ini tentu saja masih terbilang baru, karena aturan sebelumnya masih memberi anak didik kebebasan untuk mengikuti pelajaran sesuai dengan keyakinannya.
“Ketika anak
saya mengatakan kepada guru bahwa teks-teks tambahan bukan bagian dari kurikulum Arab, dia dihukum berat oleh gurunya,” ucap ayah salah seorang siswi.
Sementara di
sekolah lain, anak didik yang tidak mematuhi peraturan ini dijatuhi hukuman cambuk atau kakinya dipukuli dengan rotan.
Christian Kyrellos
Shafiq (9), diberi nilai nol untuk pekerjaan rumahnya karena tulisan tangannya dinilai
sangat buruk. “Guru mengajak siswa lain mengejek anak saya dengan memberinya pukulan,
dipukul dengan rotan di kakinya yang telanjang,” ucap ayah Christian.
Kendati
aturan sekolah ini diterapkan kepada semua siswa di sekolah Mesir, namun banyak
orangtua yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk diskriminasi terhadap siswa
minoritas di sekolah.