Saat
mendengar istilah ‘kecemasan’ akan muncul image
negatif tentang hal itu. Padahal sesungguhnya, kecemasan bukanlah hal yang seluruhnya
buruk. Karena kecemasan juga memungkinkan seseorang dapat mengantisipasi ancaman. Dalam dosis yang tepat, kecemasan juga bisa menjadi sangat bermanfaat.
Namun, kecemasan
yang menjadi berlebihan tentunya tidak lagi dianggap rasional dan bisa jadi menimbulkan
dampak tekanan emosional yang tinggi. Akibatnya, kualitas hidup seseorang menjadi
menurun. Kecemasan berlebihan biasanya muncul dalam bentuk perilaku negatif ataupun
gangguan kondisi fisik dan mental. Inilah yang disebut sebagai gangguan kecemasan.
Remaja yang
mengalami gangguan ini biasanya akan diserang kekhawatiran dan keraguan secara terus
menerus. Misalnya, selalu khawatir jantungnya akan berhenti berdenyut saat
tidur, sehingga ia tidak dapat tidur dengan baik. Ada juga remaja yang selalu menghindari
berbicara di depan umum, termasuk berbicara di depan kelas sebagai bagian dari tugas
akademik, karena ia sangat khawatir melakukan kesalahan. Akibatnya, nilai akademinya tidak dapat optimal.
Pada umumnya,
gangguan kecemasan yang rentan diderita anak remaja adalah gangguan kecemasan sosial
(society anxiety disorder). Remaja yang
mengalami gangguan kecemasan sosial atau dikenal dengan istilah fobia sosial biasanya
memiliki ketakutan yang besar ketika harus menghadapi orang yang tidak terlalu dikenal atau merasa ada kemungkinan akan mendapat penilaian dari orang lain.
Jenis gangguan
kecemasan lain adalah gangguan kecemasan umum dan kelainan obsesif kompulsif. Remaja
yang mengalami gangguan kekhawatiran umum biasanya memiliki kekhawatiran terhadap
suatu peristiwa atau situasi spesifik, misalnya berbicara di depan umum. Bentuk
lain dari kecemasan umum ialah kekhawatiran yang terus menerus, namun tidak tertuju pada sesuatu yang spesifik, sehingga remaja tersebut selalu merasa tegang.
Sementara gangguan
obsesig kompulsif biasanya muncul pada remaja dalam bentuk keberadaan kompulsi atau
obsesi yang tidak dapat dikontrol dengan baik. Obsesi yang dimaksud adalah
pikiran yang terus-menerus muncul yang menggangu dan menimbulkan kecemasan. Sedangkan
yang dimaksud dengan kompulsi adalah berbagai tindakan yang dinilai perlu dilakukan sebagai respon terhadap suatu obsesi.
Satu hal
yang perlu disadari adalah gangguan kecemasan umumnya lebih sering muncul pada anak
remaja putri dibandingkan remaja putra. Banyak ilmuwan menduga hal tersebut
terjadi karena pengaruh hormone seksual estrogen pada remaja putri. Hormon tersebut
memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan zat kimia serotonin yang
terdapat di dalam otak, yang terkait dengan munculnya kecemasan.
Sebagai orangtua,
ada baiknya memperlengkapi diri dengan pengetahuan yang lebih luas tentang gangguan
kecemasan ini. Sehingga Anda bisa mendeteksi gejala-gejala yang bisa saja
muncul dari tingkah laku anak remaja Anda. Jika anak remaja Anda bahkan menunjukkan
gejala-gejala kecemasan seperti di atas, segeralah mencari bantuan dari pihak medis
atau psikolog terpercaya.