Sekitar 2500 pemuda
Katolik Indonesia hadir meramaikan perayaan ari Pemuda Indonesia (Indonesian
Youth Day (IYD)) di Gedung Keuskupan Manado, Sulawesi Utara pada 1-6 Oktober 2016.
Sekitar 2500 pemuda dari 37 keuskupan di tanah air serta dari Keuskupan Agung kota Kinabalu ambil bagian dalam perayaan itu.
Acara IYD yang
mengusung tema ‘The Joy of Gospel Amidst Indonesia’s Plural Society” (Sukacita Injil
di Tengah Pluralisme Masyarakat Indonesia, red) ini dihadiri oleh Dubes Vatikan
untuk Indonesia, Guido Filipazzi, 37 uskup se-Indonesia, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, dan Kapolda Sulut Irjen Pol Wilmar Marpaung.
Adapun tujuan
dari penyelenggaraan acara ini, kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey adalah untuk
memperdalam iman anak muda Katolik kepada Tuhan Yesus Kristus. “Indonesian Youth
Day sadalah wahana OMK (orang muda Katolik, red)
untuk memperdalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Di samping itu juga IYD menjadi
wadah strategis orang muda untuk saling meneguhkan dan saling menginstropeksi karya
pelayanan guna peningkatan karya dan kerja pelayanan pada masa yang akan datang,” ucap Dolly.
IYD diisi dengan
beberapa rangkaian acara yang menantang peserta muda. Salah satu diantaranya adalah
program belajar tentang pluralisme. Selama beberapa hari, peserta akan
menghabiskan waktu untuk tinggal bersama dengan keluarga Katolik maupun non-Katolik sebagai praktik nyata dari kerukunan beragama.
“Kami mendorong mereka sebagai agen perubahan untuk berkontribusi dalam menjaga prinsip-prinsip
negara, yaitu kesatuan. Meskipun berbeda agama, ras dan budaya,” kata Uskup Pius
Riana Pribadi, Ketua Komisi Kepemudaan di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Sementara juru
bicara IY, Romo Rheinner Saneba mengatakan bahwa tujuan dari program ini adalah
agar anak muda bisa belajar mempertahankan semnagat toleransi di Indonesia. Sebagaimana
diketahui, Sulawesi adalah kota dengan penduduk mayoritas Protestan, dan praktik ini sangat baik untuk dilakukan.
“Kami berharap
mereka bisa belajar bagaimana orang dari agama berbeda dapat saling menghormati satu sama lain dan menciptakan keharmonisan,” ucap Romo Rheinner.
Hal ini baik
sekali dilakukan mengingat Indonesia masih merupakan negara yang menghadapi masalah
toleransi beragama. Diantaranya masih maraknya praktik penggusuran rumah ibadah
dan kekerasan atas nama agama. Untuk itu, umat Katolik merasakan kekhawatiran yang mendalam terkait kondisi kehidupan antarumat beragama ini.
“Gereja memiliki
pemuda yang beriman besar yang bisa secara aktif mengatasi intoleransi. Mereka diharapkan
menjadi pelopor perdamaian, tidak hanya di kalangan internal gereja, tetapi
dalam kaitannya dengan agama-agama lain,” terangnya.
Sementara Ketua
Umum Panitia IYD Pastor Jhon Montalalu mengatakan, IYD terinspirasi dari
gerakan bersama Gereja Katolik melalui OMK sedunia. Sejak beberapa tahun yang
lalu, mulai dikumpulkan OMK sedunia untuk menghayati dan menghidupi injil sebagai
warta sukacita.