Pasangan suami
istri Nick dan Brooklyn Schnarr mengaku patah hati setelah dokter memvonis bayi
laki-laki mereka Charlie tak akan bertahan hidup dalam waktu yang lama. Ia sebelumnya
menderita penyakit penumpukan cairan di otak dan sekitar 90% tak lagi punya harapan hidup.
Namun
pasangan ini seolah tak mau menyerah. Mereka akhirnya terus membawa Charlie dalam doa, hingga mujizat terjadi. Bayi Charlie selamat.
Awal Charlie Didiagnosa
Saat masih
mengandung lima bulan, dokter mendiagnosa janin Brooklyn terserang penyakit hidrosefalus
(radang otak, red) parah. Penyakit ini disebut dengan penumpukan cairan di tengkorak kepala bayi dan secara medis belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya.
“Sangat ekstrim,
bahwa spesialis berhenti mengukur dan memonitor tingkat cairan di otaknya
karena, pada saat itu, hal itu tidak begitu bermasalah. Hasil MRI sangat
memuakkan. Kami diberitahukan, bahwa ada lebih dari 90% kemungkinan bayi ini
akan mati setelah kelahirannya atau kemungkinan mengalami gangguan kognitif yang parah dimana kualitas hidupnya yang akan sangat sulit dibayangkan,” terang Nick.
Setelah
menerima kabar buruk tersebut, pasangan ini tak berputus asa. Dengan hati yang penuh
penyerahan, Nick dan Brooklyn menggantungkan kondisi bayi mereka kepada Tuhan. Untuk
memastikan kondisi kesehatan janin yang dikandungnya, Brooklyn memilih menginap
di hotel yang terletak berdekatan dengan rumah sakit. Sehingga dia bisa melakukan pemeriksaan dengan efektif.
Tuhan menjawab doa Nick dan Brooklyn
Saat mendekati
masa kelahiran, dokter mempersiapkan operasi Caesar dan mengambil beberapa
pilihan untuk menjamin kelahiran bayi tersebut berhasil. Setelah dikeluarkan
dari rahim, Charlie tak mengeluarkan suara atau nafas. Dokter segera memasang tabung
pernapasan untuk membantu Charlie kecil bisa bernapas. Beberapa waktu berlalu, bayi
Charlie belum menunjukkan gerakan apa-apa. Seolah dipenuhi rasa putus asa, dokter
bahkan menganjurkan agar Nick dan Brooklyn mengambil keputusan untuk mencabut selang pernapasan agar Charlie bisa beristirahat dengan tenang.
Namun tanpa
disangka-sangka, Tuhan membuktikan rencana-Nya yang indah. Di menit ke 15, bayi
Charlie menangis. “Coba tebak? Bayinya menangis, suara yang paling manis yang pernah saya dengar,” ucap Nick.
Bayi Charlie
lahir dengan sangat sehat kecuali kondisi pembengkakan ventrikel ringan yang bisa diobati dengan pemeriksaan.
Semua
dokter dan perawat takjub. Otak Charlie yang didiagnosa mengalami pembengkakan seolah-olah
sembuh secara ajaib. Dokter bahkan tidak punya penjelasan medis untuk mengungkapkan keajaiban yang mereka lihat.
Nick percaya
bahwa kesembuhan ajaib yang dialami putra kecilnya itu adalah campur tangan dari
Tuhan. Dia tahu bahwa doa-doa yang dipanjatkan oleh keluarga, rekan-rekan dan banyak orang untuk bayi mereka benar-benar berkuasa.
“Saya orang
praktis yang tentu saja percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
tapi saya benar-benar tahu, di dalam lubuk hati saya, Tuhan terlibat dalam hal
ini. Saya menyerahkan semua kredit dan kemuliaan kepada-Nya,” ungkap Nick dengan penuh keharuan.
Dia tak
hentinya mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah mengirimkan doa-doanya untuk kesembuhan sempurna yang dialami Charlie.
Jelas
sekali bahwa Tuhan punya tujuan besar bagi hidup Charlie. Kita melayani Tuhan yang dahsyat, dan tak ada yang terlalu besar bagi-Nya!
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” (Amsal 19 : 21)
Sumber : Godvine.com/ls