Menjelang pemilihan
umum (Pemilu) Amerika Serikat, pemimpin gereja Katolik Paus Fransiskus mengingatkan
umat Katolik di AS untuk memilih salah satu dari dua calon Presiden yang ada dengan bijak.
Paus menyarankan
agar para pemilih terlebih dahulu mengenal calon secara mendalam, mendoakannya dan memastikan untuk memilih sesuai dengan hati nurani mereka.
“Saya hanya
akan mengatakan: Pelajari proposalnya dengan baik, doakan dan pilih sesuai hati
nurani,” kata Paus dalam wawancara saat dalam perjalanan pulang dari Georgia dan Azerbaijan pada Minggu (2/10).
Meskipun
paus tampak tidak menetapkan pilihan kepada salah satu kandidat presiden, namun
wartawan mencoba melontarkan pertanyaan terkait rencana pelegalan aborsi oleh Hillary
Clinton dan pernyataan Donald Trump tentang sikapnya terhadap imigran dan agama minoritas.
“Selama kampanye,
saya tidak pernah melontarkan sepatah katapun. Orang-orang punya kedaulatan,” kata Paus.
Tapi di
sisi lain, Paus mengatakan bahwa Amerika merupakan salah satu negara yang sudah
sangat dipolitisir. Mereka telah kehilangan budaya politik yang sejati. “Ketika
di suatu negara yang memiliki dua, tiga atau empat kandidat yang tidak memuaskan
semua orang, itu artinya bahwa mungkin kehidupan politik negara itu sudah terlalu dipolitisir dan tak lagi memiliki budaya politik,” terangnya.
Paus mengkritik
orang-orang yang masuk dalam partai politik justru tidak betul-betul memiliki cukup pengalaman tentang dasar-dasar berpolitik dan tentang visi misinya.
Sementara di
bulan Februasi silam, ketika kembali dari Meksiko, Paus menjawab pertanyaan soal
pernyataan Trump untuk mendeportasi para pengungsi gelap Meksiko. Dia bahkan menyebut
pengusaha kaya raya Amerika itu ‘bukankah Kristen’.
Atmosfir keriuhan
pemilihan umum (Pemilu) Amerika Serikat sudah semakin memanas. Kampanye dua calon
presiden AS tersebut masih terus berjalan dan semakin memecah suara warga AS menjadi
dua kubu. Kendati banyak pula diantaranya yang masih merasa gamang dengan sosok
kedua kandidat.