Wahyu Umum : Sifat Budaya dan Sifat Agama
Sumber: Gelorafirman.org

Kata Alkitab / 24 October 2016

Kalangan Sendiri

Wahyu Umum : Sifat Budaya dan Sifat Agama

Florida Siregar Contributor
7319

Allah adalah Pencipta manusia yang adalah gambar dan rupa-Nya. Sebagai gambar dan rupa Allah  manusia memiliki sifat dasar yaitu sifat agama dan sifat budaya. Begitu manusia lahir,  manusia sudah memiliki sifat agama dan sifat udaya. Allah adalah sumber utama dari sifat budaya dan sifat agama manusia. Sifat budaya dan sifat agama membuat manusia tidak bisa tidak memikirkan tentang keberadaan – keberadaan penting, seperti keberadaan Allah dan hubungan langsung antara manusia dengan-Nya.

Agama dan budaya memiliki topik dan wilayah pemikiran yang sama, tapi apakah agama itu budaya dan budaya itu agama? Bolehkah kita memperlakukan kebudayaan sebagai agama atau memperlakukan agama sebagai kebudayaan? Bolehkah kita mengbudayakan agama dan mengagamakan budaya? Siapakah yang menetapkan jaminan dari sifat agama? Siapakah yang menetapkan nilai dari sifat budaya?

Penetapan nilai dari sifat agama dan sifat budaya tidaklah berasal dari dalam diri manuisa, karena manusia adalah relatif, tidak mempunyai kuasa dan kemampuan untuk memberikan penetapan yang mutlak. Penetapan ini hanya dapat dilakukan oleh Allah. Kedaulatan dan wahyu Allah menjadi dasar dari penetapan.

Ada dua wahyu Allah yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum berkaitan dengan alam. Wahyu khusus berkaitan dengan keselamatan. Pada saat wahyu umum diberikan, manusia memberikan respon, karena manusia adalah satu – satunya mahluk yang dapat memberikan respon kepada Allah. Respon manusia terhadap Allah akan timbul dari dua segi :

1        Respon eksternal (lahiriah) yakni timbulnya aktivitas budaya.

2        Respon internal (batiniah) yaitu timbulnya aktivitas agama.

Maka dapat kita simpulkan bahwa budaya dan agama merupakan respon dasar manusia terhadap wahyu Allah. Agama merupakan satu perasaan yang bersifat internal sedangkan budaya merupakan ekspresi eksternal. Pusat dari kebudayaan dan agama adalah hikmat Allah sendiri. Tak kalah manusia dapat menyatakan dan mengenal  hikmat Allah, barulah kebudayaan dan agama mencapai nilai dan makna sesungguhnya.


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Halaman :
1

Ikuti Kami